Schoolmedia News Jakarta ---- Semarakan Hari Anak Internasional yang jatuh pada 20 November, Kementerian Kesehatan dan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) Bidang 2 menggelar pemberian imunisasi HPV pada anak bertajuk “Sehatkan Anak Indonesia dengan Imunisasi HPV”, di Halaman Gedung Sujudi, Kemenkes.
Kegiatan ini dihadiri sekitar 193 anak terdiri dari 167 anak kelas 5 dan 6 SD atau sederajat dari sekolah di DKI, 3 anak penyandang disabilitas usia 11 dan 12 tahun, 10 anak jalanan usia 11 dan 12 tahun dan 13 anak dari kampung nelayan yang tidak sekolah.
Digelar dalam rangka mendukung peningkatan cakupan imunisasi HPV yang dicanangkan pada Agustus 2023 lalu untuk mencegah kanker serviks sejak dini.
“Hari ini bersama Ibu-ibu, kita melaksanakan imunisasi HPV untuk anak-anak kelas 5 dan 6 SD sebagai langkah untuk ikut menyehatkan anak-anak perempuan Indonesia agar terhindar dari kanker serviks,” kata Ibu Ida Budi Gunadi Sadikin.
Ibu Ida menjelaskan bahwa pemberian Imunisasi HPV ini merupakan tindak lanjut atas arahan Ibu Negara Iriana Joko Widodo beberapa saat lalu yang mendorong agar pemberian imunisasi HPV dipercepat sekaligus diperluas, tidak hanya di kota-kota besar namun harus dipastikan merata hingga pelosok tanah air.
“İni arahan Ibu Negara agar melakukan Imunisasi HPV tidak hanya di Jakarta, karena setiap bulan ada kunjungan ke daerah-daerah lain, semoga daerah lain maupun yang di pelosok akan mendapatkan Imunisasi HPV sama dengan Jakarta,” tutur Ibu Ida.
Perluasan imunisasi lanjut Ibu Ida, juga harus memastikan bahwa sasaran imunisasi HPV tidak hanya berfokus pada anak-anak yang bersekolah namun juga anak yang tidak sekolah termasuk anak penyandang disabilitas dan anak jalanan. Dengan begitu, semua anak yang masuk dalam sasaran penerima program imunisasi HPV yakın anak dengan rentang usia 11 dan 12 tahun mendapatkan akses yang sama terhadap jadwal pemberian imunisasi HPV.
Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin yang turut hadir dalam kegiatan ini menyebutkan bahwa sejak dicanangkan pada Agustus lalu, pemberian Imunisasi HPV pada anak perempuan ditargetkan menyasar sekitar 3 juta anak Indonesia. Untuk mewujudkannya, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, diperlukan dukungan dari berbagai pihak agar target tersebut bisa tercapai.
Untuk itu, Menkes mengaku senang sekaligus mengapresiasi langkah OASE KIM Bidang 2 yang telah mendukung pemerintah dalam meningkatkan dan memperluas pemberian Imunisasi HPV pada anak. Menurutnya, dukungan tersebut sangat penting untuk mempercepat target cakupan imunisasi HPV di Indonesia.
“Target kita (Imunisasi HPV) sekitar 3 juta yang usianya 11 dan 12 tahun, dan ini harusnya umurnya tidak hanya yang sekolah, namun juga tidak sekolah atau yang tidak mendapatkan kesempatan sekolah, itu yang perlu dikejar. Nanti kalau makin banyak organisasi-organisasi yang membantu mencari remaja-remaja putri umur 11-12, baik sekolah, tidak sekolah, maupun difabel diajak imunisasi,” ucap Menkes.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua OASE KİM Bidang 2 Ibu Kartika Basuki Hadimuljono bersama Ibu Suryan Widati Muhadjir Effendy dan Ibu Ida Budi Gunadi Sadikin turut memberikan kuis kepada anak-anak yang datang. Pertanyaan yang diberikan seputar imunisasi pada anak sekolah. Bagi anak yang berhasil menjawab akan mendapatkan hadiah sepeda. Anak-anak terlihat antusias dalam menunggu dan menyambut pertanyaan yang diberikan. Hingga akhirnya 3 pemenang yang berhasil menjawab dengan benar.
Selain kuis, pemberian Imunisasi HPV turut dimeriahkan dengan kegiatan melukis yang diikuti seluruh anak-anak termasuk ibu-ibu OASE KIM Bidang 2. Ada juga stand mbok jamu di sekitar pelaksanaan imunisasi.
90% Anak Indonesia Terlindungi
Sebanyak 90% anak perempuan dan laki laki di Indonesia ditargetkan mendapatkan imunisasi HPV pada tahun 2030.
Target ini tertuang dalam Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Serviks Indonesia (2023-2030) yang dideklarasi bersama antara Presiden Joko Widodo dengan Presiden Joseph R. Biden, Jr. usai pertemuan bilateral antara kedua Pemimpin di Gedung Putih pada Senin (13/11).
