Motor sampah merek Kaisar, Foto: purbalinggakab.go.id
Anggota DPRD Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) menemukan motor kaisar untuk angkutan sampah dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi oknum tertentu di kelurahan. Peristiwa ini terekam saat mereka melakukan kunjungan di sejumlah kelurahan di daerah tersebut.
"Di sejumlah kelurahan saya melihat motor kaisar yang dibagikan Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate untuk mengangkut sampah di lorong yang tidak bisa dilewati truk pengangkut sampah justru dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi," kata anggota DPRD Ternate Nurlela Syarif di Ternate, Rabu, 27 Maret 2019.
Oleh karena itu, Nurlela menegakan, pihak kecamatan diminta mengawasi penggunaan motor kaisar pengangkut sampah di setiap kelurahan. Jika masih digunakan untuk kepentingan pribadi, kata Nurlela, sebaiknya kendaraan tersebut ditarik dan dialihkan ke kelurahan lain yang mau memanfaatkannya sesuai peruntukannya.
Baca juga: Sampah Menumpuk, Kemen ESDM: Sampah Kota Besar Mampu Hasilkan Listrik 2.000 MW
Dalam kunjungannya ke kelurahan, ia juga melihat masih banyak warga setempat yang membuang sampah di kali. Menurutnya, sikap masyarakat ini dapat menghambat aliran air dan saat hujan wilayah tersebut berpotensi banjir.
Tidak itu saja. Sampah yang dibuang di kali dan terbawa air ke laut kata Nurlela, dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan laut, terutama sampah plastik. Padahal, perairan Ternate kini telah dikembangkan menjadi salah satu objek wisata bawah laut.
Namun, Nurlela Syarif tidak sepenuhnya menyalahkan warga yang membuang sampah di kali. Nurlela menilai, warga melakuakn hal ini akibat tidak tersedianya penampungan sampah di sekitar permukiman mereka.
Baca juga: Atasi Keluhan Warga, Mahasiswa Unila Ubah Sampah Plastik Jadi Minyak
Pihaknya lalu meminta Pemkot Ternate harus menyediakan tempat penampungan sampah di setiap permukiman warga dan mengangkutnya setiap hari. Fakta di lapangan, kata Nurlela, sampah di tempat penampungan sampah berhari-hari tidak diangkut sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap di sekitarnya.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan daur ulang terhadap sampah rumah tangga yang mereka hasilkan. Daur ulang tersebut, kata Nurlela, misalnya untuk sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos, sehingga bisa dimanfaatkan untuk memupuk tanaman sendiri atau dijual.
Tercatat, Kota Ternate setiap harinya menghasilkan sampah sedikitnya 80 ton. Dari jumlah itu yang bisa diangkut setiap hari hanya sekitar 70 persen akibat keterbatasan armada pengangkut sampah yang dimiliki Pemkot Ternate.
Tinggalkan Komentar