Sekolah Satu Atap. foto: kemdikbud.go.id
SCHOLLMEDIA NEWS, Natuna, Kepri - Masyarakat yang berada di Kampung Segeram, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, mengaku terbantu dengan keberadaan sekolah satu atap yang diresmikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, Kamis, 19 September 2019.
"Dengan adanya sekolah satu atap ini, kami tak perlu lagi menyekolahkan anak ke pulau lain," kata seorang tokoh masyarakat Kampung Segeram, Muhammad Sidik, usai peresmian sekolah satu atap.
Baca juga: Industri Pembakaran Arang dan Peleburan Alumunium di Cilincing Ditutup
Ia menjelaskan bahwa di kampung tersebut hanya ada satu sekolah yakni SD. Untuk melanjutkan ke jenjang SMP, anak-anak kampung itu harus pindah ke pulau lain atau ke desa lain yang jaraknya cukup jauh.
"Kalau ke Desa Kelarik itu sekitar dua jam dengan sepeda motor, tapi kalau ke Pulau Sedanau itu perlu waktu satu jam naik pompong (kapal kayu bermotor)," katanya.
Kondisi tersebut, kata dia, juga membuat sebagian penduduk tersebut pindah ke pulau lain yang ada sekolah lanjutannya. Muhammad Sidik sendiri mengaku hampir pindah ke pulau lain untuk mengikuti anaknya sekolah. "Tapi tidak jadi, karena anak menumpang di rumah saudara." ujarnya
Ia menambahkan SMPN 3 Satap Kampung Segeram terdiri atas SD dan SMP. Sekolah itu merupakan sekolah satu-satunya di kampung itu.
Baca juga: Pemkab Kulon Progo Siap Bantu Sosialisasikan Kenaikan Premi BPJS
Di desa itu juga belum dialiri oleh listrik PLN, dan hanya mengandalkan lampu tenaga surya saat malam hari. Akses jalan ke wilayah itu, juga masih mengalami kerusakan. Akses internet juga belum tesambung. "Kami minta pada pemerintah untuk memperhatikan kami," kata dia.
Kepala Sekolah SMPN 3 Satap Kampung Segeram, Supriatno, mengatakan jumlah siswa di sekolah itu sebanyak 32 siswa, yang terdiri dari 14 siswa SD dan delapan siswa SMP. "Dengan adanya SMP di sini, siswa tidak perlu lagi sekolah ke pulau lain. Cukup di sini saja," kata Supriatno.
Untuk jumlah guru, katanya, cukup untuk mengajar SMP dan SMA. Ke depan, Supriatno berharap pemerintah membantu mengaliri listrik PLN di kampung seta jaringan internet tersambung untuk meningkatkan proses pembelajaran.
250 Karakter tersisa