Foto: Pixabay
Perusahaan ponsel Samsung dan Oppo menggandeng perusahaan lain untuk menangani produk-produk lama atau produk bekas pakai yang akan menjadi sampah elektronik.
Samsung belum memiliki program atau divisi sendiri untuk mendaurulang produk-produk elektronik bekas pakai, namun menggandeng layanan jual beli ponsel bekas Laku6 untuk menanganinya.
"Produk lamanya kita kerja sama dengan Laku6. Sekarang untuk tukar tambah, trade-in (tukar tambah), mereka yang take care (urus), tapi secara khusus belum ada," kata Direktur Pemasaran Korporat Samsung Electronics Indonesia Elvira Jakub di sela peluncuran Galaxy Land di Jakarta, Selasa, 21 Mei 2019.
Sejak peluncuran seri ponsel premium terbaru Samsung Galaxy S10, Elvira mengatakan, Samsung Indonesia telah membuka lebih banyak tempat untuk tukar tambah.
"Sekarang sudah di atas 300 toko yang memang ada trade-in, jadi sekarang tidak perlu menunggu event," ujar Elvira.
Baca juga: Aktivis Lingkungan Serukan Pabrik Ponsel Lakukan Daur Ulang
Strategi tukar tambah untuk menyiasati sampah elektronik juga dijalankan oleh perusahaan ponsel asal China, Oppo.
Dihubungi terpisah, PR Manager Oppo Indonesia Aryo Meidianto mengatakan, saat ini pihaknya bekerja sama dengan Joy Exchange untuk menangani ponsel-ponsel lama.
"Semacam perusahaan tukar tambah perangkat smartphone lama. Mereka yang akan mengurus perangkat-perangkat lama kita," kata Aryo Meidianto.
Aryo mengatakan Oppo juga bekerja sama dengan PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PT PPLI) di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, untuk menangani sampah elektronik.
Pada 2017, Oppo bersama PT PPLI memusnahkan 23.000 perangkat yang terdiri atas telepon pintar dengan kemasan dan aksesori yang rusak dan memiliki kualitas di bawah standar yang terakumulasi dari tahun 2013 hingga 2016.
Baca juga: Atasi Limbah di Pantai Trisik, Mahasiswa UGM Latih Warga Ciptakan Batu Bata Plastik
Menurut penelitian Greenpeace tahun 2017, secara keseluruhan setiap dua dari tiga orang dengan rentang usia 18-35 tahun mempunyai telepon pintar. Penelitian Greenpeace juga menunjukkan bahwa dalam 10 tahun terakhir tujuh miliar telepon pintar diproduksi, yang selanjutnya akan menjadi sampah elektronik.
Tinggalkan Komentar