Schoolmedia News Jakarta --- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melakukan kunjungan kerja ke Bundesinstitut für Berufsbildung (BiBB), di Kota Bonn, Jerman, pada Rabu (11/10/2023).
Dalam kesempatan tersebut Menko PMK didampingi oleh Konjen RI-Frankfurt Antonius Yudi Triantoro, Sekretaris Kemenko PMK Andie Megantara, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Warsito. Kunjungan tersebut diterima langsung oleh Vice President BiBB Hubert Ertl dan Project Manager Asia Luca Jelic.
Muhadjir mengatakan, kunjungan tersebut dalam rangka penguatan Lembaga Koordinasi Vokasi yang merupakan bagian dari upaya untuk menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sebagaimana amanat dari Presiden Joko Widodo.
Dalam kesempatan diskusi, Vice President BiBB Hubert Ertl menyampaikan bahwa kunci keberhasilan program pendidikan dan pelatihan vokasi di Jerman adalah adanya dual-system, yakni adanya Undang-Undang Pemagangan (Berufsbildungsgesetz, BBiG) yang konsisten dan tersosialisasi dengan lugas kepada semua pemangku kepentingan serta adanya Lembaga Vokasi ditingkat Nasional (BiBB) yang menjalankan dan mengawasi pelaksanaan Undang-Undang Pemagangan tersebut.
Hubert Ertl menjelaskan bahwa terdapat tiga lokasi utama dalam pemagangan dual-system yaitu Sekolah Kejuruan, Perusahaan dan Inter-company vocational training centre (ÜBS). Pemagangan merupakan jembatan antara pelajar sebelum mereka memasuki dunia kerja. Oleh karena itulah, angka pengangguran usia muda (15-24 tahun) di Jerman tergolong sangat rendah (di bawah 7%).
Menko PMK mengaku sangat terkesan dengan tugas dan peranan BiBB yang menjadi pilar penanggung-jawab keberhasilan sistem pendidikan dan pelatihan vokasi di Jerman. Menurutnya, vokasi betul-betul menjadi faktor strategis yang menjadikan Jerman sebagai negara maju.
Oleh karena itu, Menko Muhadjir menyampaikan, apa yang dilakukan BiBB patut menjadi percontohan dan bisa diadopsi di Indonesia untuk penerapan pendidikan dan pelatihan vokasi.
"Saya kira bagus ini kalau kita adopsi untuk Indonesia mengingat kita sedang mengalami bonus demografi, jumlah usia muda yang sangat tinggi kalau ini tidak diberi keterampilan yang memadai dan ketersediaan lapangan pekerjaan yang sesuai ini kita akan kehilangan kesempatan memanen bonus demografi," ujarnya.
Menko Muhadjir menyampaikan bahwa bonus demografi di Indonesia harus ditangani dengan cepat melalui revitalisasi vokasi. Indonesia tentu memiliki kekhasan terkait dengan vokasi, termasuk mendorong jiwa kewirausahaan di generasi muda kita.
"Untuk itu, idealnya Indonesia juga memiliki institusi vokasi yang kuat untuk menyatukan seluruh stakeholders terkait. Saat ini, sesuai Perpres 68/2022 pemerintah telah membentuk tim koordinasi Nasional Vokasi (TKNV), yang juga telah diikuti pembentukan tim koordinasi vokasi di tingkat daerah," ujar Muhadjir.
Sebagai informasi, BIBB didirikan pada tahun 1970 berdasarkan Undang-Undang Pelatihan Kejuruan (Berufsbildungsgesetz,BBiG)
dan merupakan satu satunya lembaga di tingkat pusat yang bertanggungjawab dan memiliki kewenangan dalam pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi di Jerman.
BIBB merupakan lembaga pemerintah pusat untuk kebijakan, penelitian dan praktik di bidang pendidikan dan pelatihan vokasi. BIBB memiliki dana operasional sebesar €294 juta (sekitar Rp. 4,7 Trilyun) per-tahun
Muhadjir beserta rombongan disambut baik oleh Head of Vocational Training Abroad DIHK Tobias Bolle di salah satu pusat Training of Trainer yang didirikan oleh Paul Christiani pada tahun 1931 itu. Turut menyambut kedatangan, Area Sales Manager Africa & Central Asia Nadja Parcsami dan Area Sales Manager Sub-Sahara Africa & Central Asia Sule Akarsu.
Muhadjir mengatakan, kunjungan tersebut merupakan bagian dari upaya untuk menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sebagaimana amanat dari Presiden Joko Widodo.
“Kita mendiskusikan kemungkinan kerja sama yang akan dilakukan dengan lembaga ini untuk mengirim lulusan-lulusan SMK yang akan mencari pengalaman kerja,” ucap Muhadjir.
Selain itu, Muhadjir juga menyampaikan kerja sama yang akan dibangun tidak hanya untuk menyediakan tempat bagi para lulusan vokasi untuk mencari pengalaman kerja, melainkan juga disediakan untuk para pekerja yang akan bekerja secara permanen di Jerman.
Dalam kesempatan diskusi tersebut, Tobias Bolle menjelaskan bahwa terdapat tiga kunci utama dari keberhasilan program revitalisasi vokasi di Jerman, yakni partisipasi wajib dunia kerja dan industri dalam membangun vokasi, pelaksanaan pelatihan vokasi di industri (tempat kerja) secara langsung sebesar 60-70 persen, serta dukungan kebijakan penuh dari pemerintah.
Tobias Bolle juga mengatakan bahwa terdapat lebih dari 300.000 kesempatan Ausbildung dalam 400 jenis pekerjaan. Terbuka luas peluang bagi pekerja dari Indonesia yang memiliki sertifikat keterampilan serta pengalaman kerja lebih dari tiga tahun, asalkan memiliki penguasaan bahasa Jerman minimal pada level B1.
Melihat peluang tersebut, Muhadjir berharap kepada pihak LPDP agar dapat membantu pendanaan kursus Bahasa Jerman bagi para calon peserta yang akan mengikuti Ausbildung di Jerman. Persiapan itu perlu didorong dengan melakukan koordinasi dengan Goethe Institute dan pihak perguruan tinggi penyelenggara program bahasa Jerman.
Sebagaimana diketahui, kerja sama serupa telah dilakukan oleh IHK Trier bersama KADIN Jawa Tengah dalam persiapan pengiriman peserta Ausbildung ke Jerman. Muhadjir mendorong kerja sama seperti itu untuk terus ditingkatkan mengingat terdapat 79 IHK di Jerman yang memiliki potensi kerja sama yang besar.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar