Ikan Tuna, Foto: Pixabay
Provinsi Maluku melalui PT Maluku Prima Mandiri mengekspor sedikitnya 2,7 ton ikan tuna segar ke Jepang menggunakan Bandara Internasional Pattimura Ambon. Nilai ekspor tersebut mencapai 16.700 dolar AS.
Kadis Perindag Maluku, Elvis Pattiselanno, mengatakan, ekspor yang dilakukan PT. Maluku Prima Mandiri memanfaatkan jasa maskapai penerbangan Lion Air. Ekspor langsung ini, kata Elvis, mendapat dukungan dari Pemprov Maluku berupa penanganan transaksi dengan sejumlah pihak secara terpadu. Proses pengiriman ikan tersebut, kata Elvis, hanya transit di Jakarta.
"Jadi nilai ekspor ikan tuna fresh Maluku ke sejumlah negara pada tiga bulan terakhir ini mencapai 5 juta dolar AS atau hampir 50 persen dibandingkan pada 2018 yang digalakkan ekspor pada Februari 2018," ujar Elvis, Minggu, 31 Maret 2019.
Dia menjelaskan, awalnya, pihaknya membentuk tim peningkatan ekspor Maluku pada 8 November 2018. Tim ini, kata Elvis, diketuai oleh Asisten III Setda Maluku, Zulkifli Anwar beranggotakan Dinas Perindag, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pertanian, Badan Karantina Ikan, Bea dan Cukai, PT.Pelindo, PT. Angkasa Pura, Bank Indonesia Perwakilan Ambon, dan pihak-pihak terkait lainnya.
Tim melaksanakan kesepakatan bersama ekspor terpadu tersebut dikenal dengan "pelayanan 247". Pelayanan ekspor 247, kata Elvis, artinya semua pihak siap memberikan pelayanan selama 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu tanpa libur, hingga produk ekspor tiba di negara tujuan.
Sistem pelayanan ini, kata Elvis, juga menjamin seluruh dokumen ekspor yang dibutuhkan dapat selesai dalam waktu cepat, termasuk saat barang akan diberangkatkan melalui pelabuhan maupun bandara di Ambon menuju negara tujuan.
Menurut Elvis, dampak lain dari terobosan tim peningkatan ekspor Maluku dan penerapan pelayanan 247 adalah komoditi laut lainnya pun meningkat. Komoditi tersebut, diantaranya adalah kepiting bakau hidup yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Aru. Saat ini, kepiting bakau hidup diekspor ke Singapura dan Malaysia.
Selain itu, Elvis melanjutkan, komoditi perkebunan seperti pala, cakang cengkih dan damar juga diminati sejumlah negara.
"Maluku saat ini kembali mengalami peningkatan ekspor, menyusul sempat terpuruk karena dampak tragedi kemanusiaan pada 1999," kata Elvis.
Tinggalkan Komentar