Secara lebih rinci, hingga tahun 2027 Ditargetkan 90% anak perempuan usia 15 tahun mendapatkan imunisasi HPV, dan pada 2028-2030 untuk anak laki laki. Skrining 75% perempuan berusia antara 30 dan 69 tahun dengan tes DNA HPV, dan mengobati 90% perempuan dengan lesi pra-kanker dan kanker invasif pada tahun 2030. Dengan skenario ini, sebanyak 1,2 juta jiwa akan terselamatkan dari kanker serviks pada tahun 2070.
Di Indonesia, kanker serviks menimbulkan dampak yang signifikan terhadap perempuan dan keluarga mereka, lebih dari 103 juta perempuan berusia lebih dari 15 tahun berisiko terkena penyakit ini. Penyakit ini merupakan jenis kanker terbesar kedua pada perempuan, sekitar 36.000 wanita terdiagnosis setiap tahunnya. Selain itu, sekitar 70% dari seluruh perempuan yang didiagnosis, berada pada stadium lanjut; sehingga, angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia tergolong tinggi, dengan sekitar 21.000 kematian pada tahun 2020.
Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Serviks merupakan strategi komprehensif untuk memperkuat sistem kesehatan nasional di Indonesia, memperluas akses terhadap pencegahan dan teknologi perawatan yang lebih maju, dan menghilangkan hambatan terhadap intervensi kanker serviks yang berakar pada tantangan sosial, pembiayaan, budaya, sosial dan struktural.
“Kita harus bekerja sama dalam perjuangan memerangi kanker serviks. Bersama-sama, kita dapat memperlengkapi perempuan dengan alat yang mereka butuhkan untuk menangkal penyakit yang merusak ini. Kolaborasi dan tekad kita akan membuat kanker serviks dapat dicegah, tidak mahal, dan dapat diatasi oleh setiap perempuan” ucap Menkes Budi G. Sadikin pada momentum yang sama.
Rencana Aksi Nasional tersebut disusun berdasarkan empat pilar tindakan: pemberian layanan; pendidikan, pelatihan, dan penjangkauan; pendorong utama kemajuan; dan tata kelola serta kebijakan. Pilar-pilar ini memberikan prioritas khusus pada bidang, strategi, dan program untuk Indonesia ‘melompat tinggi’ menuju eliminasi kanker serviks.
Rencana Aksi Nasional ini didasarkan pada kemajuan Indonesia dalam mencapai strategi global WHO dalam mengeliminasi kanker serviks dan APEC Cervical Cancer Roadmap. Melalui RAN ini (Indonesia berupaya melengkapi upaya bersama anggota APEC) yang beberapa telah lebih dulu membuat rencana aksi untuk eliminasi kanker serviks.
Komitmen nasional terhadap eliminasi kanker serviks bergantung pada keterlibatan, kerja sama, dan koordinasi berbagai pemangku kepentingan, mulai dari instansi pemerintah hingga pasien kanker serviks itu sendiri. RAN ini dibuat oleh Kementerian Kesehatan RI bermitra dengan WHO, badan-badan terkait PBB, dan konsultan kebijakan publik Crowell & Moring International yang berbasis di Washington (yang memfasilitasi pengembangan APEC Cervical Cancer Roadmap ). Proses penyusunan RAN ini juga melibatkan lebih dari 20 kelompok pemangku kepentingan, termasuk Kementerian terkait, asosiasi dokter, institusi pendidikan, mitra internasional, dan organisasi keagamaan, yang menjadi mitra utama dalam implementasi.
“Indonesia memimpin dengan memberikan contoh dan membuat rencana yang ambisius tentang bagaimana para mitra dapat berkolaborasi untuk mengakhiri penyakit yang membahayakan ini,” kata Sejal Mistry, Direktur Crowell & Moring International. “Kanker serviks dapat dihilangkan, melalui kemitraan strategis dan koordinasi para pemangku kepentingan di seluruh sistem kesehatan masyarakat. Kami bangga telah bermitra dengan Pemerintah Indonesia untuk membantu mewujudkan hal tersebut.”
RAN ini diluncurkan dalam acara yang diselenggarakan oleh United States (U.S.) Chamber of Commerce, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, APEC Cervical Cancer Initiative, dan Kementerian Kesehatan. Para mitra memperkuat komitmen mereka terhadap eliminasi kanker serviks di Indonesia dan seluruh perekonomian APEC dengan mendiskusikan tindakan nyata yang dapat dilakukan secara kolektif untuk mempercepat kemajuan menuju tujuan “90-70-90” WHO pada tahun 2030
Varnee Murugan, Direktur Eksekutif Inisiatif Global untuk Kesehatan dan Ekonomi Kamar Dagang AS, menyoroti bagaimana rencana aksi nasional ini sangat menunjukkan peran kolaborasi pemerintah-swasta, memanfaatkan keahlian pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sipil untuk menciptakan solusi kesehatan yang komprehensif dan berkelanjutan.
Sebagai tuan rumah APEC pada tahun 2023, Amerika Serikat merupakan mitra berharga dalam Rilis RAN Kanker Serviks. Indonesia sepakat memperkuat kerja sama dan komitmen untuk meningkatkan kesehatan rakyat Indonesia.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar