Cegah Karhutla, IPB: Waspadai Turunnya Tinggi Muka Air Gambut

Lahan gambut, Sumber: cifor.org

 

Guru Besar Perlindungan Hutan, Institut Pertanian Bogor Bambang Hero Saharjo mengatakan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebagian besar terjadi di lahan gambut karenanya waspadai turunnya tinggi muka air dengan mengaktifkan monitoring dan supervisi sekat kanal.

Dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, dia juga mengatakan bahwa perlunyamelakukan patroli udara, air dan darat secara rutin untuk mencegah kebakaran berlanjut dan mengantisipasi terjadinya pembiaran.

"Kebakaran sering terjadi di dalam kawasan hutan produksi dan kawasan hutan konversi, maka pihak terkait diminta untuk segera melakukan penertiban atau memberikan tindakan tegas dan tidak melakukan pembiaran," kata Bambang, Selasa, 9 April 2019.

 

Baca jugaBRG Akui Ada Kebakaran di Lahan Gambut Intervensi

 

Menurut dia, penegakan hukum karhutla sejatinya juga melakukan proses penindakan terhadap pelaku pelanggaran hukum lain yang menyertainya.

Sementara itu, Direktur Pengendalian Karhutla Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Raffles B. Pandjaitan mengatakan langkah korektif penanganan karhutla telah dilakukan dengan mengajak para pihak beralih paradigma dari melakukan pengendalian ke pencegahan kebakaran.

Raffles mengatakan pencegahan dimulai dengan sistem deteksi dini titik panas melalui citra satelit dan ditindaklanjuti dengan pengecekan langsung di tingkat tapak. Patroli terpadu, kata Raffles, terus ditingkatkan setiap tahunnya dengan melibatkan Manggala Agni, TNI, Polri, Pemerintah Daerah dan unsur masyarakat. Patroli terpadu ini dilakukan di desa-desa yang rawan karhutla.

 

Baca jugaBMKG Deteksi 178 Titik Panas di Sumatera

 

Tercatat, pada tahun 2016, patroli terpadu yang dikoordinir Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan satuan petugas yang ada di provinsi ini menjangkau 731 desa. Di tahun 2017 menjangkau 1.203 desa, di 3018 menjangkau 1.255 desa dan tahun 2019 ini akan menjangkau 1.240 desa. Hasilnya, kata Raffles, adalah 80 persen desa-desa yang terjangkau patroli terpadu tidak terjadi kebakaran.

Sebelumnya BMKG memprediksi El Nino moderat akan terjadi pada April hingga Juli 2019. Oleh karena itu, perlu diwaspadai El Nino saat musim kemarau yang diperkirakan membuat kondisi akan lebih kering.

Komentar

250 Karakter tersisa