Peristiwa bom meledak di sebuah gereja di Sri Lanka saat umat merayakan Paskah, Minggu (21/4), Sumber: Instagram @thenazarenefund
Seorang pelajar kelas lima di sebuah sekolah swasta eksklusif di Washington, D.C., dan seorang lelaki asal Denver yang sedang melakukan perjalanan bisnis tewas dalam serangan bom saat Paskah di Sri Lanka. Keduanya diketahui berasal dari Amerika Serikat.
Beberapa penyerang melakukan aksi bunuh diri dengan cara meledakkan bom di sedikitnya tujuh gereja dan hotel di Ibu Kota Sri Lanka, Kolombo, pada Paskah, Minggu (21/4). Akibatnya, sebanyak 290 orang tewas dan hampir 500 orang mengalami luka-luka.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, empat warga negara AS tewas dan beberapa lagi menderita luka parah dalam serangan tersebut.
Berdasarkan laporan stasiun televisi WJLA di Washington, Kieran Shafritz de Zoysa, pelajar kelas lima di Sidwell Friends tersebut meninggal dalam salah satu ledakan. Informasi terkait korban didapatkan dari pihak sekolah dalam sebuah surel kepada teman dan keluarga korban..
Dalam surel tersebut diketahui bahwa Kieran tinggal di Sri Lanka, saat cuti dari sekolah dan dijadwalkan akan kembali ke Amerika Serikat. Pelajar kelas lima tersebut berusia sekitar 10 tahun.
"Ia suka belajar, menyayangi teman-temannya, dan sangat ingin kembali ke Sidwell Friends pada tahun ajaran mendatang," kata Kepala Sekolah Mamadou Gueye di surel tersebut.
Seperti diketahui, putri mantan presiden Barack Obama, Sasha dan Malia, dan Chelsea Clinton --putri mantan presiden Bill Clinton, juga bersekolah di Sidwell Friends.
Selain Kieran, seorang warga Wisconsin yang tinggal di Denver yakni Dieter Kowalski juga termasuk di antara korban tewas dalam peristiwa tersebut. Saat peristiwa itu terjadi, ia sedang melakukan perjalanan bisnis untuk perusahaan penerbitan pendidikan Inggris, Pearson, yang memiliki 800 pegawai di Sri Lanka.
"Dieter baru saja tiba di hotelnya, tempat banyak rekannya telah menginap selama bertahun-tahun, ketika ia tewas dalam satu ledakan," kata Kepala Pelaksana Pearson, John Fallon, di Likedln.
Fallon menjelaskan bahwa Dieter adalah seorang pemimpin senior di tim layanan teknik perusahaan tersebut dan ia mendapat tugas untuk bekerja di tim teknik lokal Pearson.
"Rekan-rekannya yang mengenal Dieter dengan baik berbicara mengenai betapa senangnya ia untuk berkeliling, betapa bangga dan penuh semangatnya dia. Mereka berbicara mengenai seorang pria yang ... mengetahui dengan baik apa yang akan dihadapi dan membantu kami memikirkannya," kata Fallon.
Berdasarkan laman Facebook-nya, Dieter kelihatan sangat berminat mengenai perjalanannya. Ia menuliskan, pada Jumat (19/4), "Dan kegembiraan dimulai. Mencintai perjalanan kerja ini. 24 jam terbang. Sampai jumpa Sri Lanka!"
Sebelumnya, bom bunuh diri meledak di Sri Lanka tepat pada hari Paskah yakni Minggu, 21 April 2019, menewaskan sedikitnya 290 orang dan 500 orang terluka. Sedikitnya 39 korban yang tewas merupakan warga asing di antaranya warga Turki, India, Inggris, Australia, dan Denmark.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas teror bom di Sri Lanka yang disebut paling mengerikan dalam satu dekade terakhir. Hingga kini, polisi masih memburu para pelaku.
Tinggalkan Komentar