Schoolmedia News Jakarta --- Indonesia kembali menyerukan agar kekerasan di Myanmar segera dihentikan. Menurut Presiden Joko Widodo, situasi di negara tersebut saat ini tidak membuat pihak mana pun menang, tapi hanya membuat rakyat menjadi korban.
Indonesia menurut Presiden akan terus menyerukan perdamaian dan penghentian kekerasan itu, apalagi saat ini momentum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) 9-11 Mi 2023 bisa dijadikan langkah nyata upaya itu.
"Indonesia untuk menyerukan kembali, hentikan kekerasan. Stop using force, stop violence," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan keterangan pers di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT pada Senin (8/5/2023).
Dengan menggunakan cara kekerasan, lanjut Presiden, maka dapat dipastikan rakyat yang menjadi korban. Kemudian, penggunaan cara-cara kekerasan hanya membuat kemenangan semu yang tidak berarti.
"Tidak akan menyurutkan tekad ASEAN dan karena rakyat yang akan menjadi korban, karena kondisi ini tidak akan membuat siapa pun menang," kata Jokowi.
Untuk itu, keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun ini, ditegaskan Presiden akan terus mendorong implementasi dari lima poin kesepakatan atau "Five-Point Consensus". Salah satu poin dalam kesepakatan tersebut adalah berkaitan dengan bantuan kemanusiaan.
Lima poin konsensus yakni menyerukan penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, menunjuk utusan khusus untuk memfasilitasi mediasi dan dialog, mengizinkan ASEAN untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar, serta mengizinkan utusan khusus ASEAN untuk mengunjungi dan bertemu dengan pemangku kepentingan di Myanmar.
"Sebagai Ketua ASEAN terus mendorong implementasi dari Five-Point Consensus, di mana salah satunya adalah terkait dengan bantuan kemanusiaan," kata Presiden.
Hingga pada saat ini, berdasarkan lima konsesus tersebut Indonesia telah memfasilitasi AHA Center. Sehingga, Joint Needs Asessment mampu diselesaikan dalam beberapa waktu lalu.
"Jadi, masalahnya adalah di masalah akses. Kemarin, AHA Center didampingi tim monitoring ASEAN akan menyerahkan bantuan kemanusiaan. Tapi sangat disayangkan, di tengah perjalanan terjadi baku tembak-menembak," kata Presiden.
Selanjutnya, Presiden juga mengusulkan penyelesaian setiap masalah melalui dialog. Mengingat, cara tersebut merupakan cara terbaik dalam menyelesaikan masalah secara damai di Myanmar.
"Marilah kita duduk bersama, ciptakan ruang dialog untuk mencari solusi bersama," pungkas Presiden
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar