Schoolmedia News Palembang ----- Bangunan berbentuk Pondok Bambu itu nyaris lebih layak disebut sebagai kandang kambing ketimbang menjadi Satuan Pendidikan atau sekolah. Berdiri diatas lahan cukup luas 12 X 60 Meter persegi di tengah Hutan Pohon Karet dan Kebun Nenas.
Pondok itu bernama “KB dan TK Bunga Tanjung” yang berbatasan langsung dengan pemakaman umum warga Desa Tanjung Dayang Selatan, Kecamatan Indralaya Selatan, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Pondok beratapkan rumbia atau daun lontar kering itu berdiri kokoh dengan tiang penyangga dari kayu nangka dan panggung dari bambu. Pondok dibuat seperti aula dengan ruang kelas tidak bersekat menjadi empat bagian. Kelas hanya beralas tikar yang ditutup hamparan karpet. Agar tidak tampias ketika hujan disediakan bilik kayu sebagai pengganti tirai. Dari kejauhan Satuan PAUD Bunga Tanjung tampak seperti peternakan ayam atau kandang sapi ketimbang satuan pendidikan atau sekolah.
“Sekolah saya ada di daerah tertinggal, terdepan dan terluar. Hanya 50 meter dari Kebun Karet dan pemakaman. Sinyal susah. Listrik juga sering padam. Bangunan sekolahnya dari kejauhan tampak seperti kandang kambaing atau peternakan ayam. Jauh dari kata memadai. Jelek dan banyak tambalan di sana-sini. Saya nyaris mengundurkan diri sebagai kepala sekolah dan membubarkan sekolah ini karena frustasi,” ungkap Hindun ibu tiga anak kelahiran Tanjung Dayang, 7 Juli 1976.
Dikatakan oleh Hindun, beberapa bulan lalu hatinya sangat hancur karena Sekolah Dasar yang dia tempati tetiba tidak boleh lagi menggunakan bangunan kosong di sekolah itu. “Padahal kami sudah mengeluarkan anggaran perbaikan bangunan. Membuat sarana belajar dan bermain. Membangun instalasi listrik. Penghentian sepihak itu sungguh membuat hati saya hancur,” ujar Hindun yang merupakan Fasilitator Guru Penggerak Angkatan ke 13 dan Fasilitator PAUDHI Kecamatan Tanjung Dayang.
Menurut Hindun, kesedihan mendalam yang dirasakan adalah kenyataan bahwa penolakan tersebut menjadi yang ketujuh. “Bayangkan mas, sampai tujuh kali kami berpindah tempat selama saya mendirikan sekolah ini pada tahun 2009,” ujarnya ketika ditemui PAUDPEDIA dalam kegiatan Survei Persepsi dan Sikap Masyarakat Terhadap Program Prioritas Kemendikbudristek di PAUD Bunga Tanjung.
Bersyukur Hindun memiliki suami yang selalu memberikan semangat meski terkadang bekerja serabutan. “Saya bersyukur keluarga sangat memberikan support. Tahun lalu, ketika saya sedang patah semangat, suami saya mendapat rejeki sehingga bisa membeli tanah dekat Hutan Karet dan pemakaman ini. Langsung saja kami bangun apa adanya. Bambu dan kayu kami dapat dari pohon diseputar sekolah. Alhamdulillah bangunan sekolah terbentuk meski kondisinya mirip seperti kandang,” ujarnya nelangsa.
“Alhamdulillah tahun ini kami mendapatkan 70 siswa yang kami bagi menjadi empat rombongan belajar yaitu kelas Kelompok Bermain, Kelas TK A dan Kelas TK B. Sekolah kami saat ini memiliki 7 orang guru. Untuk uang sekolah kami tidak mematok uang bulanan. Kesepakatan orangtua setiap kali siswa datang kesekolah masukan uang infak sebesar Rp 2000 saja. Jika orangtua tidak mampu hari itu memberi maka tidak dipaksakan,” ujar Hindun.
Lebih dari itu, lanjutnya tahun ini ada 65 anak yang terdaftar di Dapodik dan akan berhak memperoleh BOSP. “Kami dari dana BOP PAUD sudah dapat mengoperasikan aktivitas sekolah. Dan ada BOP Kinerja juga bisa menjadi tambahan membayar honor guru,” tukasnya.
Motivasi Guru Penggerak
Ditegaskan oleh Hindun, saat nyaris putus asa itulah dirinya juga menemukan Program Guru Penggerak. Ia kemudian mencoba mendaftar. “Saat hendak daftar, mati lampu. Internet mati. Dalam hati kecil saya, rasa-rasanya tak mungkin sekolah ini bisa tergabung dengan Program Guru Penggerak. Namun alhamdulillah berhasil. Saya menjadi guru penggerak karena saya juga guru TK Negeri Pembina Sukaraja, Indragiri Ilir,” tuturnya.
Hindun mengisahkan ketika mendaftar menjadi guru penggerak dia tidak pernah patah semangat. Dia terus mencoba dan mencoba. Saat tak ada sinyal, Dia sampai rela menggantungkan gawainya di pohon besar yang ada di halaman sekolah. “HP saya sampai diikat karet, digantung di atas pohon besar demi mendapatkan sinyal,” kenangnya.
Hasilnya ternyata tak sia-sia. Sekolah Hindun di TK Pembina Sukaraja akhirnya terpilih sebagai salah satu sekolah yang bergabung dengan PSP angkatan I dan dia baru dapat tergabung pada angkatan ke 3. Melalui pendekatan yang berfokus pada kebutuhan satuan pendidikan dan berkat dukungan dari guru dan masyarakat sekitar, Hindun akhirnya berhasil menemukan kepercayaan dirinya kembali.
“Sekolah saya sebelum membangun pondok ini ada di daerah tertinggal, terdepan dan terluar dari Kecamatan. Sinyal susah. Listrik juga sering padam. Gedung sekolahnya? Jauh dari kata memadai. Jelek dan banyak tambalan di sana-sini. Jika hujan kondisinya lebih menyedihkan lagi,” ungkap Hindun.
Manfaat Guru Penggerak
Dijelaskan oleh Hindun, Proses pendidikan guru penggerak menghadirkan berbagai manfaat positif bagi pesertanya. Setidaknya ada sejumlqh manfaat penting program guru penggerak bagi pendidik seperti Hindun yaitu:
Mengembangkan Kompetensi dalam Lokakarya Bersama. Pendidikan Guru Penggerak selama 9 bulan dan pengembangan kompetensi dalam Lokakarya Bersama. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 9 bulan bagi calon Guru Penggerak secara gratis. Selama pelaksanaan program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru.
Pada pelatihan ini, calon guru penggerak akan dipantau terkait capaian perkembangannya. Selain itu, calon guru penggerak juga akan melaksanakan evaluasi hingga tahap pelatihan selesai dilaksanakan.
Meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid
Manfaat ke – 2 dalam mengikuti program guru penggerak bagi pendidik yaitu meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid. Pendidik dapat meningkatkan performa diri dalam menjadi guru yang sebenar-benarnya yang berpusat pada murid. Itu artinya, pendidik menjadi teladan dan mampu memberikan motivasi bagi murid sehingga menguatkan kemampuan untuk memberdayakan murid.
Guru akan totalitas dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada muridnya. Sehingga di masa yang akan datang, guru dapat mengatasi murid yang bermacam rupa, termasuk murid yang unik dan heterogen.
Pengalaman belajar mandiri dan kelompok terbimbing, terstruktur, dan menyenangkan
Manfaat ke – tiga mengikuti program guru penggerak bagi pendidik yaitu mendapatkan pengalaman belajar mandiri dan kelompok yang terbimbing, terstruktur, dan menyenangkan.
Belajar memang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Akan tetapi, konsistensi adalah sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Dengan adanya pelatihan guru penggerak, para pengajar dapat menimba ilmu kembali secara sistematis.
Pada tahap pertama seleksi, guru harus melampirkan CV, esai, dan mengikuti tes bakat skolastik. Jika sudah lolos tahap 1 maka akan lanjut ke tahap kedua dimana guru harus menunjukkan simulasi mengajar dan wawancara. Baru setelah lulus kedua tahap tersebut, pendidik dapat mengikuti pelatihan guru penggerak selama 9 bulan.
Pengalaman belajar bersama dengan rekan guru lain yang sama-sama lolos seleksi program guru penggerak. Manfaat penting program guru penggerak yang ke – empat bagi pendidik yaitu bertemu guru-guru dari berbagai daerah. Hal ini dikarenakan pendaftar calon guru penggerak berasal dari seluruh wilayah di Indonesia. Dengan demikian, para calon guru penggerak dapat bertukar informasi, pengalaman, dan ilmu yang mereka miliki selama pelatihan berlangsung.
Pengalaman mendapatkan bimbingan dan mentoring dari pengajar praktik (pendamping) pendidikan guru penggerak. Salah satu manfaat penting program guru penggerak bagi pendidik yang pertama yaitu calon guru penggerak mendapatkan pelatihan dengan orang-orang yang ahli di bidangnya secara gratis.
Nama : Hindun,S.Pd
TTL: Tanjung Dayang,07 Juli 1976
Jabatan : Kepala PAUD Bunga Tanjung
Desa Tanjung Dayang Selatan
Kecamatan indralaya Selatan
Kabupaten Ogan ilir
Agama : Islam
Pendidikan: S1 PAUD
NIP P3K: 197607072023212014
Anak 3 Orang
Pengalaman mengajar :
Pengelola PAUD Bunga Tanjung dari 2007- saat ini
1.2006-2013 di TK al Ikhlas sukaraja baru
2.2013-2016 di TK Assalam Tanjung Dayang Selatan
3.2017-2024 di TK Negeri Pembina Sukaraja Baru
Pengalaman lainnya
1.pengajar praktik angkatan 3
2.Fasilitator guru penggerak angkatan 13
CGP Rekognisi angkatan 8
3.Fasilitator PAUD HI
Diklat yang pernah di ikuti
1.Diklat berjenjang tingkat dasar dan lanjut
2 Pelatih calon pelatih tingkat dasar dan lanjut
Peliput dan Foto : Eko Harsono
Tinggalkan Komentar