Cari

Perbedaan Curhat Biasa dengan Oversharing di Media Sosial

Foto: Unsplash

 

Schoolmedia News, Jakarta – Saat ini hampir semua orang tidak bisa terlepas dari media sosial di era yang serba digital ini. Media sosial bisa dibilang sudah masuk ke bagian hidup sebagian besar orang. Selain untuk saling berkomunikasi, media sosial menjadi sarana hiburan yang praktis untuk melepas penat. Saking tidak terpisahkan dari hidup kita, media sosial juga menjadi tempat untuk menumpahkan segala pikiran yang mengganjal dalam diri seseorang.

Namun di era digital ini, tidak sedikit orang yang memilih mengeluarkan unek-uneknya di media sosial. Sebagian memang curhat, sementara sebagian lain jadi oversharing dan justru membuat suasana jadi negatif. Perilaku ini bisa berdampak positif maupun negatif tergantung berita apa yang dibagikan ke akun media sosial. 

Jika media sosial sering dijadikan tempat untuk menumpahkan masalah pribadinya, tentu bisa berdampak negatif di kemudian hari. Dari sini kita harus bisa membedakan mana curhat biasa dan oversharing yang bisa menjadi toxic di media sosial. Berikut perbedaan curhat biasa dan oversharing di media sosial yang Schoolmedia News rangkum dari berbagai sumber.

 

Baca juga3 Cara Menjadi Diri Sendiri, Hidup Jadi Lebih Bahagia

 

1.    Ingin didengar vs ingin dipandang benar
Curhat di media sosial ada kalanya tak bisa kita terhindari, tetapi usahakan untuk melatih diri agar selalu berpikir ulang saat akan mengunggah unek-unek di media sosial. Tanya lagi ke diri sendiri, apakah kamu hanya ingin bercerita dan menerima perspektif lain, atau ingin agar orang lain menggunjingkan orang yang sama.

 

2.    Memakai media sosial sebagai diary
Banyak orang menggunakan media sosial mereka sebagai diary atau buku harian, menggunakannya untuk membagikan semua hal dan pikiran kepada orang-orang di media sosial. Akibatnya orang lain yang tidak dekat dengan kita pun jadi tahu hal-hal pribadi kita, dan menafsirkannya sendiri tanpa tahu persis apa yang sebenarnya sedang kita hadapi.

 

3.    Membuat orang lain merasa tak nyaman
Saat curhat ke orang lain, beban di pundah rasanya bisa lebih ringan dibanding memendamnya sendiri. Namun ketika yang kamu bagikan menyangkut ketakutan akan suatu hal yang juga dialami banyak orang, hal ini bisa menjadi hal yang beracun bagi orang lain. Misalnya ketika kamu merasa jerawat yang tiba-tiba muncul atau berat badan bertambah, padahal perkara fisik itu hal yang relatif. Bisa-bisa kamu dicap menganggap orang lain lebih gemuk dan tidak menarik karena berkeluh kesah tentang ini.

 

Baca juga4 Masker Alami yang Bisa Bantu Hilangkan Bulu Wajah

 

4.    Membagikan keburukan orang lain
Oversharing bisa membuat kita mendapat reputasi buruk sebagai orang yang tidak bisa menyimpan rahasia/suka mengumbar masalah. Contohnya membagikan keburukan suami atau ibu mertua, atau curhat panjang soal bos dan rekan kantor, menjelek-jelekkan teman, atau bahkan cerita soal 'urusan ranjang'.

 

5.    Mengumbar kehidupan demi bisa terhubung dengan orang lain
Dr. Gary Brown, seorang terapis di Los Angeles  mengatakan bahwa rasa cemas dan gelisah bisa mendorong seseorang menceritakan terlalu banyak detail pribadi tentang hidup dan dirinya kepada orang lain. Namun pendorong lainnya adalah rasa kesepian dan keinginan terhubung dengan orang lain. Boleh saja minta bantuan orang lain saat kamu membutuhkannya, tetapi jika menyangkut hal yang personal sebaiknya saring dulu orang-orang yang bisa percaya.

Artikel Selanjutnya
Glowing, Ini Urutan Memakai Skincare dan Sheet Mask di Malam Hari
Artikel Sebelumnya
4 Masker Alami yang Bisa Bantu Hilangkan Bulu Wajah

Artikel Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar