Cari

Jawa Timur, Kota Kediri

Ada 38 Adegan, Polisi Gelar Rekonstruksi Kasus Mutilasi Guru Tari

Ilustrasi pembunuhan, Ilus: Pixabay

 

Aparat Kepolisian Daerah Jawa Timur, melakukan rekonstruksi kasus mutilasi dengan korban almarhum Budi Hartanto (28), warga Kota Kediri. Korban juga merupakan seorang guru tari di sejumlah lokasi wilayah Kediri hingga Blitar.

"Total ada 38 adegan. Rekonstruksi ini menggambarkan bagaimana polisi melakukan penyelidikan secara transparan, akurat dan kami ingin tunjukkkan ke masyarakat TKP ini yang sebenarnya," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di sela-sela rekonstruksi tersebut di Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Jatim, Rabu, 24 April 2019.

Ia mengatakan, setiap adegan akan menunjukkan apakah keterangan dari pelaku sesuai dengan kejadian. Hal itu akan tergambar dari berbagai adegan yang direkonstruksi di sejumlah lokasi baik Kabupaten Kediri, hingga Blitar.

Kasus tersebut, kata Frans Barung, terjadi karena sebelumnya ada cek cok. Frans Barung memaparkan, ada dua pelaku yang terlibat yakni Aris Sugianto (34) dan Azis Prakoso (22). Dalam rekonstruksi di warung tempat kejadian perkara tersebut, petugas mengetahui bahwa Aris dan Azis berada di warung. Korban kemudian datang mengendarai sepeda motor lalu bertemu dengan keduanya.

Hubungan antara korban dengan pelaku terutama Aris, kata Frans Barung, cukup dekat. Budi sempat meminta uang, namun dirinya tidak mendapat uang tunai dari Aris, sehingga emosi dan memaki pelaku. Di tengah perselisihan, tersangka lain, yakni Azis, mengetahui hal itu, kemudian berusaha menengahi.

"Kenapa ini awal mulanya, ini persoalannya transaksional. Almarhum marah dan setelah marah si Azis ini bilang jangan marah-marah karena sudah malam tapi diabaikan, dijawab ini bukan masalah kamu," kata dia.

Frans Barung melanjutkan, pertikaian akhirnya terjadi. Korban Budi yang tidak terima perlakuan tersebut kemudian menampar dan berusaha menyabet parang kepada pelaku. Namun Azis berhasil menangkisnya dan membalas serangan tersebut.

"Azis yang berhasil merebut parang tersebut lantas menyabetkan beberapa kali bacokan ke tubuh korban. Budi kemudian tersungkur hingga kehilangan nyawanya," kata Frans Barung.

Setelah itu, Aris pulang ke rumah mengambil koper milik ibunya. Bersama Azis, jasad korban yang sudah tak bernyawa ke koper.

"Namun, ternyata koper tersebut tak cukup, sehingga kepala Budi dipotong," kata Frans Barung.

Frans Barung menegaskan, saat terjadi mutilasi tersebut korban sudah meninggal dunia. Tubuh korban yang berada di dalam koper lantas dibuang di bawah jembatan Karanggondang, Kabupaten Blitar. Sementara kepala Budi yang terbungkus kantong plastik, dibuang di bantaran Sungai Ploso Kerep, Kabupaten Kediri.

"Dari awal penghilangan leher adalah hilangkan jejak awam, wajahnya dia. Kalau orang awam melihat wajahnya tahu. Yang kedua, agar mudah masuk koper. Lalu pembuangan dan mulai dikubur (kepala korban)," kata Frans Barung mengungkapkan.

Proses rekontruksi berjalan dengan lancar. Terlihat, puluhan warga memadati lokasi rekonstruksi sejak awal, bahkan polisi harus bertindak tegas karena warga merangsek masuk ke dalam garis polisi.

Setelah dari warung nasi goreng tempat kejadian perkara selesai rekonstruksi, kegiatan dilanjutkan dengan lokasi pembuangan kepala korban dan pembuangan tubuh korban.

Kasus penemuan mayat dalam koper tersebut terjadi pada Rabu (3/4) pukul 07.00 WIB. Seorang pencari rumput menemukan koper berwarna hitam itu di Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu. Peristiwa ini sempat membuat warga Kabupaten Blitar geger.

Berita Regional Selanjutnya
Redam Penularan Virus HIV/AIDS, KPA Badung Sasar Mahasiswa
Berita Regional Sebelumnya
Penyaluran KUR 2018 Tidak Capai Target

Berita Regional Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar