Cari

Maluku, Kota Ambon

BI Maluku Siapkan Rp 1,38 Triliun Penuhi Kebutuhan Masyarakat 

Foto: Pixabay


Schoolmedia News, Ambon - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku menyiapkan dana sedikitnya Rp 1,38 triliun untuk mendukung perekonomian di wilayah itu selama periode Ramadan 1441 Hijriyah hingga perayaan Idul Fitri nanti.

"Kebutuhan ini meningkat sekitar 30 persen dibanding periode yang sama tahun 2019," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Maluku Noviarsano Manullang dalam rilis pers yang diterima Antara di Ambon, Senin, 11 Mei 2020. 

Bila dibandingkan dengan perkiraan kebutuhan uang secara nasional pada periode Ramadan – Idul Fitri 1441 H maka kebutuhan uang di Provinsi Maluku hanya mencapai 1 persen.

Menurutnya, kebutuhan uang ini masih akan dipengaruhi oleh Kebijakan Pemerintah pada masa pandemi Covid-19, antara lain: Hari libur Idul Fitri 1441 H diatur ulang menjadi akhir tahun 2020, sehingga jumlah hari libur dari semula 12 hari menjadi 5 hari.

 

Baca juga: Diananda Choirunisa Latihan Panah Pakai karet di Rumah Selama Pandemi

 

Selain itu, Himbauan Pemerintah untuk tidak melakukan mudik pada hari Raya Idul Fitri tahun ini; Percepatan dan penambahan jumlah serta jenis penyaluran Bansos; THR hanya diberikan kepada ASN serta anggota TNI dan Polri golongan 3 ke bawah serta kemungkinan mayoritas pekerja swasta tidak menerima THR.

"Apabila dilihat dari jenisnya maka kebutuhan uang tersebut didominasi oleh uang kertas yang mencapai 80 persen sedangkan uang logam hanya 20 persen," ujar Noviarsano.

Kondisi tersebut sejalan dengan kebutuhan Nasional yang lebih dari 99 persen merupakan uang kertas.

Maraknya pembukaan gerai minimarket nasional (Indomaret dan Alfamaret/Alfamidi), kata Noviarsano, diperkirakan menjadi pendorong meningkatnya kebutuhan Uang Pecahan Kecil, termasuk uang logam.

Sementara apabila dilihat dari pecahannya maka 75 persen kebutuhan uang tunai tersebut merupakan Uang Pecahan Besar.

 

Baca juga: Psikolog: Kesejahteraan Psikologis Kunci Hadapi Covid-19

 

Menyikapi kondisi Pandemi Covid-19, Noviarsano melanjutkan, maka Bank Indonesia melakukan strategi khusus dalam memberikan layanan pemenuhan uang tunai, antara lain, kepada Mitra Strategis BI (termasuk rekan-rekan Media), dilakukan secara wholesale dengan pengambilan uang (penukaran) secara langsung di BI oleh perwakilan mitra strategis atau bank yang bekerja sama dengan mitra tersebut.

Kemudian, kepada masyarakat dilakukan oleh seluruh kantor layanan Bank yang tetap beroperasi sesuai dengan kebijakan masing-masing bank.

"Terkait hal ini, kami telah meminta perbankan agar menjaga ketersediaan uang layak edar yang higienis baik melalui teller maupun mesin ATM/CDM/CRM, serta senantiasa mengedukasi/menerapkan protokol kesehatan/pencegahan penanganan Covid-19," kata Noviarsano

Di sisi lain, BI juga memperkuat layanan/fasilitas pembayaran non tunai terlebih dengan himbauan untuk meminimalkan kontak fisik termasuk dalam kegiatan transaksi. Transaksi Non Tunai memiliki beberapa keuanggulan, antara lain: Cepat-Mudah-Murah-Aman-Handal (CEMUMUAH).

 

Baca juga: Pendiri I'm GenZ: Generasi Milenial dan Z Harus Siap Sambut The New Normal

 

Untuk mengurangi beban masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonominya, Bank Indonesia telah menurunkan Fee SKNBI dari capping maksimal Rp 3.500 menjadi maksimal Rp 2.900 di sisi nasabah yang telah berlaku sejak 1 April 2020.

Selain itu, ia melanjutkan, untuk meringankan UMKM terutama yang tergolong Usaha Mikro, Bank Indonesia dan industri SP telah menyepakati penurunan MDR QRIS dari 0,7 persen menjadi 0%. 

Bank Indonesia juga mendorong perluasan akseptasi QRIS dari sisi merchant, termasuk memfasilitasi donasi sosial maupun keagamaan.

Inovasi use – case QRIS juga dikembangkan untuk mitigasi Covid-19 dalam bentuk akuisisi Tanpa Tatap Muka (TTM) dengan mengirimkan foto QRIS melalui messaging apps.

"Pedagang cukup mengirimkan foto QRIS melalui messaging apps (cth : whatsapp) kepada customer. Selanjutnya customer memasukkan gambar tersebut ke aplikasi QRIS untuk melakukan pembayaran," ujarnya.

Ada enam PJSP yang sudah mengembangkan model QRIS TTM, yaitu: Linkaja, Gopay, Dana, BCA, UOB, BPD NTT. Jumlah merchant QRIS di Provinsi Maluku juga mengalami peningkatan dari 5.200 merchant di Januari 2020 menjadi 7.000 merchant pada awal Mei 2020.

Berita Regional Selanjutnya
Pemkot Surabaya Dinilai Gagal Tangani Sebaran Covid-19 Saat PSBB
Berita Regional Sebelumnya
Investor Rusia Tawarkan Investasi Olah Sampah

Berita Regional Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar