Foto: Unsplash
Schoolmedia News, Tokyo - Meluasnya virus corona membuat beberapa negara melakukan opsi karantina untuk mencegah penyebaran virus semakin meluas. Meski karantina diberlakukan, namun masyarakat masih diperbolehkan keluar rumah untuk membeli kebutuhan pokok atau dalam keadaan darurat saja.
Selama karantina berlangsung, jalanan kota di berbagai negara terlihat sepi. Di Jepang sendiri mulai muncul masalah baru, yaitu munculnya tikus di jalanan Tokyo. Banyaknya restoran tutup dan warga tetap berada di rumah selama keadaan darurat di Jepang membuat tikus muncul dan mencari makan di jalanan.
Di distrik Kabukicho Tokyo, banyak tikus berkeliaran di jalan-jalan yang sebagian besar kosong pada malam hari belum lama ini, seperti Schoolmedia News lansir dari NHK, Rabu (29/4/2020). Puluhan tikus berlari di jalan yang sepi, berlomba di antara gedung-gedung dan makan dari kantong-kantong sampah di suatu distrik barat daya Kitakyushu.
"Restoran ditutup dan sampah yang dimakan (tikus) habis, jadi mereka mencari makanan," kata Tsutomu Tanikawa, petugas Asosiasi Pemusnahan Tikus.
"Jumlah orang semakin sedikit, dan ketika tikus lapar, mereka menjadi kurang waspada terhadap manusia. Ini bukan hanya masalah Jepang, itu terjadi di seluruh dunia," katanya.
Baca juga: Mulai Populer, Game Google Doodle Bisa Jadi Alternatif Usir Kebosanan
Belum Ada Keluhan Tentang Tikus
Foto: Unsplash
Jepang tidak menerapkan karantina wajib seperti beberapa negara, tetapi Perdana Menteri Shinzo Abe menyatakan keadaan darurat untuk tujuh prefektur, termasuk Tokyo pada 7 April. Pernyataan keadaan darurat itu memberikan wewenang kepada gubernur untuk meminta bisnis ditutup dan warga tetap tinggal di rumah.
Keadaan darurat telah diperluas secara nasional. Pejabat kesehatan Kota Kitakyushu, Takao Koezuka, mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada peningkatan keluhan tentang tikus di kota tersebut.
"Kita perlu melihat ini lebih dalam untuk memahami situasi," kata Koezuka.
Tikus dapat membawa penyakit. Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengatakan tidak ada bukti bahwa hewan memainkan peran penting dalam menyebarkan virus corona.
250 Karakter tersisa