20.000 Militer Inggris Siaga, Ratu Elizabeth Mulai Cemas Karena Corona 

Kastil Windsor, Foto: royal.uk

 

Schoolmedia News, Inggris - Inggris menempatkan 20.000 personel militer dalam keadaan siaga karena krisis virus corona pada hari Kamis ketika puluhan stasiun kereta bawah tanah ditutup di London. Sementara itu Ratu Elizabeth meninggalkan kota menuju Kastil Windsor.

Ketika wabah virus corona menyapu seluruh dunia, pemerintah, perusahaan dan investor berjibaku dengan krisis kesehatan publik terbesar sejak pandemi influenza 1918.

Dilatarbelakangi pembelian dalam jumlah besar-besaran (panic buying) di supermarket dan penurunan mata uang poundsterling selama beberapa dekade, Ratu Elizabeth (93) mengeluarkan pesan bahwa saat ini ia pindah dari London ke Kastil Windsor bersama suaminya Pangeran Philip (98).

"Pada saat-saat seperti ini, saya diingatkan bahwa sejarah bangsa kita ditempa oleh orang-orang yang bekerja sebagai satu kesatuan," ujar Ratu Elizabeth. 

Ia melanjutkan, banyak dari kita akan perlu menemukan cara baru untuk tetap berhubungan satu sama lain dan memastikan bahwa orang yang kita cintai tetap aman. 

"Saya yakin kita siap dengan tantangan itu. Anda harus yakin bahwa keluarga saya dan saya siap untuk mengatasi ini," ujar dia.

 

Baca juga: Sultan HB X: Mulai Senin, Kegiatan Belajar di DIY Daring dari Rumah

 

Sebagai tanda meningkatnya kekhawatiran mengenai dampak krisis, Bank of England memangkas suku bunga menjadi hanya 0,1 persen dan menjanjikan tambahan 200 miliar poundsterling untuk pembelian obligasi.

Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan dalam konferensi pers bahwa Inggris dapat mengatasi wabah virus corona dalam 12 minggu ke depan.

"Saya percaya bahwa kombinasi dari langkah-langkah yang kami ambil, pengujian yang lebih baik, serta kemajuan ilmiah, akan memungkinkan kami untuk mengatasinya dalam 12 minggu ke depan," ujarnya. 

Namun, dia tidak bisa menyatakan bahwa wabah akan berakhir pada akhir Juni. Itu mungkin tetapi tidak pasti.

 

Baca juga: Pemerintah Resmi Luncurkan Kartu Pra Kerja

 

Inggris sejauh ini melaporkan 144 kematian akibat virus corona dan 3.269 kasus yang dikonfirmasi, tetapi penasihat ilmiah Inggris mengatakan lebih dari 50.000 orang mungkin telah terinfeksi.


London dilockdown?

Di tengah rumor bahwa perjalanan keluar-masuk London akan dibatasi, juru bicara pemerintah mengatakan kepada wartawan bahwa "tidak ada kemungkinan" bahwa pembatasan diberlakukan.

Tetapi ketika ditanya mengenai London, Johnson mengatakan kepatuhan terhadap rekomendasi sosial yang dibuat oleh pemerintah tidak memadai dan mungkin perlu dilakukan lebih banyak di ibukota, meskipun dia tidak menentukan langkah yang spesifik.

Pemerintah mengatakan polisi masih bertanggung jawab untuk menjaga hukum dan ketertiban dan tidak ada rencana untuk menggunakan militer dalam hal ini.

 

Baca juga: Perlu Diperhatikan, Ini 7 Tanda Wajah Tidak Cocok dengan Skincare

 

Sementara itu, otoritas transportasi London akan menutup hingga 40 stasiun kereta bawah tanah sampai pemberitahuan lebih lanjut dan mengurangi layanan lainnya termasuk bus dan kereta api.

"Orang tidak boleh bepergian dengan cara apa pun, kecuali mereka benar-benar harus melakukannya," kata Walikota London Sadiq Khan.

Ketika pembelian dalam jumlah besar-besaran berlanjut yang mengakibatkan rak-rak supermarket kosong, sumber industri mengatakan bahwa pengecer mengharapkan dukungan polisi.

Pemerintah mengumumkan perlunya undang-undang persaingan untuk memungkinkan kerjasama antara supermarket untuk memastikan pasokan ke masyarakat memadai.

Inggris menghadapi "kekurangan yang sangat besar" untuk ventilator yang diperlukan untuk merawat pasien yang sakit kritis akibat virus corona, setelah gagal berinvestasi cukup banyak dalam peralatan perawatan intensif, kata produsen ventilator terkemuka.

Johnson mengatakan Inggris sedang berdiskusi untuk membeli alat tes antibodi virus corona yang bisa mengatasi penyakit itu jika berhasil. Para ilmuwan sudah membuat kemajuan dalam menemukan obat-obatan untuk memerangi penyakit itu.

Komentar

250 Karakter tersisa