Cari

Siswa

Mahasiswa UGM Menguak Keragaman Pisang Liar di Sulawesi

   Menguak Keragaman Pisang Liar di Sulawesi

Mahasiswa program doktor Fakultas Biologi UGM, Hastuti. Foto: ugm.ac.id

 

SCHOOLMEDIA NEWS, Yogyakarta - Mahasiswa program doktor Fakultas Biologi UGM, Hastuti, melakukan penelitian variabilitas genetik dan hubungan kekerabatan pisang liar (Musa spp.) di Pulau Sulawesi.

Dalam penelitian tersebut dia berusaha mengeksplorasi dan mengidentifikasi keragaman pisang liar. Selain itu juga mengungkap varibilitas genetik dan hubungan kekerabatannya berdasarkan karakter morfologis, anatomis dan molekuler.

Baca juga:  Dosen Keperawatan UB Raih Nominee SATU Indonesia Award 2019

Hastuti menjelaskan penelitiannya berawal dari kenyataan bahwa pisang budidaya (Musa x paradisiaca) rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Hal tersebut terjadi akibat pengembangbiakan yang dilakukan secara vegetatif sehingga terjadi erosi genetik. Sementara pisang liar diduga rersiten terhadap hama dan penyakit.

“Taksonomi pisang liar sampai saat ini belum pasti, salah satunya jenis yang ditemukan masih terbatas,” jelasnya dalam Diseminasi Hasil Penelitian Disertasi lulusan Program Doktor Periode I  tahun ajaran 2019/2020 di kampus setempat.

Oleh sebab itu dia mulai melakukan penelitian terhadap pisang liar. Hasilnya ditemukan 34 aksesi pisang liar  pada 16 titik sampling di Pulau Sulawesi.  

Baca juga:  Mahasiswa Universitas Brawijaya Raih Gold Medal dari ASHIAP

Dari hasil identifikasi ke-34 aksesi   terdiri atas empat spesies, antara lain  M. balbisiana, M. textilis, M. borneensis dan M. acuminata. Sementara M. acuminata terdiri dari lima subspesies/varietas yaitu M. acuminata var. zebrina, M. acuminata var. banksii, M. acuminata var. lutraensis, M. acuminata var. sigiensis dan M. acuminata ssp. Microcarpa.

Sedangkan hasil analisis hubungan kekerabatan dengan menggunakan pendekatan morfologis menunjukkan ke-34 aksesi terbagi dalam dua klaster utama dengan nilai koefisien 0,642. Klaster pertama terdiri dari spesies M. acuminata bersama subspecies dan verietasnya. Klaster ke dua terdiri atas M. borneensis, M. textilis dan M. balbisiana.

“Berdasarkan hasil pengamatan secara anatomis keberadaan trikoma, jumlah lapisan hipodermis dan jumlah lapisan palisade dapat digunakan sebagai karakter pembeda antar spesies,” ungkap Hastuti, melansir ugm.ac.id.

Selanjutnya dari analisis filogenetik dengan menggunakan ITS menghasilkan pohon yang sama dengan hasil penelitian yang telah banyak dilaporkan sebelumnya yaitu M. acuminata & M. balbisiana bersama dalam satu kelompok taksonomi (klad) dan M. textilis, serta M. borneensis berada dalam satu klad.

Tokoh Selanjutnya
Dosen UGM Teliti Penyebab Penderita Kaki Gajah
Tokoh Sebelumnya
Dosen Keperawatan UB Raih Nominee SATU Indonesia Award 2019

Tokoh Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar