Schoolmedia News Jakarta ---- Komitmen Pemerintah Republik Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim ditegaskan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menteri LHK), Siti Nurbaya, dalam pertemuannya dengan United States’ Congressional Delegation (Delegasi Kongres Amerika Serikat).
“Komitmen kuat Indonesia mengatasi perubahan iklim diwujudkan dengan melakukan penguatan Nationally Determined Contribution (NDC) dari first NDC tahun 2016 menjadi update NDC 2021 dan menjadi Enhanced-NDC (E-NDC) pada September 2022,” ujar Menteri Siti Nurbaya dalam keterangan resmi yang diterima InfoPublik pada Kamis (14/4/2023).
Menurut Siti Nurbaya, Delegasi Kongres AS yang terdiri atas Senator Jeff Merkley, Senator Chris Van Hollen, Representative Lloyd Doggett, Representative Pramila Jayapal, dan Representative Ilhan Omar dan jajaran staf takjub dengan komitmen Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim.
Dalam hal itu, penurunan emisi dari yang tercantum pada NDC menjadi pada E-NDC dengan kemampuan nasional (sendiri) diproyeksi meningkat dari 29 persen menjadi 31,89 persen. Sedangkan jika didukung kerjasama internasional, angka penurunan emisi akan melonjak dari 41 persen menjadi 43,2 persen.
"Peningkatan target NDC kami didasarkan pada kemajuan kebijakan nasional terkini terkait perubahan iklim, termasuk FOLU Net-sink Indonesia 2030, percepatan penggunaan kendaraan listrik, kebijakan B40, peningkatan aksi di sektor pengelolaan limbah, serta peningkatan target untuk sektor industri dan pertanian," jelas Siti Nurbaya.
Menteri Siti menjelaskan, target penurunan emisi Indonesia dalam E-NDC disajikan untuk sektor-sektor yang meliputi: Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lain (FOLU) dan Pertanian untuk sektor terkait lahan; serta Energi, Limbah, dan Industri untuk sektor yang tidak terkait dengan lahan.
Sektor FOLU sendiri ditargetkan berkontribusi hampir 60% dari total target penurunan emisi nasional.
“Pada sektor energi, Indonesia mendorong berkembangnya pemanfaatan energi terbarukan, seperti geothermal, hidro power, dan panel surya sebagai sumber energi alternatif. Pemerintah juga mempromosikan kendaraan listrik dan waste-to-energy sebagai upaya pengelolaan limbah yang lebih efisien,” kata dia.
Ketua Delegasi Kongres AS, Senator Jeff Merkley, mengungkapkan. mereka ingin belajar dari inisiatif yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam menangani permasalahan lingkungan, seperti polusi dan pengelolaan sampah plastik.
Selain itu, Delegasi Kongres AS ingin membangun hubungan kerja sama yang kuat dengan pemerintah Indonesia, terutama Kementerian LHK.
“Delegasi Kongres AS juga mendukung Indonesia yang menjalin kerjasama dengan Brazil dan Republik Demokratik Kongo sebagai tiga negara pemilik hutan tropis terbesar di dunia agar dapat berkolaborasi mewujudkan pengelolaan hutan lestari untuk mendukung pengendalian perubahan iklim,” kata Jeff.
Pertemuan itu turut dihadiri Wakil Menteri LHK, Kepala BRGM, Direktur Jenderal PPI, Direktur Jenderal PHL, Direktur Jenderal PDASRH, Plt. Direktur Jenderal PKTL, TAM, Direktur IPSDH, Direktur KKHSG, Kepala Biro KLN, dan Kepala Biro Humas.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar