Foto: Pixabay
Santri pondok pesantren di berbagai pelosok desa di Kabupaten Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur menjadi sasaran kampanye Gerakan Makan Ikan (Gemari) guna memenuhi kebutuhan gizi dan meningkatkan daya tahan tubuh dari berbagai serangan penyakit.
"Ikan ini mengandung gizi yang bagus dan lebih bagus dibanding daging. Tapi masyarakat, khususnya di pedesaan belum banyak yang paham tentang hal ini," kata Wakil Bupati Pamekasan Raja'e saat menyampaikan sambutan dalam acara kampanye "Gemarikan" di Pondok Pesantren Nurul Ulum, Dusun Karang Manggis, Desa Palengaan, Kecamatan Palengaan, Pamekasan, Kamis, 14 Februari 2019.
Wabup bersama istri Yuni Lailatul Fitriyah datang secara langsung ke pondok pesantren tersebut untuk menyosialisasikan pentingnya gerakan makan ikan. Ia menyampaikan sosialisasi kepada santri putra, sedangnya Yuni ke santri putri.
Raja'e menjelaskan, selain karena banyak masyarakat yang belum paham tentang manfaat mengonsumsi ikan, juga karena ada persepsi yang berbeda di kalangan masyarakat.
Sebagian masyarakat di pedesaan menilai bahwa mengonsumsi daging memiliki nilai sosial lebih, karena harganya jauh lebih mahal dibanding ikan.
"Yang kita butuhkan adalah nilai manfaat, bukan status sosial yang tercipta di masyarakat," kata Raja'e.
Mantan Ketua Umum Himpunan Mahsiswa Islam (HMI) Cabang Pamekasan ini menambahkan, pihaknya sengaja memilih lembaga pondok pesantren sebagai tempat sosialisasi kampanye Gemari karena beberapa pertimbangan.
Selain karena banyak santri yang tinggal di pesantren itu, juga gerakan kampanye melalui pesantren akan lebih efektif.
"Efektifnya, karena santri memang tinggal di pesantren, sehingga kami yakin gerakan ini akan mudah terwujud," kata Raja'e.
Raja'e juga mengajak peran aktif semua tokoh masyarakat dan tokoh ulama di Pamekasan untuk ikut membantu menggencarkan kampanye Gemari terwujudnya generasi masa depan bangsa yang sehat dan berkualitas.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pemkab Pamekasan Nurul Widiastutik menyatakan, target ideal setiap orang dalam mengonsumsi ikan adalah 40 kilogram per tahun.
Dengan target ini, maka kebutuhan ikan selama satu tahun di Pamekasan sekitar 32.000 ton untuk dikonsumsi oleh 800.000 penduduknya.
Produksi ikan laut di Pamekasan berdasarkan hasil tangkapan nelayan sekitar 20.000 ton, atau kurang sekitar 12.000 ton.
"Tapi kekurangan ini berupaya kita tutupi dengan konsumsi ikan air tawar dan saat ini sudah banyak petani di Pamekasan yang membudidayakan ikan air tawar, seperti ikan lele," kata Nurul.
Selain meningkatkan produksi ikan, DKP Pamekasan juga telah mengembangkan alat pelacak ikan berupa global positioning system (GPS). Fungsinya untuk membantu nelayan menemukan titik-titik ikan di laut, kemudian bantuan jaring dan rumpon ikan.
"Harapannya untuk meningkatkan hasil tangkapan nelayan, sehingga produksi ikan secara otomatis juga meningkat, selain pengembangn budidaya ika air tawar," kata Nurul.
Tinggalkan Komentar