Cari

Kepulauan Riau, Kota Tanjung Pinang

Angka Penderita HIV/Aids di Kepri Meningkat


 

Foto: Freepik

 

Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana mengungkapkan angka penderita HIV/Aids di Provinsi Kepulauan Riau sangat memprihatinkan. Angka ini pihaknya dapatkan berdasarkan hasil survei Dinas Kesehatan setempat.

"Dari jumlah homoseksual, waria dan PSK yang kami periksa kesehatannya, masyarakat dapat menilai apakah ini bencana atau tidak. Mengerikan!," kata Tjetjep Yudiana, di Tanjungpinang, Selasa, 2 April 2019.

Tjetjep menjelaskan, pihaknya melakukan survei kesehatan terhadap 250 orang pria yang menyukai sesama jenis. Dari jumlah tersebut, tercatat ada 23 orang di antaranya positif HIV/Aids. Penderita HIV/Aids itu seluruhnya berada di Batam.

 

Baca jugaPengadaan Gagal di 2018, Penderita HIV Aids Terancam Tak Bisa Konsumsi Obat Antiretroviral

 

Sementara dari 400 orang pekerja seks komersial (PSK), 5 orang di antaranya positif HIV/Aids. Para PSK yang terjangkit HIV/Aids itu, kata Tjetjep, juga berdomisili di Batam.

"Sebanyak 53 orang waria yang diperiksa kesehatannya, 3 di antaranya terjangkit HIV/Aids. Tiga kasus HIV/Aids waria terjadi di Tanjungpinang," ujar Tjetjep.

Tjetjep menjelaskan jumlah penderita HIV/Aids yang didata Dinkes Kepri bukan angka yang akurat. Penyebabnya, kata Tjetjep, karena lebih banyak pelaku homo seksual, waria dan PSK yang tidak ingin diperiksa kesehatannya. Mereka, kata Tjetjep melanjutkan, kemungkinan takut diperiksa dan tidak siap mengetahui penyakit yang dideritanya setelah melakukan hubungan seks bebas dan menyimpang.

"Kami tidak memiliki kapasitas untuk memeriksanya," kata Tjetjep.

Tjetjep mengemukakan jumlah penderita HIV/Aids bisa jauh lebih banyak dari temuan petugas kesehatan di Kepri. Penularan virus mematikan itu akan terus terjadi sepanjang masih ada anggota masyarakat dan para penderita HIV/Aids berprilaku seks bebas dan menyimpang.

"Ini yang kita sebut dengan fenomena gunung es. Dari jumlah yang terdata sedikit tetapi fakta sebenarnya dapat menjadi sangat banyak," kata Tjetjep.

 

Baca jugaPelajar SD Kapuas Hulu Idap HIV/AIDS, Kadisdik: Tetap Miliki Hak Pendidikan

 

Tjetjep sendiri merasa harus membeberkan permasalahan serius penularan HIV/Aids ini untuk mencegah penularan secara massif. Dia menilai perubahan perilaku seks harus dilakukan agar tidak terjangkit penyakit yang belum ada obatnya tersebut.

"Kami berharap seluruh organisasi kemasyarakatan, tokoh agama, dan tokoh masyarakat bersama-sama mencegah agar HIV/Aids tidak menular lagi," katanya.

Menurut dia, penularan HIV Aids melalui jarum suntik sampai sekarang belum ditemukan Dinkes Kepri. Namun bukan berarti tidak ada, karena pengguna narkoba cenderung tertutup.

"Kami berharap ada kajian khusus terhadap persoalan ini, yang melibatkan tim ahli," katanya.

Tjetjep mengatakan penyakit HIV/Aids sampai sekarang belum ada obatnya. Lembaga kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas hanya memiliki obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

"Gairah seks penderita HIV/Aids itu sama seperti manusia normal. Karena itu harus diwaspadai," ujar Tjetjep.

Berita Regional Selanjutnya
Disparekraf: Komodo yang Diperdagangkan Kemungkinan dari Ngada
Berita Regional Sebelumnya
Hendak Panen Ubi Talas, Warga Malah Temukan Ranjau Darat di Lahannya

Berita Regional Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar