Pohon sengon, Sumber: tanamantropis.com
Bagi sebagian orang, daun Sengon dan Cabai mungkin belum banyak dimanfaatkan. Biasanya pohon sengon lebih banyak diambil kayunya, sedangkan pohon cabai sering dipanen hanya buahnya saja. Namun, bagi Safina Amelia Khansa, daun sengon dan cabai justru memiliki b anyak manfaat.
Safina tertarik untuk meneliti kedua tanaman tersebut karena awalnya ia melihat kebiasan kakek dan neneknya memanfaatkan kedua daun ini untuk mempercepat pematangan buah pisang.
“Mereka menggunakan daun sengon dan daun cabai sebagai pengganti karbit untuk mempercepat pematangan buah pisang,” kata Safina di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin, 20 Mei 2019, seperti dilansir dari laman kemenag.go.id.
Dari situ, kata putri tunggal dari pasangan Kamim Thohari dan Lilis Dyah Astutik ini mencari informasi dari berbagai jurnal.
"Dan ternyata belum ada yang melakukan penelitian itu. Dari situ saya mencoba melakukan penelitian terhadap ini secara ilmiah,” kata Safina.
Keberhasilan Safina meneliti kedua daun ini, membuatnya meraih penghargaan dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2018. Safina menjadi salah satu dari 14 finalis Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) ke-50. Dari bidang ilmu pengetahuan hayati, Safina satu-satunya peserta yang berasal dari kategori MTs/SMP atau sederajat.
Safina Amelia Khansa, Foto: Dok Humas Kemenag
Atas capaian ini, Safina Amelia Khansa mendapat kesempatan berangkat ke Arizona, Amerika.Selama sepekan di Arizona yakni pada 12 – 19 Mei 2019, Safina mengikuti Broadcom Master International Program di Phoenix Arizona Amerika Serikat.
Program ini diselengarakan oleh Society for Sicience (SSP) dan merupakan kegiatan pendukung Intel Internastional Siceince and Engineering Fair (IISEF) 2019. Program ini diikuti 25 delegasi (finalis dan pemenang kompetisi sains) dari 18 negara yang berusia 14 tahun atau setingkat Sekolah Menegah Pertama.
“Dulu saya bercita-cita menjadi polisi, tapi setelah saya mengenal dunia sains di Amerika, saya kepingin jadi saintis saja di sana. Mengembangkan penelitian di sana dan pokoknya saya harus ke luar negeri kalau kuliah,” ujar Safina.
Safina menjelaskan, ia mendapatkan pengalaman yang tidak mungkin dilupakan saat berkumpul bersama 27 orang delegasi dari 18 negara.
“Kami bersama-sama mengunjungi Arizona State University, salah satu universitas sains terbaik di Amerika, di sana ada pengenalan solar system, pengenalan robot-robot, dan sebagainya,” kata Safina.
Selain itu, Safina melanjutkan, ia mengunjungi Botanical Garden untuk mempelajari tentang ragam Kaktus yang paling tua, dari seluruh dunia.
"Termasuk ke museum-museum untuk mempelajari tentang kultur Amerika, dari mulai pakaian, rumah, sampai adat-istiadat. Kita juga ke MIM (museum instrument music), di dalamnya dapat ditemukan alat musik dari seluruh dunia, termasuk dari Indonesia,” kata Safina.
Untuk diketahui, tahapan yang dilalui Safina untuk lolos sebagai peserta Broadcom Master Internastional Program adalah mengikuti seleksi Proposal Penelitian LKIR LIPI (Januari-April 2018), menjalani oembmbingan proposal oleh mentor dari LIPI (Juni-Oktober 2018), Final LKIR LIPI di Ice BSD pada November 2018 hingga mendapat Spesial Award yang dilanjutkan dengan pengumuman undangan Broadcom Master.
Kepada teman-teman MTsN di Indonesia, Safina berpesan untuk selalu semangat dalam melakukan penelitian dan pantang menyerah menjadi kunci keberhasilan.
Tinggalkan Komentar