Schoolmedia News Jakarta --- Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando, mengukuhkan Heri Hendrayana Harris atau yang akrab disapa Gol A Gong sebagai Duta Baca Indonesia. Setelah Najwa Shihab, tongkat estafet Duta Baca Indonesia berlanjut ke tangan Gol A Gong. "Masyarakat butuh role model untuk memberikan inspirasi. Saya ingin Gol A Gong dapat memastikan seluruh ilmu di perpustakaan dapat diserap, diaplikasikan dan digunakan untuk menciptakan inovasi dalam barang dan jasa,” ungkap Syarif Bando.
Kepala Perpusnas berharap, Gol A Gong sebagai seorang Duta Baca Indonesia sekaligus seorang penulis dapat berakselerasi dengan seluruh komponen bangsa terutama daerah yang kesulitan mendobrak tradisi menulis untuk membentuk komunitas literasi.
"Yang paling penting adalah bagaimana masyarakat Indonesia menyadari bahwa kemajuan diawali dari merubah pemikiran-pemikiran lama menjadi pemikiran baru melalui buku-buku baru yang tentunya dapat menciptakan inovasi,” imbuhnya.
Mengenal Gol a Gong
Heri Hendrayana Harris atau lebih dikenal dengan nama pena Gol A Gong adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia. Ia adalah pendiri Rumah Dunia di Serang, Banten. Heri hendrayana atau Gola Gong dilahirkan di kota Purwakarta (Solo), pada tanggal 15 Agustus 1963. Gola Gong adalah anak kedua dari lima bersaudara.
Dia lahir dari seorang ibu bernama Atisah, dan mendapatkan nama belakang Harris, yang diambil dari nama ayahnya. Dia adalah anak kedua dari lima bersaudara. Pada tahun 1965, keluarga tersebut pindah ke Serang, Sang ayah bekerja sebagai guru, dan ibunya bekerja sebagai seorang guru di sekolah putri, mereka menetap di dekat alun-alun kota Serang.
Gola Gong dikenal sebagai seorang penulis yang produktif dan lelaki bersemangat tinggi, karena berhasil bangkit dari keterpurukan atas kecelakaan yang menyebabkan tangan kirinya harus diamputasi. Kegemarannya membaca membuat Heri Hendrayana menjadi seorang Gola Gong yang telah menuliskan lebih dari 25 novel dan ratusan skenario film.
Selain itu, dia juga menuliskan banyak cerita pendek dalam beberapa antologi. Beberapa judul novel Gola Gong yang banyak dikenal adalah Balada Si roy, Kupu-Kupu Pelangi, Kepada-Mu Aku Bersimpuh, Biarkan AKu Jadi Milik-Mu, Lewat Tengah Malam, dan banyak lagi. Lewat Tengah Malam adalah sebuah novel adaptasi dari sebuah film tahun 2007 dengan judul yang sama, yang dia tulis dengan Ibnu Adam Avicena. B
enih gagasan Rumah Dunia mulai bersemi ketika ia dan beberapa rekannya kuliah di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung tahun 1982. Ketika Gola Gong mulai membuka perpustakaan keluarga untuk masyarakat pada tahun 1990-an, pada saat bersamaan dia juga merintis penerbitan tabloid bulanan berbasis komunitas, yaitu Banten Pos (1993) dan Meridian (2000).Dua tabloid itu hanya bertahan enam bulan.
Antusiasme Masyarakat Gol A Gong sebagai seorang pegiat literasi yang telah memiliki pengalaman berkeliling ke berbagai daerah di Indonesia menilai, antusiasme masyarakat akan buku tinggi namun terkendala masalah akses yang sulit serta distribusi bahan bacaan yang belum merata.
"Saya mengajak seluruh masyarakat untuk bangkit dan gemar tidak hanya membaca tapi juga menulis. Semua yang datang semua ke Perpustakaan tentu tidak hanya untuk membaca, tapi bisa menulis, sehingga rak-rak yang ada perpustakaan akan penuh dengan karya-karya kita,” ajaknya.
Pengukuhan Gol A Gong ini sekaligus menjadi penanda penyerahan tongkat estafet dari Najwa Shihab untuk melanjutkan tugas sebagai seorang Duta Baca Indonesia. Najwa mengungkapkan rasa syukurnya telah diberi kesempatan sebagai Duta Baca Indonesia selama 5 tahun terakhir.
"Menjadi Duta Baca memberikan kesempatan mengenal Indonesia dari kaca mata literasi serta bertemu banyak orang yang peduli pada kegemaran membaca masyarakat. Secara formal mungkin tugas saya sudah berakhir. Namun, saya merasa tidak ada kata akhir untuk mengajak semua orang terus mencintai buku dan literasi,” pungkas Najwa.
Berikut adalah tugas dari seorang duta baca nasional. "Jujur nomor 5,8 dan 9 berat. Tapi tetap semangat. Ditunggu supportnya teman-teman," ujar Gol a Gong dalam akun sosmednya.
1. Mengampanyekan gerakan nasional gemar membaca di berbagai wilayah Indonesia.
2. Menjadikan diri sebagai role modoel dalam pembudayaan gemar membaca.
3. Berperan aktif menyukseskan program menenumbuhkembangkan pembudayaan gemar membaca.
4. Menyusun dan menyepakati materi pembudayaan gemar membaca, desain, protipe, dan media promosi terkain lainnya.
5. Jadi model dalam media promosi berbentuk reklame, poster, mau pun stiker “Pembudayaan Kegemaran Membaca” dengan materi, serta desain yang telah disepakati.
6. Jadi pembicara dalam berbagai kegiatan berbentuk seminar, diskusi, dan lokakarya.
7. Membangun komunikasi dengan pemustaka, follower, subscriber, atau teman melalui media social sehubungan peningkatan minat baca.
8. Mengadakan jumpa penggemar dalam berbagai kegiatan terkait peningkatan minat baca.
9. Membuka jejaring kerjasama dengan lintas kementerian, lembaga, maupun pemerintah dalam pembudayaan gemar membaca di masyarakat.
Selamat bertugas Duta Baca Nasional.
Penulis. : Eko Schoolmedia
Tinggalkan Komentar