Cari

Lampung, Kota Bandar Lampung

Solidaritas Keuskupan Tanjungkarang Buat Gerakan Sejuta Masker

Foto: Pixabay


Schoolmedia News, Bandarlampung - Solidaritas Keuskupan Tanjungkarang membuat gerakan sejuta masker antisipasi penyebaran Covid-19 di Provinsi Lampung.

"Gerakan sejuta masker untuk Lampung menjadi salah satu gerakan spontan yang awalnya dikerjakan oleh ibu-ibu yang peduli pada situasi terkini menyebarnya Covid-19," kata Ketua Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau (KKPPMP) Keuskupan Tanjungkarang, Ch Dwi Yuli Nugrahani, di Bandarlampung, Rabu, 1 April 2020.

Ia dan beberapa teman menyebutnya #solidaritaskeuskupantanjungkarangbersamalawancovid19#. Menurutnya, dalam gerakan ini ada Caritas Keuskupan Tanjungkarang, KKPPMP Keuskupan Tanjungkarang, Wanita Katolik RI Lampung, Paguyuban Devosan Kerahiman Ilahi (PDKI) Lampung.

“Kemudian Serikat Sosial Vincentian (SSV) Lampung, Kelompok Pemerhati LP Keuskupan Tanjungkarang, Gerakan Aktif Tanpa Kekerasan (GATK) Lampung, Bidang Diakonia Paroki Katedral Tanjungkarang, Komisi Kepemudaan Keuskupan Tanjungkarang, OMK, Komsos Keuskupan Tanjungkarang, suster CB, HK, FSGM, dan siapa pun yang peduli,” ujarnya.

Menurutnya, di Bandarlampung dan Margoagung, dibuat satu koordinasi untuk mensinergikan internal sesama relawan jahit misal untuk bahan kain, karet, benang dan sebagainya.

 

Baca juga: Boyolali Liburkan 1.492 Sekolah Cegah Sebaran Covid-19

 

Selain itu pihaknya juga bersinergi dengan jaringan lain yang ada di Bandarlampung dalam gerakan sejenis, seperti Rannalla.id, YKWS dan sebagainya.

“Sedangkan untuk daerah di luar Bandarlampung, mereka bisa melakukannya di tempat masing-masing untuk kebutuhan masing-masing,” ucapnya.

Yuli menjelaskan, pihaknya selalu siap memberikan tutorial untuk pembuatan masker secara langsung maupun online, sehingga masker yang dibuat bisa berguna walaupun tidak 100 persen seperti standar yang diharapkan.

“Kebanyakan masker-masker dibuat dari dua lapis kain katun dengan lubang untuk memasukkan filter tambahan jika dibutuhkan. Filter tambahan bisa menggunakan tisu basah yang dikeringkan,” kata Yuli.

 

Baca juga: Kemendikbud Tawarkan Layanan Museum Digital

 

Ia menjelaskan masker-masker yang dijahit manual atau menggunakan mesin oleh banyak orang, dikumpulkan di tiga tempat, yaitu susteran CB Tanjungseneng, FSGM Pasirgintung dan HK Wisma Albertus Pahoman untuk dicuci dan seterika sebelum diedarkan.

“Sebisa mungkin bahan menggunakan kain perca atau kain bekas sehingga mengurangi sampah. Namun banyak juga donatur yang mengirimkan kain-kain baru untuk dijahit. Donatur lain karena tak bisa ikut menjahit, mereka mengirimkan karet atau benang, bahkan ada yang membelikan mesin jahit mini untuk digunakan,” katanya.

Ia menyebutkan penerima masker adalah orang-orang yang tidak bisa di rumah saja karena harus terus bekerja, khususnya yang tak mampu mengakses masker karena langka dan mahal.

"Misal pedagang keliling, pekerja pasar, pekerja transportasi dan sebagainya,” imbuh Yuli.

Ketua KKPPMP Keuskupan Tanjungkarang ini, menjelaskan hingga sekarang masker yang terkumpul sekitar 1.000 buah, sebagian di antaranya sudah dibagikan kepada yang membutuhkan.

“Produksi jahit terus berlanjut di tempat masing-masing sembari proses selanjutnya dijalankan,” ujarnya.

Untuk diketahui, selain masker, gerakan bersama ini juga mengumpulkan hand sanitizer untuk dibagikan ke orang-orang yang rentan. Sementara, baru ada 100 botol kecil yang terkumpul dan siap diedarkan.

Berita Regional Selanjutnya
DKI Jakarta Tambah Rp 2 Triliun untuk Tangani Covid-19
Berita Regional Sebelumnya
Khofifah Sebut Rumah Sakti di Jatim Butuh 3.200 APD Per Hari 

Berita Regional Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar