Schoolmedia News Jakarta ---- Capaian Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melampaui target.
Dari target 1,24 juta dalam pelayanan KB serentak di seluruh Indonesia itu, tercapai 1,27 juta akseptor KB atau 102,3 persen yang dilayani selama satu hari pada Rabu, 14 Juni 2023.
Direktur Bina Akses Pelayanan KB BKKBN dr. Zamhir Setiawan, Senin (19/06/2023) mengatakan rasa optimistisnya atas pencapaian pelayanan KB itu sejalan dengan strategi percepatan penurunan stunting.
"Salah satu strategi percepatan penurunan stunting adalah dengan ber-KB, khususnya KB Pasca Persalinan atau KBPP. Tujuan PSA ini untuk meningkatkan cakupan pelayanan KB dan mencegah putus pakai (dropout) sehingga kehamilan dan kelahiran bisa diatur jaraknya. Dengan demikian pola asuh orang tua terhadap bayi atau anaknya akan lebih maksimal sehingga mencegah terjadinya stunting," kata Zamhir di Jakarta.
Terkait pencapaian yang melampaui target, Zamhir menyampaikan apresiasi kepada mitra BKKBN dalam pelayanan KB kepada masyarakat.
"Kami sampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas partisipasi atas dukungan dari mitra kerja, TNI, Polri, IBI, POGI, IDI dan mitra lain yang mendukung pelayanan ini," ujar Zamhir.
Berdasarkan rekapitulasi yang dihimpun dari daerah, capaian pelayanan KB serentak memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) tahun 2023 ini diikuti 1.273.566 dari target 1.244.348 akseptor.
Sebanyak 21 provinsi, capaiannya di atas 100 persen. Tiga provinsi yang capaiannya tertinggi adalah Kalimantan Selatan (201,3 persen), Lampung (181 persen), dan DI Yogyakarta (172,6 persen).
Capaian jumlah akseptor terbanyak adalah Provinsi Jawa Barat yakni 287.618 akseptor (115,5 persen), Jawa Tengah 140.022 (81,87 persen), (Jawa Timur 120.419 (61,4 persen).
Tiga provinsi yang capaian terendah meliputi Papua (27,1 persen), Kalimantan Utara (54,40 persen), dan Nusa Tenggara Timur (59,9 persen).
BKKBN menggelar Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor (PSA) di seluruh Indonesia. Pelayanan KB yang dilaksanakan serentak selama satu hari pada Rabu, 14 Juni 2023 dengan target pencapaian 1,24 juta akseptor.
Tujuan dari PSA ini menurut Zamhir adalah untuk mencapai target Total Fertility Rate (TFR) atau rata-rata perempuan melahirkan pada angka 2,19.
Tujuan berikutnya adalah meningkatkan pemakaian kontrasepsi modern atau mCPR (modern contraception prevalence rate) 62,92 persen, menurunkan kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi atau unmet need sebesar 7,70 persen, serta menurunkan angka kelahiran menurut kelompok umur 15-19 tahun (ASFR/Age Specific Fertility Ratio dengan target 20 per 1,000 kelahiran.
“Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 tahun 2023, maka BKKBN berinisitif melakukan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor, di mana dalam satu hari pelaksanaan ditargetkan sebesar satu juta akseptor terlayani. Melalui kegiatan yang dilaksanakan di seluruh Indonesia ini diharapkan beberapa target sasaran strategis BKKBN serta keberhasilan indikator untuk memantau kualitas pelayanan dapat tetap diwujudkan dengan mempertimbangkan pendekatan budaya kearifan lokal serta tetap memperhatikan protokol kesehatan,” kata Zamhir.
Menurut Zamhir, BKKBN terus berupaya meningkatkan akses pelayanan KB yang berkualitas bagi Pasangan Usia Subur (PUS). BKKBN juga berupaya meningkatkan komitmen Pemerintah, Pemerintah Daerah serta mitra kerja dalam program Keluarga Berencana, tercapainya kinerja Perwakilan BKKBN Provinsi dalam upaya peningkatan kesertaan ber-KB di wilayah kerjanya, meningkatkan capaian peserta KB baru, serta menjaga keberlangsungan pemakaian kontrasepsi.
Zamhir mengatakan pelayanan KB dilaksanakan di 1.772 rumah sakit, 10.724 puskesmas, 2.925 klinik pratama, 746 praktik dokter.Tempat Praktik Mandiri Bidan 13.585 unit, kunjungan ke rumah (IMP) yang dilakukan oleh 78.955 PPKBD dan 344.808 Sub PPKBD yang khusus melayani pil dan kondom. Selain itu ada 60 mobil unit pelayanan (Muyan).
“Targetnya 1.244.348 akseptor dan 116.274 akseptor KB Pasca Persalinan,” ujar Zamhir.
Dari 34 provinsi, target terbanyak adalah Jawa Timur dengan 62.815 akseptor, Jawa Barat 52.126 akseptor, dan Jawa Tengah 48.363 akseptor. Target terendah adalah Provinsi Papua Barat dengan 400 akseptor, Kalimantan Utara 600 akseptor, dan Provinsi Kepulauan Riau dengan target 969 akseptor.
“Pendekatan pengelolaan program KB yang terfokus pada isu kesehatan dan hak reproduksi diperlukan sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, yang perlu dicegah bukan semata-mata kehamilan, tapi kehamilan yang berisiko. Untuk itu perlu pendekatan integratif pelayanan KB dengan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya dimana selain meningkatkan cakupan pelayanan KB juga menekankan pada peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan melalui fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan,” jelas Zamhir.
Zamhir menuturkan teknis pelaksanaan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor dalam waktu pelaksanaan pelayanan KB dilakukan serentak di seluruh provinsi pada tanggal 14 Juni 2023 mulai pukul 00.00 s.d 23.59 waktu setempat. Pelayanan KB dilakukan sejumlah target yang telah ditetapkan untuk masing-masing provinsi.
“Masing-masing provinsi menyusun target untuk Kabupaten/Kota sampai ke desa/kelurahan di wilayahnya. Jenis pelayanan KB terdiri dari Pil, Kondom, Suntik, IUD, Implan, MOW dan MOP dengan tetap memperhatikan kualitas pelayanan, kondisi zona wilayah dan protokol kesehatan,” jelas dia.
Sasaran pelayanan menurut Zamhir meliputi Pelayanan KB Ulangan, Pelayanan KB Ganti cara, Pelayanan KB Pasca Persalinan, dan Pelayanan KB Baru selain KB Pasca Persalinan.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar