Schoolmedia News Enrekang ---- Asesor dan Anggota BAN PAUD dan PNF Provinsi Sulawesi Selatan, Dr Ismayani M.Pd mengatakan Gerakan Transisi PAUD ke SD Yang Menyenangkan tidak melarang dilakukannaya pembelajaran calistung di jenjang Pendidikan Anak Usia DIni. Pembelajaran calistung pada Anak usia PAUD masih sangat sederhana. "Untuk membaca, Ayah Bunda bisa mengenalkan abjad melalui lagu-lagu interaktif yang membuatnya semangat," ujarnya.
Workshop Pendidikan bertema "Mari Kita Kembalikan Hak Pendidikan Bagi Anak melalui Penguatan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan" yang dilaksanakan di Pendopo Rumah Jabatan Bupati Enrekang, Selasa - Rabu (13-14/6). Kegiatan dibuka Anggota Komisi 10 Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Mitra Fakhruddin MB, S.P yang menjadi pembicara kunci dan dihadiri Widyaprada Ahli Utama Kemendikbudristek, Harris Iskandar, Ph.D, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Enrekang Jumurdin S.Pd, M.Pd.
Di samping itu,lanjut Dr Ismayanim Ayah Bunda juga bisa mengenalkan nama-nama berbagai benda. Untuk pelajaran menulis, Anak bisa diajari cara memegang alat tulis dan membuat berbagai jenis garis. Sementara untuk berhitung, metode bernyanyi cukup efektif untuk dilakukan.
Sedangkan belajar calistung untuk Anak TK A sudah lebih kompleks dibanding Anak PAUD. Namun, tetap sederhana. Untuk membaca, Anak bisa mulai diajari tentang bentuk huruf, meliputi perbedaan huruf kapital dan huruf kecil.
Untuk menulis, jika Anak PAUD baru belajar membuat garis sesuka hati mereka, Anak TK A mulai diarahkan agar membuat garis rapi dan terarah. Ayah Bunda bisa memanfaatkan teknik dot to dot atau meminta Anak menghubungkan beberapa titik menjadi garis. Untuk berhitung, mulai kenalkan Anak dengan hitungan satu sampai lima. Lalu, ajak mereka praktik dengan menghitung benda-benda di sekitarnya, seperti mainan, buah, jari, dan sebagainya.
Calistung adalah akronim dari baca, tulis, dan berhitung. Ketiga hal ini merupakan kemampuan dasar yang perlu dimiliki seseorang supaya ia bisa mempelajari hal lainnya lebih mudah. Misalnya di bangku sekolah, anak-anak harus bisa membaca, menulis, juga berhitung dahulu supaya bisa mempelajari berbagai materi lanjutan.
Anak-anak di usia TK B sudah bisa mulai diajarkan mengeja kosakata. Misalnya “b-u, bu, d-i, di… budi.” Lakukan hal ini secara bertahap, dari kata yang mudah, sampai yang sulit seperti kata dengan akhiran huruf konsonan. Untuk menulis, Anak TK B bisa mulai diarahkan untuk membuat tulisan seperti yang dicontohkan.
Misalnya Ayah Bunda menulis “Budi”, lalu minta Anak menulis kata yang sama sebanyak beberapa kali. Sementara untuk pelajaran berhitung, Anak TK B sudah bisa mulai diajari operasi hitung bilangan sederhana. Dalam hal ini sistem penjumlahan dan pengurangan. Ayah Bunda bisa memanfaatkan benda-benda di sekitar Anak untuk mengenalkan hal ini.
Dr Ismayani membagikan lima tips mengajar menyenangkan untuk anak di jenjang PAUD yang dapat menjadi perhatian orangtua, guru dan pengawas PAUD,
Pertama Perhatikan Kesederhanaan Kata-kata Agar Mudah Dipahami.
Anak-anak tidak membutuhkan kalimat yang terlalu panjang. Kalimat yang baku, namun bila diucapkan dengan kata-kata sederhana sangat membantu anak dalam menerima instruksi yang diberikan oleh gurunya. Misalnya dengan kalimat, "Ini namanya apa?", "Ini warnanya apa?", "Itu terbuat dari apa?" anak-anak akan langsung memahami pertanyaan guru dan menjawabnya dengan baik. Selain itu, ucapkanlah kalimat-kalimat saat pembelajaran dengan jelas dan tidak terlalu cepat.
Kedua Aktivitas "Play-Time“
Meski pun ada beberapa mata pelajaran yang diajarkan di PAUD, namun ada satu aktivitas yang disukai anak-anak. Aktivitas ini bernama "Play-Time". Di dalam aktivitas ini, anak-anak bebas melakukan aktivitas yang mereka suka. Ada pun aktivitas yang bisa dipilih anak-anak misalnya bermain balok, bermain boneka, menggambar, mewarnai, membaca buku, dan lainnya. Melalui aktivitas ini, biasanya guru semakin memahami aktivitas atau kegemaran apa yang menjadi favorit anak-anak didiknya. Dengan semakin memahami aktivitas favorit anak didik, pendidik PAUD menjadi semakin paham cara mengembangkan bakat serta minat anak-anak didiknya.
Ketiga Memaksimalkan Penggunaan Alat Peraga
Dengan alat peraga, anak-anak tidak hanya belajar dengan melihat, namun juga menyentuh benda nyata. Jangan lupa pula untuk memaksimalkan penggunaan alat peraga di sekolah. Hanya dengan satu buah alat peraga, kita bisa bertanya kepada anak didik tentang apa warnanya, apa bentuknya, apa bahan pembuatnya, jumlahnya berapa, dan lainnya. Alat peraga juga sangat membantu anak didik dalam memahami dan mengingat materi pelajaran yang diajarkan. Dan tentu saja, dengan menggunakan alat peraga, biasanya anak-anak merasa lebih bersemangat dan suka hati.
Keempat Media Lagu
Ada aneka aktivitas yang berhubungan dengan lagu, yaitu bernyanyi bersama, melakukan gerak lagu, menonton video klip lagu, atau mendengarkan audio lagu. Aktivitas yang paling menyenangkan dan berhubungan dengan lagu adalah melakukan gerak dan lagu. Selain itu, bila Anda bisa memainkan alat musik dan mengajak anak bernyanyi bersama sambil memainkan alat musik biasanya akan menjadi sesuatu yang "wow banget". Anak-anak akan lebih antusias bisa melihat gurunya memainkan suatu alat musik, apalagi sambil mengiringi mereka bernyanyi. Pasti anak-anak menjadi lebih semangat.
Kelima Memberikan Penghargaan
Agar anak-anak semakin antusias dalam mengikuti setiap aktivitas yang diajarkan oleh gurunya, guru bisa menyiapkan aneka penghargaan. Penghargaan diberikan kepada anak-anak didiknya yang bisa melakukan aktivitas sesuai instruksi. Penghargaan biasanya berupa benda, misalnya stiker, alat tulis, mainan, dan benda menarik lainnya.
Namun, penghargaan juga bisa berupa bintang atau "smile" yang dituliskan di lembar kerja anak, setelah ia berhasil menyelesaikannya dengan baik. Penghargaan bisa pula berupa pujian yang diucapkan dari hati yang tulis. Dengan mendapatkan penghargaan dari gurunya, biasanya anak akan lebih semangat dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
Peliput dan Foto Eko
Tinggalkan Komentar