Inovatif, Ilmuwan Filipina Ciptakan Plastik dari Kulit Mangga

Foto: Flying Ketchup

 

Schoolmedia News, Filipina – Sekarang ini sampah plastik masih menjadi permasalahan di seluruh dunia. Selain botol plastik, kantong plastik merupakan jenis sampah yang paling banyak ditemukan di darat maupun laut. Walaupun sudah ada kampanye untuk mengurangi sampah plastik, namun nyatanya masih banyak masyarakat yang mengabaikannya.

Salah satu kebiasaan yang tidak bisa dihindarkan adalah penggunaan kantong plastik. Untuk mengurangi penggunaannya, saat ini sudah banyak dijual tas belanja ramah lingkungan. Walau begitu masih ada saja masyarakat yang bandel dan masih menggunakan kantong plastik.

Hal ini mendorong seorang pria asal Filipina untuk menciptakan plastik ramah lingkungan dengan bahan tak terduga. Diketahui pria asal Cebu ini menciptakan inovasi baru yaitu plastik dari kulit mangga, seperti Schoolmedia News lansir dari Cebu Daily News, Selasa (21/4/2020).

 

Baca jugaMelihat Keberhasilan Seseorang Melalui Karakteristik Wajah

 

Plastik Kulit Mangga

Foto: Nolisoli

 

Denxybel Montinola, seorang peneliti asal Cebu, Filipina, membuat plastik yang lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan kulit mangga dan rumput laut. Alasan Montinola memilih mangga dan rumput laut karena keduanya dapat dengan mudah ditemukan di Filipina.

Pria berusia 24 tahun ini melakukan riset tersebut di Institute of Biological Chemistry di Academia Sinica, Taiwan. Montinola mengungkapkan plastik buatannya ini adalah produk ramah lingkungan karena dibuat dari tanaman. Plastik tersebut juga tidak akan menghasilkan tumpukan sampah, karena dapat larut dalam air. 

Selain membuat inovasi plastik ramah lingkungan dari kulit mangga dan rumput laut, ia juga menyulap kulit mangga menjadi bahan untuk keperluan medis.  

"Kami tidak hanya membuat bioplastik dari bahan ini, tetapi juga membuat lapisan pelindung kulit untuk korban luka bakar atau pendarahan," tutur Montinola.

Material plastik buatan pria lulusan University of San Carlos itu telah ditampilkan di kompetisi DOST-BPI Science Awards 2019. Ia mengaku, ide pembuatan plastik ramah lingkungan ini muncul setelah melihat sebuah video di media sosial.

Komentar

250 Karakter tersisa