Ilus: Pixabay
Membiasakan diri menjalani gaya hidup tidak sehat, dapat berdampak pada datangnya berbagai penyakit, salah satunya stroke. Kini, penyakit stroke sudah banyak menyerang anak muda atau remaja. Hal ini dikatakan dr. Dewanta dari Siloam Hopitals Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat.
Dewanta menjelaskan, tanda-tanda seseorang mengidap menyakit stroke, biasanya ia merasa pusing seperti migren, kesemutan, baal separuh badan, dan penglihatan di salah satu atau kedua mata terganggu.
"Bila tanda itu sudah mulai terasa maka anjurannya harus segera melakukan cek laboratorium guna memastikan penyakit yang ada pada tubuh," kata Dewanta, Selasa, 26 Februari 2019.
Keadaan tersebut bila tetap dibiarkan dan mengkonsumsi berbagai obat maka dapat menyebabkan timbulnya prnyakit dan tentunya terjadi komplikasi. Selain itu, kata Dewanta menjelaskan, saat ini sudah lebih ada dari 15 juta jiwa di seluruh dunia dari muda hingga tua mengidap penyakit stroke.
Sedangkan untuk Indonesia, sudah ratusan orang terkena penyakit tersebut. Dewanta melanjutkan, penyakit stroke adalah gangguan fungsi otak yang timbul mendadak, dan berlangsung selama 24 jam atau lebih. Akibat dari gangguan peredaran darah otak itulah yang menyebabkan orang mengalami gejala tersebut.
"Kondisi ini jika tidak dikendalikan atau diobati dapat memburuk dan berakibat terjadinya penyempitan atau pecah pembuluh darah otak," kata dewanta.
Untuk itu seseorang mengalami gejala tersebut, Dewanta menganjurkan, segera membawanya ke rumah sakit terdekat dan utamakan rumah sakit yang mempunyai dokter spesialis saraf (neurology) maupun fasilitas unit stroke. Dengan waktu yang tepat maka dapat menyelamatkan orang tersebut dari gangguan fungsi otak.
Dewanta menambahkan pertolongan yang akurat dan cepat harus segera dilakukan untuk menghindari kematian atau kecacatan yang menetap. Setiap menit keterlambatan pertolongan akan menyebabkan otak kekurangan darah. Ini artinya sekitar 1,9 juta sel otak dan serabut otak akan mati.
Lebih jauh tentang stroke, kecenderungannya juga dapat dikarenakan faktor keturunan atau genetik.
"Pada banyak kasus, terjadinya penyakit stroke yang dialami anak-anak atau remaja daripada orang tua pada umumnya," kata Dewanta.
Agar terhindar dari stroke, Dewanta menganjurkan, dengan menghentikan kebiasaan merokok dan mempertahankan berat badan sesuai berat idealnya.
"Ini harus mengacu pada basal metabolik indeks (bmi) < 25 kg/m2, garis lingkar pinggang < 80 cm wanita, garis lingkar pinggang < 90 cm laki-laki. Serta membiasakan mengonsumsi makan makanan sehat," kata Dewanta.
Makanan sehat itu yakni makanan yang rendah lemak jenuh dan kolesterol, menambah asupan kalium, mengurangi natrium, serta banyak mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran.
Selain itu, juga harus olahraga cukup dan teratur dengan melakukan aktivitas fisik yang punya nilai aerobik, yakni jalan cepat, bersepeda, berenang. Aktivitas tersebut dilakukan seseorang minimal 30 menit dan minimal tiga kali seminggu.
Tinggalkan Komentar