Cari

Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang

Akademisi: Jangan Kotori Hasil Pilpres dengan Narasi Provokatif

Ilustrasi berita hoaks dan provokatif, Foto: pixabay

 

Akademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Mikhael Bataona mengharapkan agar jangan lagi ada narasi-narasi provokatif yang justru mengaduk-aduk emosi masyarakat, untuk tidak menerima hasil penghitungan cepat Pilpres 2019.

"Hasil penghitungan cepat Pilpres 2019 yang dilakukan lembaga-lembaga survei kredibel adalah produk ilmu pengetahuan, yang adalah anak kandung demokrasi," kata Mikhael Bataona di Kupang, Kamis, 18 April 2019.

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan hasil Pilpres 2019 dan respons kedua pasangan calon terhadap hasil penghitungan cepat yang diumumkan lembaga-lembaga survei.

 

Baca jugaWali Kota: Jangan Ada Lagi Perbedaan Setelah Pemilu

 

Menurut dia, dengan melihat secara nyata bahwa Jokowi-Amin unggul jauh dengan selisih hampir satu digit dari Prabowo-Sandi dalam hampir semua hasil penghitungan cepat lembaga-lembaga survei kredibel, maka sudah seharusnya semua elit di kedua kubu melakukan 'calling down' dan menyejukkan suasana.

Karena itu, dia berharap agar jangan lagi ada narasi-narasi provokatif yang justru mengaduk-aduk emosi masyarakat untuk tidak menerima hasil survei yang adalah produk ilmu pengetahuan ini.

Jika di zaman seperti ini masih ada yang meragukan produk ilmiah tersebut, kata Bataona, maka itu tidak rasional. Hal yang juga perlu dihindari saat ini, kata Bataona, jangan lagi ada yang menempatkan diri sebagai pihak yang dizalimi atau menuduh dicurangi.

 

Baca jugaMenkominfo Imbau Hentikan Perang Opini di Medsos

 

Sikap tersebut, Bataona melanjutkan, sesungguhnya hanya sekadar menempatkan diri sebagai korban (playing victim) untuk mendapat simpati dan memprovokasi masyarakat. Artinya, jangan sampai hasil Pilpres yang sudah sangat jelas dan kredibel ini, karena hampir semua lembaga survei memaparkan hasilnya secara terbuka, dikotori oleh sandiwara baru.

"Jangan sampai juga masyarakat menertawakan elit-elitnya yang sengaja buta, meskipun di belakang sana sebenarnya sudah tahu bahwa hasil tersebut benar, sambil menunggu hasil 'real count' dari KPU," katanya Bataona.

Inilah, kata Bataona melanjutkan, momentum untuk membersihkan politik negeri ini dari stigma sebagai panggung yang penuh dengan aneka sandiwara.

"Siapapun yang menang, rakyatlah yang menang. Karena kita semua adalah NKRI," kata Bataona. 

Berita Regional Selanjutnya
Presiden Jember Fashion Carnival Dynand Fariz Tutup Usia
Berita Regional Sebelumnya
Wali Kota: Jangan Ada Lagi Perbedaan Setelah Pemilu

Berita Regional Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar