Schoolmedia News Bima --- Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi di Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Selasa (17/1) selama 2 jam penuh mengakibatkan luapan air sungai hingga merendam pemukiman warga. Selain karena luapan air sungai, banjir juga disebabkan karena drainase yang tertutup sedimen tanah.
Sebanyak 29 unit rumah warga yang terdampak berada di Desa Waworada dan Desa Karumbu di Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bisa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. 129 jiwa warga terdampak banjir dengan ketinggian hampir 1 meter tersebut.
Meskipun tidak ada warga yang mengungsi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima tetap memberikan bantuan logiatik dan peralatan kepada masyarakat yang terdampak langsung.
BPBD Kabupaten Bima melaporkan pada Kamis (19/1) banjir sudah berangsur surut dan kegiatan warga kembali berjalan normal.
Meski sudah tidak tergenang banjir, BPBD setempat terus melakukan pemantauan untuk mengantisipasi adanya kemungkinan kenaikan kembali genangan air.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca untuk sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Barat berpotensi menglamai hujan yang dapat disertai kilat dan angin kencang. Sementara untuk wilayah Kabupaten Bima berpotensi untuk mengalami hujan ringan hingga sedang.
Badan Nasional Penanggulanagn Bencana (BNPB) mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan siaga akan potensi bencana hidrometeorologi, mengingat puncak musim hujan masih akan berlangsung beberapa minggu ke depan. Lingkungan menjadi faktor penting dalam penanganan bencana hidrometeorologi basah tersebut. Bagi warga yang berada di sekitar daerah aliran sungai agar secara rutin memastikan kondisi sungai maupun drainase bersih dari sampah maupun hal lainnya yang dapat menghambat aliran air.
Masyarakat juga diimbau untuk dapat membiasakan melihat prakiraan cuaca, serta potensi risiko bencana di wilayahnya melalui laman inaRISK.bnpb.go.id.
Banjir di Pati Jateng
BPBD Kabupaten Pati menyebutkan banjir yang menggenangi beberapa wilayah kecamatan sejak akhir tahun 2022 lalu telah surut pada Rabu (18/1). Aktivitas masyarakat kembali normal pascabanjir yang berlangsung lebih dari dua pekan tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menginformasikan genangan yang berdampak pada jalan-jalan di wilayahnya telah dapat diakses warga. Sebelumnya diberitakan semua akses jalan di Desa Kedungmulyo, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, tidak dapat diakses. Demikian juga jalan di wilayah Jongso menuju Kabupaten Kudus sudah dapat dilalui masyarakat.
“Sudah lancar semua, baik jalan nasional, jalan provinsi jalan kabupaten, jalan desa sudah normal,” ujar personel Pusdalops BPBD Kabupaten Pati melalui pesan singkat, Rabu petang (18/1).
Sementara itu, sejumlah warga yang sebelumnya mengungsi telah kembali ke rumah mereka masing-masing. Tercatat saat banjir masih melanda beberapa kecamatan, 149 KK atau 598 jiwa mengungsi ke tempat evakuasi sementara.
Data dampak yang direkam per 17 Januari 2023 Pusdalops BNPB merangkum sebanyak 5.645 KK atau 22.580 jiwa terdampak, sedangkan pada kerugian material tercatat 6.301 unit rumah terendam. Aset lain yang terdampak terdiri balai desa 1 unit, musola 5, fasilitas Pendidikan 7 dan sejumlah akses jalan setempat.
Pihak BPBD tetap bersiaga untuk mengantisipasi potensi banjir ke depan. Hal tersebut merujuk pada prakiraan cuaca di beberapa wilayah Kabupaten Pati masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada hari hari, Kamis (19/1).
Berdasarkan analisis inaRISK, Kabupaten Pati memiliki 21 kecamatan dengan potensi bahaya banjir kategori sedang hingga tinggi. Wilayah-wilayah yang terdampak banjir merupakan daerah yang berada pada potensi tersebut.
BNPB mencatat sepanjang tahun 2022 lalu, bencana banjir terjadi beberapa kali di Kabupaten Pati. Kejadian itu berlangsung pada awal tahun 2022, Maret, Mei, Juli dan Desember. Daerah yang terdampak banjir pada waktu itu, antara lain Kecamatan Dukuhsekti, Kayen, Jakenan, Margoyoso, Tambakromo dan Margorejo.
Dalam penanganan bencana banjir di wilayah Jawa Tengah, termasuk Kabupaten Pati, BNPB telah melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC). Operasi penebaran garam di udara atau cloud seeding di atas langit Jawa Tengah ini dipusatkan di Lanud Adi Soemarmo, Boyolali. Penyemaian di Jawa Tengah telah berlangsung pada periode 2 hingga 15 Januari 2023. Lebih dari 50 sorti dilakukan dengan pesawat selama kurun waktu tersebut.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar