Cari

Jawa Barat, Kab. Garut

Terdampak Pandemi Covid-19, Taman Satwa Hanya Mampu Bertahan Hingga Juni 

Foto: Pixabay


Schoolmedia News, Garut - Pengelola Taman Satwa Cikembulan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mulai kesulitan dana untuk memenuhi kebutuhan pakan hewan. Kondisi ini merupakan dampak ditutupnya kunjungan wisatawan sejak Covid-19 melanda Indonesia. Pihaknya berharap ada bantuan pemerintah.

"Bila kasus Covid-19 ini masih lama, kami benar-benar menyerah dan tidak sanggup bertahan lagi mengelola satwa negara, prediksi kami hanya dapat bertahan sampai bulan Juni 2020," kata Manager Operasional Lembaga Konservasi Taman Satwa Cikembulan, Rudy Arifin kepada wartawan di Garut, Minggu, 26 April 2020. 

Ia menuturkan, Taman Satwa Cikembulan di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut seringkali banyak dikunjungi wisatawan, namun akhirnya ditutup bagi pengunjung sejak munculnya wabah Covid-19 awal Maret 2020.

 

Baca juga: KKP Lumpuhkan Kapal Ikan Ilegal Asal Filipina dan Taiwan

 

Akibat penutupan itu, Rudy melanjutkan, tentu tidak ada pendapatan bagi pengelola untuk menambah biaya perawatan dan memenuhi kebutuhan pakan satwa setiap harinya, sementara tabungan yang tersedia tidak cukup banyak.

"Kami sudah sejak awal Maret tidak menerima pengunjung lagi, kami hanya mengandalkan tabungan yang ada, itu pun tidak banyak," kata Rudy.

Kawasan konservasi Taman Satwa Cikembulan memiliki luas sekitar 5 hektar dengan jumlah koleksi satwa sebanyak 435 ekor, satwa itu termasuk dalam jenis mamalia, aves dan reptil dengan biaya yang harus dikeluarkan setiap bulan mencapai Rp 220 juta.

Jenis satwa yang membutuhkan banyak dana untuk penyediaan pakan, kata Rudy, di antaranya macan tutul dengan jumlah lima ekor, harimau sumatera satu ekor, beruang madu satu ekor, dan singa afrika delapan ekor.

"Untuk makan macan tutul saja manajemen harus mengambil kocek dalam-dalam sebesar Rp 20 juta per bulan karena harus membeli pakan berupa daging untuk makan mereka," katanya.

 

Baca juga: Esteban Vizcarra Tak Sabar Sambut Ramadan

 

Menurut dia, jika wabah Covid-19 terus berlangsung lama maka dipastikan banyak satwa di Taman Satwa Cikembulan terbengkalai pakannya.

Namun kondisi itu, kata dia, dapat teratasi apabila ada bantuan dan pihak lain untuk membantu memenuhi kebutuhan pakan satwa tersebut.

"Kami berharap ada perhatian dari pemerintah, karena satwa dilindungi yang ada di kami adalah milik pemerintah," kata Rudy.

Rudy mengungkapkan, selain berdampak pada kebutuhan pakan satwa, wabah Covid-19 ini menyebabkan jumlah karyawan harus dipangkas untuk mengurangi beban biaya operasional.

Karyawan yang sebelumnya sebanyak 30 orang, kaya Rudy, saat ini hanya mampu mempekerjakan 15 orang untuk menjaga keberlangsungan hidup satwa.

"Dalam kondisi seperti ini benar-benar membuat kami berpikir dan bekerja keras untuk bertahan, padahal selama situasi normal kami tidak pernah mengeluh mengenai biaya operasional untuk satwa," kata Rudy.

Berita Regional Selanjutnya
Pemkot Kediri Target Distribusikan Kartu Sahabat Satu Pekan
Berita Regional Sebelumnya
AP I Hentikan Penerbangan Komersial Melalui Bandara Yogyakarta

Berita Regional Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar