Ilustrasi pengurangan sampah di Mataram, Foto: Pixabay
Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, tahun ini menargetkan pengurangan sampah sebesar lima persen, sebagai salah satu bentuk mendukung program "zero waste". Pengurangan sampah ini bertujuan untuk mewujudkan Provinsi Nusa Tenggara Barat bebas sampah tahun 2025 sesuai target nasional.
"Target 5 persen pengurangan sampah itu sudah signifikan, karena di NTB saja hingga saat ini belum mampu mencapai angka 2 persen. Di Mataram sekitar 2,5 persen," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram Irwan Rahadi di Mataram, Sabtu, 20 April 2019.
Irwan mengatakan, "zero waste" artinya sampah diupayakan selesai di tempat, bukan berarti nol sampah dan itu mustahil.
"Selama ada kehidupan sampah pasti ada karena itulah roh "zero waste" adalah pengurangan sampah," kata Irwan.
Baca juga: UN Environment Harapkan Peran Besar Indonesia Cegah Sampah Laut
Secara nasional, Irwan melanjutkan, pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menargetkan melakukan pengurangan sampah pada tahun 2025 sebesar 30 persen. Sehingga, kata Irwan, melalui program "zero waste", diharapkan grafik pengurangan sampah bisa terus meningkat.
Untuk mencapai target pengurangan sampah 5 persen di Mataram, DLH melakukan penanganan sampah dengan sistem kumpul angkut buang (KAB) yakni membawa sisa plastik yang tidak diolah dan belum maksimal.
"Pengentasan masalah sampah plastik menjadi rujukan kebijakan nasional, karena potensi sampah plastik di Indonesia tercatat nomor 2 di dunia sebagai produsen pencemar limbah plastik," ujar Irwan.
Selain itu, Irwan melanjutkan, DLH mengoptimalkan keberadaan bank-bank sampah yang ada. Tercatat, Mataram memiliki satu unit bank sampah induk dan dua bank sampah unit yang berada di Kelurahan Dasan Cermen dan Banjar.
Baca juga: Sampah Menumpuk, Kemen ESDM: Sampah Kota Besar Mampu Hasilkan Listrik 2.000 MW
Dalam operasionalnya bank sampah induk dibantu dengan kelompok kerja (pokja). Hingga saat ini, terdapat sekitar 35 pokja tersebar di 6 kecamatan, meskipun tidak semua pokja tersebut berjalan aktif.
"Yang kurang aktif kendalanya masih membutuhkan fasilitasi terutama pascapengelolaan sampah, termasuk untuk permodalan. Kalau untuk pengelolaannya dan manajemen bank sampah mendapat dinilai di atas standar, baik " katanya.
Volume sampah di Mataram saat ini mencapai sekitar 400 ton per hari. Sampah yang dapat tertangani dengan baik sekitar 75 persen. Sisanya, kata Irwan, ada yang dikelola bank sampah bersama pokja, dibakar, dan lainnya.
Tinggalkan Komentar