Cari

Minat Warga Arab Saudi Belajar Bahasa Indonesia Tinggi

Ilustrasi antusiasme warga Arab Saudi untuk mempelajari bahasa Indonesia, Foto; Pixabay

Sekretariat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Muhammad Abdul Khak mengatakan, minat warga Arab Saudi mempelajari bahasa Indonesia cukup tinggi.

"Meskipun dalam rencana strategis (renstra) Kemendikbud disebutkan bahwa program Bahasa Indonesia akan lebih ditekankan di kawasan Asia Tenggara, tidak menutup kemungkinan adanya minat yang tinggi di negara lain seperti di Arab saudi," ujar Abdul dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 10 Januari 2019.

Sejak mulai digelarnya Festival Janadriyah, Riyadh, Arab Saudi pada 20 Desember 2018 hingga H-1 penutupan festival pada 8 Januari 2019, tercatat sudah ada 144 warga Arab Saudi yang mendaftar untuk mengikuti kursus bahasa Indonesia. Mereka juga menjadi peserta program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) melalui gerai Bahasa Indonesia di Festival Janadriyah ke-33 di Riyadh, Arab Saudi.

Badan Bahasa memanfaatkan Sekolah Indonesia Riyadh sebagai lembaga yang menjadi lokasi pelaksanaan BIPA. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) juga berencana menggandeng mahasiswa yang menempuh studi di Arab Saudi untuk menjadi pengajar BIPA.

"Mereka bisa diberikan pembekalan untuk menjadi guru lokal Karena mereka suda menguasai bahsa Arab secara umum, tinggal dilatih dari sisi teknis pembelajaran di kelas dengan materi sesuai dengan kurikulum BIPA," kata Abdul menambahkan.

Menurutnya, permintaan yang tinggi dari negara lain akan pengiriman guru BIPA tidak bisa dipenuhi sepenuhnya karena keterbatasan anggaran. Karena itu, salah satu solusinya adalah dengan melatih guru lokal agar bisa menjadi pengajar BIPA.

"Di Timor Leste sudah berjalan program BIPA dengan guru lokal," kata Abdul.

Strategi lain yang sudah ia diskusikan bersama Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Riyadh,  Ahmad Ubaedillah, yakni membangun Rumah Budaya Indonesia seperti di Timor Leste. Rumah Budaya Indonesia akan menjadi pusat aktivitas kebudayaan, baik yang rutin maupun tidak. Hal ini dinilai akan lebih efektif untuk mengenalkan bahasa dan budaya Indonesia di negara lain. Ubaedillah mengatakan, peminat BIPA di Arab Saudi memang sebagian besar orang dewasa.

"Saya sering bandingkan dengan kawan-kawan di Mesir, peminat BIPA di sini umumnya dewasa. Karena ada aturan, ada keterbatasan. Ketika kita mengundang anak remaja ke BIPA, ada kendala budaya di Saudi. Tapi, kalau yang dewasa banyak sekali," kata Ubaedillah.

Menurut Ubaidillah, motivasi mereka belajar bahasa Indonesia, beragam, ada yang untuk berdagang atau berbisnis, ingin bekerja atau kuliah di Indonesia, atau untuk mendukung pekerjaannya, seperti mengurus rombongan haji.

Ubaedillah menambahkan, saat ini KBRI Riyadh sedang menyasar kampus sebagai salah satu sasaran perluasan program BIPA.

"Kami ingin bahasa Indoensia ada di kampus. Saya lihat ini efektif untuk mengenalkan bahasa indoensia. BIPA ini merupakan andalan kami, diselenggarakan di Sekolah Indonesia Riyadh. Di Jeddah juga ada, tapi lebih banyak pegawai negeri, polisi, tentara, atau mereka yang pekerjaannya berkaitan dengan Indonesia," kata Ubaedillah.

Ia berharap, di tahun-tahun mendatang, BIPA akan diminati orang dari berbagai profesi maupun usia. Salah satu strateginya adalah dengan membuka kelas khusus keluarga di BIPA.

"Kemarin kami buka kelas keluarga. Mudah-mudahan bisa menyusul ketertinggalan dengan BIPA di negara lain. Kairo di Mesir, misalnya, sudah sangat baik penyelenggaraan BIPA-nya," ujar Ubaedillah.

Berita Selanjutnya
Merapi Luncurkan Guguran Lava Minggu Dini Hari
Berita Sebelumnya
Bidik Pariwisata di Perbatasan, Menpar: RI Akan Dikunjungi 20 Juta Wisman

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar