Kemdikbud Kembangkan Program Pembelajaran Daring KKSI

Koordinator 7 Lembaga Antarpemerintah di Asia Tenggara, Gatot Hari. foto: kemdikbud.go.id

SCHOOLMEDIA NEWS, Jakarta - Koordinator 7 Lembaga Antarpemerintah di Asia Tenggara atau "Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO)" Center Indonesia Gatot Hari mengatakan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tengah mengembangkan program pembelajaran berbasis daring guna merangkul perkembangan teknologi dan menghasilkan generasi muda Indonesia yang unggul.

"Kita melakukan program Kamp Kreatif SMK Indonesia," katanya dalam konferensi pers usai International Conference: Embedding Artificial Intelligence (AI) in Education Policy and Practice for Southeast Asia yang digelar di Jakarta, Rabu, 18 September 2019.

Gatot mengatakan program tersebut telah dimulai sejak Juli dan mencakup 23 bidang pembelajaran, salah satunya Bahasa Inggris. Pembelajaran daring pada bidang Bahasa Inggris, kata dia, telah memanfaatkan aplikasi sistem kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) bernama Orai.

 

Baca juga: Menlu Dorong Kerjasama Ekonomi dan Pendidikan RI-Hongaria

 

Program tersebut, saat ini tengah dilombakan dan telah menarik hampir 30.000 peserta di seluruh Indonesia. "Mereka diajari secara online. Jadi kita membuka kesempatan bagi seluruh anak SMK dan guru di Indonesia untuk memgeksplore apa yang ada di sekitarnya," katanya.

"Aplikasinya sudah pakai AI. Mereka diajari ilmu-ilmu praktis untuk bisa saling berkomunikasi dan melalukan efisiensi," katanya lebih lanjut.

Kemudian selain itu, Kemendikbud juga, kata dia, akan melatih lebih dari 400 guru yang ada di zonasi dengan memanfaatkan IT. Selanjutnya, SEAMEO Secretartiat juga katanya membuat target pengajaran 100 ribu guru yang akan diajari keterampilan yang sesuai dengan abad 21. "Sampai saat ini yang kita lihat akan lolos sekitar hampir 7500 yang sudah sesuai dengan standar yang kita kembangkan," ujarnya.

Dalam sistem pengajaran tersebut, guru akan diajari bagaimana cara berkolaborasi, berkomunikasi dan berpikir kreatif di antara guru dan antarsekolah tanpa harus meninggalkan sekolah.

Komentar

250 Karakter tersisa