Cari

Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang

Sumber Mata Air di Kota Kupang Mulai Kering

Sumber Mata Air di Kota Kupang Mulai Kering. foto: nttprov.go.id

SCHOOLMEDIA NEWS, Kupang  - Musim kemarau yang melanda Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur berdampak pada mengeringnya sejumlah sumber air bersih bagi kebutuhan masyarakat di ibu kota provinsi NTT ini.

 

Baca juga: Jawa Timur Keluar Sebagai Juara Umum O2SN 2019

 

Salah satu sumber air bersih yang mulai mengering yaitu sumber mata Air Tofa di RT 20/RW 08, Kelurahan Tofa, Kecamatan Maulafa. Menurut Markus Ndun warga Maulafa yang ditemui di Kupang, Senin sejak musim kemarau melanda Kota Kupang telah berdampak pada berkurangnya debit air mata air Tofa, sehingga warga setempat mengalami kesulitan mendapatkan suplai air bersih.

"Kebutuhan air bersih bagi masyarakat di Tofa selama ini berasal dari sumber air Tofa, namun sejak dua bulan terakhir debit mata iir Tofa terus berkurang sehingga warga mulai beralih ke air tangki," kata Markus Ndun.

Menurut dia, kendati air tangki mahal, namun karena kebutuhan sehingga warga di Maulafa terpaksa harus membeli air untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ia mengatakan, masyarakat di kawasan Tofa harus menyediakan biaya sebesar Rp70.000 untuk membeli air tangki selama musim kemarau.

"Satu tangki air bersih dibeli dengan harga Rp70.000-Rp80.000. Kami harus membeli air karena sumber air yang ada sudah mengering kata Markus Ndun.

Selain itu mata Air Oepura di Kelurahan Oepura juga mulai mengering menyebabkan warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga. Sementara itu PLT Kepala PDAM Kota Kupang, Marius Seran mengatakan, kekeringan yang melanda Kota Kupang telah mengakibatkan turunya debit air pada sejumlah sumber air di daerah itu.

 

Baca juga: UI Wisuda 8.005 Lulusan D3 Hingga S3

 

Kendati demikian kata Marius Seran, suplai air bersih untuk pelanggan masih dapat dilayani sekalipun dalam volume  yang terbatas. "Pada musim kemarau seperti ini pasti debit air berkurang. Kami harus mengatur jadwal dalam distribusi air agar layanan air bersih bagi masyarakat tetap terlayani," kata Marius Seran.

Ia mengatakan, selama musim kemarau distribusi air bersih yang dilakukan PDAM tidak optimal karena debit air pada sumber-sumber air baku yang semakin berkurang karena dampak kekeringan.

Berita Regional Selanjutnya
206 Desa di Batang Akan Selenggarakan Pilkades Serentak
Berita Regional Sebelumnya
Polda Papua Rilis Data Kerusakan akibat Kerusuhan di Papua

Berita Regional Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar