Program Transisi: Menyiapkan Anak Usia Dini menuju Sekolah Dasar

 

Schoolmedia News Jakarta ----- Tidak terasa buah hati anda akan masuk ke jenjang pendidikan lanjutan dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke jenjang Pendidikan Dasar. Alangkah baiknya jika masa transisi atau peralihan jenjang pendidikan tersebut dipersiapkan secara tepat oleh orangtua atau wali murid, satuan pendidikan dan juga lingkungan sekitar. 

 

 

Program Transisi: Menyiapkan Anak Usia Dini menuju Sekolah Dasar

Oleh Nia Nurhasanah

 

Dalam hitungan hari, Tahun Ajaran Baru 2021-2022 akan segera dimulai. Masa transisi mempersiapkan anak untuk bersekolah ke jenjang berikutnya yaitu dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke jenjang Sekolah Dasar (SD) saat ini menjadi pusat perhatian siswa, orangtua, sekolah serta pemangku kepentingan pendidikan lainnya.

Dalam mempersiapkan Masa transisi penyelenggarakan pendidikan anak usia dini setidaknya diperlukan adanya tiga kesiapan saat anak akan masuk SD, yakni, anak yang siap, orang tua yang siap, dan sekolah yang siap. Anak yang siap adalah yang mampu menyesuaikan diri atau menjalankan transisi dengan lancar terhadap proses belajar yang lebih terstruktur ketika memasuki sekolah dasar. Orang tua juga harus siap mendampingi, mempelajari, dan mendukung tahapan perkembangan sang anak karena orang tua lebih banyak berada di sisi anak.

Sedangkan satuan pendidikan PAUD memiliki tugas mempersiapkan anak  siap bersekolah di jenjang Sekolah Dasar (SD). Sekolah dan orang tua perlu berjalan berdampingan dalam mendidik anak dengan komunikasi dan kerja sama yang selaras,

Persiapan transisi Pendidikan anak dari PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) ke SD (Sekolah Dasar) merupakan suatu hal yang perlu  diperhatikan. Hal tersebut berkaitan erat dengan lingkungan anak yang dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) lebih mencangkup kegiatan pendidikan yang berfokus pada perkembangan anak, melalui kegiatan main terintegrasi yang menyenangkan. Materi di PAUD memuat konsep sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang mendukung 5 aspek perkembangan anak yaitu perkembangan kognitif, perkembangan nilai agama dan moral, perkembangan sosial emosional, perkembangan fisik-motorik anak dan perkembangan bahasa anak, sedangkan di SD berfokus pada bidang pelajaran yang bermacam-macam.

Berdasarkan hasil penelitian yang ada ternyata masih dihadapi berbagai masalah, misalnya anak dituntut sudah dapat membaca, menulis, dan berhitung pada saat masuk SD sehingga orangtua dan guru meletakkan harapan yang tinggi kepada Program transisi PAUD ke SD yang dipersiapkan secara terstruktur oleh orang tua dan guru dengan baik dapat menumbuhkan pengalaman belajar yang membantu mengembangkan perkembangan anak dan berperan penting dalam menjadikan anak siap memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi dan berhasil di masa depannya.

Kesiapan bersekolah pada Pendidikan Anak Usia Dini berfokus pada anak yang bersiap akan memasuki Sekolah Dasar. Konsep Pendidikan anak yang mengacu pada kesiapan anak untuk masuk Sekolah Dasar, seyogyanya melibatkan kesiapan keluarga, sekolah dan masyarakat yang memberikan stimulasi yang tepat bagi anak sehingga anak dapat siap bersekolah.

Kesiapan anak berfokus pada pembelajaran dan perkembangan anak dengan dukungan dari para pendidik, sehingga anak secara bertahap dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar yang baru. Agar anak siap bersekolah, maka stimulasi sangat dibutuhkan untuk mengembangkan aspek fisik dan senso-motorik, kognitif, sosial-emosional, dan sikap belajar

Kesiapan keluarga berfokus pada sikap dan keterlibatan orang tua atau pengasuh dalam pembelajaran dan perkembangan melalui pemberian stimulasi yang tepat saat berada di. Keseharian anak yang waktunya banyak dihabiskan bersama keluarga, dapat diisi dengan berbagai aktivitas yang bermakna yang dapat memfasilitasi anak untuk siap bersekolah. Kesiapan keluarga dalam mendukung kesiapan anak bersekolah meliputi: (a) kehangatan dan kepekaan orang tua, (b) dukungan untuk menumbuhkan otonomi anak, dan (c) partisipasi aktif dalam pembelajaran.

