Usia dini merupakan fase emas pertumbuhan anak ketika kapasitas otak anak berkembang secara maksimal pada dimensi intelektual, emosi, dan sosial anak. Oleh karena itu, peta data yang akurat dan komprehensif diperlukan sebagai acuan langkah pembangunan selanjutnya. BPS berusaha untuk mengakomodasi kebutuhan akan data anak usia dini melalui Publikasi Profil Anak Usia Dini 2024.
Buku Profil Anak Usia Dini 2024 diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) memuat informasi anak usia dini dari berbagai aspek, seperti hak sipil dan kebebasan, pengasuhan, kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan. Data yang digunakan dalam publikasi ini bersumber dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret tahun 2024, Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (MSBP) tahun 2021, dan data sekunder dari Kementerian/Lembaga.
Kesadaran pendidikan pada anak usia dini memegang peran penting dan substansial dalam meningkatkan kualitas hidup anak di kemudian hari semakin kuat. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2024 menunjukkan bahwa terdapat 27,38 persen anak usia dini yang pernah atau sedang mengikuti pendidikan prasekolah.
Susenas merupakan survei utama yang dilakukan BPS untuk mengumpulkan data sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Sementara itu, jika dilihat pada indikator Angka Kesiapan Sekolah (AKS), capaiannya sekitar 76,54 persen, artinya sekitar 3 dari 4 peserta didik yang duduk di kelas 1 SD pernah mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Selain pendidikan, pemanfaatan waktu luang untuk anak usia dini juga penting dilakukan untuk mengembangkan potensi anak secara optimal. Berdasarkan hasil Susenas MSBP 2021, terdapat 8,21 persen anak usia 5-6 tahun yang mengikuti kursus dalam setahun terakhir. Selain itu, terdapat 28,58 persen anak usia 5-6 tahun yang berolahraga dalam seminggu terakhir. Pada era digital seperti sekarang ini, informasi yang terjadi di berbagai belahan dunia dapat diperoleh dengan mudah melalui berbagai media massa.
Dari hasil Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (MSBP) tahun 2021, terdapat 68,01 persen anak usia dini yang menonton televisi dalam seminggu terakhir. Dewasa ini, informasi tidak hanya didapatkan melalui televisi tetapi juga melalui gadget. Keberadaan gadget dan koneksi internet yang tentunya dapat mendukung berbagai bidang kehidupan manusia.
Pada tahun 2023 hasil Susenas menunjukan terdapat 38,92 persen anak usia dini yang menggunakan handphone serta terdapat 32,17 persen anak usia dini yang mengakses internet.
Pada tahun 2023, sebanyak 86,33 persen anak usia dini (0-6 tahun) di Indonesia telah memiliki akta kelahiran. Namun, kesenjangan capaian antar provinsi masih lebar (capaian tertinggi DKI Jakarta 97,63 persen dan capaian terendah Papua 47,96 persen). Dalam bidang kesehatan, Susenas mencatat terdapat 14,80 persen rumah tangga dengan anak usia dini pernah menjadi penerima Program Keluarga Harapan (PKH).
Selain perlindungan dalam hal pemenuhan hak sipil dan kesehatan, anak usia dini juga memerlukan perlindungan khusus. Diantara 30 juta anak usia dini yang ada di Indonesia, sebanyak 0,04 persen pernah menjadi korban kejahatan dan sebanyak 12,92 persen hidup di bawah garis kemiskinan.
Tinggalkan Komentar