Ilustrasi hujan, Foto: Pixabay

Schoolmedia News, Bogor - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan Indonesia saat ini masih dalam kondisi puncak musim hujan. Kondisi ini menyebabkan hujan yang turun bersifat ekstrem karena dua faktor, yakni curah hujan tinggi dan curah hujan berlangsung lama.

"Sekarang di Indonesia masih dalam kondisi puncak musim hujan yang sewaktu-waktu bisa saja intensitas hujannya tinggi," kata Thomas di Pusat Teknologi Satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 21 Februari 2020. 

Thomas menuturkan matahari sekarang sudah mulai mendekati ke arah Utara tapi masih berada di belahan Selatan. Jadi, kata Thomas, sesungguhnya puncak pembentukan awan masih berada di Selatan sehingga hujan bisa sering mengguyur.

Baca juga: Ratusan Siswa SMPN 1 Turi Terseret Banjir Saat Susur Sungai

Dia menuturkan puncak musim hujan di Indonesia berada di Januari-Februari 2020. Selain itu, juga ada badai tropis di bumi belahan Selatan yang memengaruhi turunnya curah hujan.

Dengan kondisi ini, Thomas menegaskan, masyarakat harus sadar dan perlu melihat peringatan-peringatan dini yang dikeluarkan BMKG atau bisa melihat di aplikasi LAPAN Sadewa.

"Masyarakat mestinya cukup sadar bahwa sekarang kondisi musim hujan, ada saat-saat tertentu ekstrem. Kondisi ekstrem bisa dua yakni pertama, bisa curah hujannya tinggi atau kedua, curah hujan berlangsung lama. Dua-duanya akan berpotensi memberikan curahan hujan yang cukup intensif," ujarnya.

Baca juga: BPBD DIY: Jumlah Korban Meninggal Saat Susur Sungai di Sleman Menjadi 7 Orang

Masalah yang dihadapi sekarang, Thomas melanjutkan, adalah daya dukung lingkungan. Dengan daya dukung lingkungan menurun, maka dengan curah hujan yang kadang-kadang tidak terlalu ekstrim pun, itu bisa menimbulkan genangan apalagi dalam kondisi ekstrem.

Dia berharap masyarakat tetap siaga terhadap musim hujan saat ini dan memperhatikan kelestarian lingkungan serta daya dukung lingkungan.