Cari

DKPPKB: Fogging Bukan Solusi Tekan Kasus DBD

Petugas dari Kelurahan Petukangan Utara, Jakarta Selatan melakukan pengasapan di rumah warga untuk mengatasi masalah demam berdarah tahun 2016, Foto: yennyhardiyanti

 

Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan fogging atau pengasapan bukan menjadi solusi untuk menekan angka kasus demam berdarah dengue (DBD).

"Sebenarnya fogging bukan solusi, solusi terbaik itu adalah kesadaran masyarakat untuk hidup sehat, membiasakan gotong royong membersihkan saluran air yang menjadi sumber nyamuk pembawa penyakit DBD," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DKPPKB Belitung Timur Supeni di Manggar, Minggu, 13 Januari 2019.

Ia menjelaskan, permintaan masyarakat untuk dilakukan fogging cukup tinggi, bahkan dalam tahun 2018 mengalami peningkatan. Padahal, kata Supeni, pengasapan bukan satu-satunya solusi.

"Buktinya kendati sudah dilakukan fogging pada beberapa titik, tetap saja kasus demam berdarah muncul kendati belum masuk kejadian luar biasa (KLB)," ujar Supeni.

Ia mengatakan, fogging merupakan upaya yang dilakukan dinas terkait begitu terjadi kasus demam berdarah dengue di beberapa titik namun tidak mampu melakukan pencegahan.

"Fogging itu hanya menahan perkembangbiakan sementara, belum mampu memberantas jentik nyamuk pembawa wabah penyakit DBD," ujar Supeni menambahkan.

Nyamuk Aedes Aegypti menyebarkan virus dengue penyebab penyakit demam berdarah melalui gigitannya , Foto: entomologytoday.org

 

Menurut Supeni, terlalu sering dilakukan fogging akan menyebabkan gangguan pernapasan dan penyakit kronis lain dan menyebabkan nyamuk menjadi kebal terhadap pestisida.

"Kalau sering-sering dilakukan fogging, nyamuk bisa kebal. Mereka dapat beradaptasi, makanya fogging adalah opsi terakhir yang kami lakukan," kata Supeni.

Mantan Kepala Bidang Kearsipan Dinas Perpustakaan Daerah itu mengajak masyarakat untuk kembali menggalakkan pemberatasan sarang nyamuk melalui gerakan "4-M Plus" yaitu menutup, menguras, mengubur tempat penampungan air yang tidak terpakai, serta memantau jentik nyamuk seminggu sekali.

"Plus disini artinya menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan antinyamuk, memanam tanaman pengusir nyamuk melakukan lavasidasi dan menggunakan kelambu," ujar Supeni menjelaskan.

Berdasarkan data dari berbagai sumber yang dikumpulkan news.schoolmedia.com, di tahun 2016 terjadi sebanyak 15,2 juta kasus DBD di kawasan Asia Pasifik. Dari jumlah tersebut, sebanyak 202.314 kasus, termasuk 1.593 kasus kematian dilaporkan terjadi di Indonesia.

Kasubdit Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Suwito mengatakan, selama tiga tahun terakhir, incident rate atau tingkat kasus kejadian demam berdarah di Indonesia sendiri cenderung menurun.

Suwito menyebutkan, di hampir seluruh daerah di Indonesia kasus kejadian demam berdarah berkisar antara 25 per 100.000 penduduk. Beberapa daerah itu di antaranya di sebagian besar Pulau Jawa, dan sebagian Pulau Sumatera dan juga Papua.

Namun, ia juga menyebut, bahwa ada empat daerah di Indonesia yang masih mengalami tingkat kejadian cukup tinggi, yakni Bali, Aceh, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. 

Salah satu penyebab masih tingginya angka tersebut, kata Suwito, adalah karena perilaku masyarakat di daerah tersebut yang kurang peduli dengan ancaman demam berdarah.

Suwito menjelaskan, selain peran serta masyarakat kurang baik di wilayah itu berkaitan dengan migrasi. Misal, di Bali itu migrasi keluar masuk, banyak sekali masyarakat demam di daerah lalu kontak. Di situ dia menularkan.

Kasus demam berdarah, kata Suwito, cenderung meningkat dengan datangnya musim hujan. Ia menyarankan agar masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan, terutama jika ada genangan-genangan air di sekitarnya.

Berita Selanjutnya
Ganjar Gratiskan Penggunaan Wisma Perdamaian untuk Kegiatan Positif
Berita Sebelumnya
Mahasiswa UNY "Sulap" Daun Petai Cina Jadi Sabun Herbal

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar