Cari

Guru

Dosen Muda ITS Ini Memiliki H-Index Scopus 21

Prof. Mahardhika Pratama, Sumber: Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional

 

Usia muda tak menghentikan seseorang untuk berkarya di kancah internasional. Salah satunya dilakukan dosen baru di Departemen Teknik Elektro Otomasi (DTEO) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Mahardhika Pratama.  Di usianya yang masih belia, Dhika memiliki segudang publikasi dan memiliki nilai h-indeks mencapai 21 di jurnal internasional Scopus.

Dhika merupakan pemuda prestatif dan berambisi besar di dunia pendidikan. Ia mendapatkan gelar doktoralnya di usia 26 tahun. Setelah merampungkan studi di Teknik Elektro ITS, Dhika melanjutkan pendidikan magister di Nanyang Technological University (NTU), Singapura di bidang computer control and automation. 

Kemudian ia menamatkan studi doktoralnya mengenai electrical engineering di University of New South Wales (UNSW) pada 2014. 

Setelah lulus pendidikan doktoralnya, Dhika kemudian menjadi pengajar di University of Technology Sydney (UTS), Australia. Menurut keterangannya, Dhika sudah ditawari posisi ini bahkan sebelum ia merampungkan studi doktoralnya.

Sumber: ITS

 

Selain itu, Dhika juga memiliki pengalaman bekerja sebagai dosen di La Trobe University, Australia selama dua tahun sejak 2015.

Sebelum bergabung di ITS, Dhika sempat menjadi Assistant Professor di NTU. 

“Saya masih menjadi Assistant Professor di NTU, namun saat ini saya mengambil cuti karena adanya pandemi Covid-19," kata Dhika, Selasa, 6 Oktober 2002.

Pada laman profilnya di Google Scholar dan Scopus, sudah lebih dari seratus jurnal yang dipublikasikan di bawah namanya. Mayoritas publikasinya memiliki reputasi yang baik dengan kategori Q1. Bahkan ada publikasi yang tingkat penerimaannya sangat kecil yakni sebesar 9 persen saja. 

Selain itu, Dhika juga tercatat memiliki nilai dari h-indeks-nya yang melampaui angka 20. Nilai h-indeks Dhika pada Scopus mencapai angka 21 dan pada Google Scholar mencapai angka 24. Indeks ini didasarkan pada jumlah karya ilmiah yang dihasilkan oleh seorang ilmuwan dan jumlah sitasi atau kutipan yang diterima dari publikasi lain.

“Semakin besar angka pada indeks artinya semakin banyak ilmuwan lain yang mengutip dan artinya impact dari jurnal kita juga semakin besar,” ucapnya.

Dhika juga menorehkan prestasi melalui proyek-proyeknya yang mendapatkan dana hibah dengan pendanaan yang sangat besar. 
Salah satu pendanaan yang masih aktif hingga 2022 nanti adalah penelitian bertajuk Semantic Visual Indoor Positioning System with Real-time Analytics, Co-Investigator yang mendapat dana sebesar USD 372.360 oleh Industry Alignment Fund - Industry Collaboration Projects (IAF-ICP).

Tokoh Selanjutnya
Jaksa Bidang Intelijen Ini Raih Beasiswa ke China
Tokoh Sebelumnya
Ada Toko Ikan, Ini 7 Pemain Bola Dunia yang Punya Bisnis Sampingan

Tokoh Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar