Sinta Nuriyah Wahid: Puasa Momentum Padamkan Api Kebencian

Ilustrasi bersatu dalam keberagaman, Ilus: kemenag.go.id

 

Ramadan menjadi momentun memadamkan kobaran api kebencian dengan merajut kembali tali persaudaraan sesama anak bangsa usai Pemilu 2019. Pemilu telah membuat jurang perbedaan yang menjurus pada perpecahan. 

"Saatnya kita kembali dalam kebersamaan, kerukunan, saling menghormati, menghargai dan tolong menolong sesama anak bangsa Indonesia," tutur Sinta Nuriyah Wahid di Pooldeck Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru, Minggu, 26 Mei 2019. 

 

Baca juga: KPAI Minta Orang Tua Cegah Anak Ikut Aksi Massa

 

Sepanjang kunjungannya ke daerah-daerah, Sinta menjelaskan, masyarakat selalu menyatakan wilayah mereka aman dan kondusif. Namun ia melihat, potensi kerawanan itu tetap ada dan mengibaratkan air tenang bisa menghanyutkan.

"Ini yang harus kita waspadai bersama. Karena itu, harus kita persiapkan pada diri kita masing-masing. Caranya, pertebal keimanan dan ketaqwaan," kata wanita yang dianugerahi gelar 'Ibu Bangsa' oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Kongres Wanita Indonesia (Kowani) itu.

Terlebih di bulan suci Ramadan saat ini, Sinta melanjutkan, amalan-amalan di bulan puasa bisa membuat diri lebih tenang dan dekat dengan Allah SWT.

 

Baca juga: Kepemimpinan Indonesia Diakui Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia

 

"Hakikat puasa yaitu ajaran moral dan budi pekerti yang luhur. Karena puasa mengajarkan tentang kesabaran, kejujuran, keikhlasan, saling bertolong-tolongan. Dimana kita harus bisa merasakan bagaimana saudara kita yang dalam keadaan kurang beruntung harus kita tolong," kata Sinta. 

Sinta pun mengingatkan kembali tentang apa yang diajarkan oleh mendiang Gus Dur soal berpolitik, yakni "Yang lebih penting dari politik adalah unsur kemanusiaan".

Lipsus Selanjutnya
Sulut Nikmati Bonus Demografi Hingga Tahun 2035
Lipsus Sebelumnya
Unesco: Ambon Siap Jadi Kota Musik Dunia

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar