Aula Wisma Perdamaian, Foto: biroumum.jatengprov.go.id
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggratiskan penggunaan bangunan Wisma Perdamaian di kawasan Tugu Muda, Kota Semarang. Bangunan tersebut gratis digunakan untuk kegiatan-kegiatan positif oleh berbagai kalangan.
"Saya sering dicurhati kok nyari tempat pentas susah, bayar gedung mahal, maka saya silakan pakai saja Wisma Perdamaian, gratis," kata Ganjar di Semarang, Senin, 14 Januari 2019.
Ganjar menyebutkan saat ini Wisma Perdamaian sudah mulai dimanfaatkan oleh sejumlah pihak untuk menggelar kegiatan kesenian maupun pertemuan resmi lainnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Foto: @ganjarpranowo/Twitter
Beberapa kegiatan di Wisma Perdamaian antara lain, pameran kartun, pentas peringatan hari anak, pentas kesenian musik, tari, dan teater hingga seminar, serta sarasehan kebangsaan.
"Silakan dimanfaatkan untuk beragam kegiatan yang positif," ujar politikus PDI Perjuangan itu.
Guru Besar Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro, Totok Roesmanto menjelaskan, Wisma Perdamaian dulunya digunakan sebagai rumah dinas petinggi VOC yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Utara Bagian Pesisir Timur dan pertama kali digunakan sebelum 1755 menjelang Perjanjian Giyanti.
Bangunan Wisma Perdamaian dikenal dengan nama De Vredestein, artinya istana perdamaian, kata Totok, juga merupakan bagian dari rancangan pelebaran kota dari wilayah kota lama menuju ke arah Karang Asem (sekarang Randusari).
Bangunan bersejarah yang dirancang Nicholas Harting itu, Totok melanjutkan, mengalami beberapa perubahan hingga pertengahan abad ke-19 masih berupa bangunan tunggal dua lantai yang berarsitektur klasik dan bercirikan pilar pilar rangkap dengan kapitel berornamen serta bermotif bunga.
Secara arsitektur, bangunan Wisma Perdamaian juga telah mengalami banyak perubahan menyesuaikan fungsi bangunan itu sendiri. Bangunan itu pernah digunakan sebagai Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) pada 1978, dan sebagai Kantor Sosial pada 1980-an dan selanjutnya untuk Kantor Kanwil Pariwisata Jawa Tengah pada1994.
Setelah direvitalisasi pada 1994, kata Totok, Wisma Perdamaian sempat menjadi Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah pada era Gubernur Soewardi bersamaan dengan penyematan "Wisma Perdamaian" sebagai nama gedung. Namun, setelah era Gubernur Soewardi, para gubernur kembali menggunakan bangunan Puri Gedeh di Kecamatan Gajahmungkur menjadi rumah dinas.
Tinggalkan Komentar