Peran lainnya dari orang tua yang tidak kalah penting adalah sebagai guru di rumah yang juga membutuhkan dukungan dalam upaya mencapai perkembangan anak secara maksimal. Keluarga diharapkan dapat mengembangkan interaksi yang positif dengan anak. Interaksi tersebut merupakan bentuk dukungan untuk menyiapkan anak memasuki sekolah yang terkait sikap, dukungan dan stimulasi keluarga.

Dari tiga poin tersebut wajib dilakukan oleh keluarga demi kesiapan anak sekolah seperti berkomunikasi baik dan sering dengan anak, peka terhadap kebutuhan anak, selalu mendukung aktivitas posistif anak, mendorong anak untuk memiliki rasa ingin tahu, mengajak anak bermain untuk menghasilkan suatu karya, mengajak anak menyanyikan lagu-lagu yang berirama, dst.

Orang tua perlu memberikan kesempatan agar anak dapat berkembang dalam suasana yang nyaman dan penuh kehangatan. Sikap orang tua yang memberi perhatian penuh ketika anak sedang berbicara kepadanya, akan menimbulkan rasa nyaman pada anak dan merasa dihargai. Orang tua dapat memberikan pujian serta motivasi dengan kalimat positif dalam porsi yang tepat, sehingga anak akan terus bersemangat.

Anak membutuhkan banyak kesempatan untuk mempraktikkan berbagai keterampilan dan membutuhkan lingkungan yang hangat serta dapat menerima dirinya apa adanya. Stimulasi ini dapat dilakukan melalui kegiatan sehari-hari selain bermain, misalnya dengan meminta anak melakukan kegiatan bantu diri sederhana yang semakin lama semakin kompleks.

Kesiapan sekolah berfokus pada lingkungan sekolah dan juga kebiasaan atau praktik yang mendorong dan mendukung lancarnya transisi anak masuk ke sekolah dasar. Intinya kesiapan sekolah meliputi cukup tersedianya dukungan yang penting dan dibutuhkan anak, serta pengajaran dan pembelajaran yang berkualitas.

Hal ini dapat terlihat dari kecukupan waktu yang didedikasikan untuk belajar di kelas, penyediaan materi pembelajaran seperti buku dan alat bantu belajar, dan pengajaran yang efektif, praktik pedagogis, serta kompetensi guru. Semua ini dapat direncanakan dalam kurikulum yang secara implisit maupun eksplisit ditujukan untuk melatih kesiapan bersekolah anak.

Sekolah dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tema-tema kontekstual Sebagai contoh, sekolah dapat merencanakan kegiatan pembelajaran dengan tema, seperti  fenomena alam, diri sendiri dan keluarga, budaya sekitar, dll. Kesiapan sekolah perlu diperhatikan dari segi tenaga pendidik dan kependidikan, sarana prasarana, dan program kegiatan agar anak dapat siap bersekolah.

Sekolah harus memiliki pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional, bertanggung jawab, guru yang berkomitmen, guru yang menguasai materi dan guru yang mengenali karakteristik anak. Dari kelima sifat guru tersebut  yang wajib untuk dimiliki sehingga dapat membantu kesiapan transisi anak PAUD ke SD.

Program kegiatan juga harus berkualitas, menarik, menggunakan kurikulum sesuai konteks budaya lokal, relevan dengan minat, usia, kebutuhan dan kemampuan unik dalam meningkatkan perkembangan anak. Sekolah dan guru perlu mendalami konsep dasar dalam mengembangkan kurikulum hingga perancangan kegiatan belajar sehari-hari yang tepat untuk anak usia dini. Hal ini juga terkait dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pengembangan perkembangan anak di jenjang sekolah selanjutnya. *******

 

Penulis adalah Mahasiswa S3 Teknologi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya dan Kasubag Tata Usaha Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

 

Komentar

250 Karakter tersisa