Cari

PTM Terbatas, Fokus Pemulihan Psikososial Siswa

 

Schoolmedia News ---- Pembelajaran tatap muka terbatas sudah mulai dilakukan secara bertahap sejak Oktober 2021. Kini, di awal tahun 2022, pemerintah mulai mengeluarkan keputusan baru mengenai hal tersebut.

Melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri terbaru, Kemendikbudristek, Kemenkes RI, Kemenag RI, dan Kemendagri RI  memberlakukan panduan penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas yang berlaku mulai Januari 2022. 

Surat keputusan tersebut berisi tentang peraturan yang lebih rinci. PTM terbatas yang mulanya memiliki aturan yang sama untuk semua sekolah, kini disesuaikan berdasarkan vaksinasi guru, tenaga kependidikan, serta warga masyarakat lanjut usia (lansia). 

PTM terbatas merupakan jalan tengah dari persoalan pendidikan akibat pandemi COVID-19. Selain terancam hilangnya kesempatan belajar, juga terjadi kesenjangan antar siswa yang memiliki fasilitas dan yang tidak memiliki fasilitas Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Selain itu, PTM juga harus mengutamakan pemulihan psikososial siswa. Ini penting sebagai dampak beruntun PJJ, psikososial siswa terpengaruh dan ini bisa menjadi hambatan dalam PTM. Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, pihak sekolah menyiapkan skema pembelajaran khusus serta sarana prasarana pendukung.

Namun selain itu, penting bagi pihak sekolah dan keluarga untuk memberikan dukungan kejiwaan dan psikososial bagi siswa yang mungkin terdampak oleh pandemi COVID-19. Lalu apa yang dimaksud dengan dukungan psikososial?

Psikososial merupakan setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat psikologik maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik. Psikososial merupakan kaitan antara 2 aspek yaitu aspek psikologis dan sosial. Aspek psikologis berhubungan dengan perkembangan emosi dan kognitif yang berkaitan dengan kemampuan belajar, merasakan, dan mengingat. Aspek sosial berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain dalam mengikuti norma budaya dan sosial.

Dukungan Psikososial adalah dukungan jenis apa pun dari luar atau lokal yang bertujuan melindungi atau meningkatkan kesejahteraan psikologis dan/atau mencegah serta menangani kondisi kesehatan jiwa dan psikososial. Dukungan Psikososial dipakai berbagai pihak untuk merespons kondisi kedaruratan maupun bencana, salah satunya pandemi COVID-19. 

Dukungan Psikososial mengintegrasikan pendekatan biologis, psikologis, dan sosiokultural di bidang kesehatan, sosial, pendidikan dan komunitas, serta untuk menekankan perlunya pendekatan-pendekatan yang beragam dan saling melengkapi dari berbagai profesi dalam memberikan dukungan yang sesuai.

Dukungan Psikososial dalam Situasi Kedaruratan mengedepankan berbagai tingkatan intervensi agar diintegrasikan dalam kegiatan respons pandemi. Tingkatan-tingkatan ini disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan jiwa dan psikososial, mulai dari mempertimbangkan aspek sosial dan budaya dalam layanan-layanan dasar, hingga memberikan layanan khusus (biasanya ini dirujuk atau alih tangan kasus ke tenaga spesialis) untuk orang-orang dengan masalah kesehatan jiwa dan psikososial yang lebih berat.

Beberapa bentuk Dukungan Psikososial yang bisa diberikan ke siswa, diantaranya :

1. Keluarga yang tegar 

Dalam kondisi Pandemi COVID-19, orang tua dan anggota keluarga tidak boleh stres terlebih dahulu sehingga mereka bisa memenuhi hak-hak pengasuhan anaknya yang berada di usia sekolah. Kreativitas orang tua dalam berinteraksi juga memengaruhi mental anak-anak untuk tetap ceria dan bersedia bergaul dengan orang-orang di sekitarnya. Orangtua juga didorong menggunakan kata-kata positif dalam menjelaskan situasi yang terjadi, sehingga anak tidak merasa stres karena tidak aman. 

2. Guru yang profesional dan adaptif

Dalam konteks pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah, lingkungan sekolah harus menjadi ruang yang ramah anak. Guru (pendidik mata pelajaran) sebagai orang terdekat di luar orang tua berperan penting dalam menjaga psikososial siswa. Kehadiran guru yang aktif menyapa, baik daring atau luring, akan membuat siswa merasa terus diperhatikan. Guru harus terus menjalankan perannya secara profesional, personal dan sosial. Di sini guru dituntut untuk adaptif dalam mengantarkan materi edukasi dan stimulasi terhadap siswa dengan memanfaatkan teknologi.

3. Guru BK dan kader UKS yang siaga

Lingkungan sekolah dan keluarga juga harus memerhatikan bila terjadi perubahan sikap yang signifikan dari siswa. Bila siswa nampak murung, tidak bersemangat atau perubahan fisik dan emosional lainnya, keluarga atau pun guru dapat membantu mengarahkan siswa untuk berkonsultasi kepada pihak-pihak non spesialis yang bisa memberikan bantuan layanan kesehatan jiwa dasar seperti guru BK maupun kader UKS.

4. Bantuan layanan tenaga spesialis

Bila kondisi kejiwaan maupun psikososial siswa tidak berangsur membaik, maka pihak sekolah maupun keluarga dapat membantu siswa untuk mendapatkan layanan kesehatan oleh spesialis seperti perawat kesehatan jiwa, psikolog, psikiater, dan lain-lain. Oleh karena itu pihak sekolah maupun keluarga diharapkan dapat menjangkau bahkan menjalin kerja sama khusus dengan fasilitas pelayanan kesehatan jiwa terdekat.

Kerjasama yang baik antara orang tua, guru, masyarakat, dan pemerintah juga sangat diperlukan demi meminimalisir dampak psikososial akibat pandemi COVID-19 pada siswa. Bukan sekedar mengejar ketertinggalan materi pelajaran akibat PJJ tetapi juga mempertimbangkan aspek psikososial siswa, ini yang harus menjadi titik utama PTM terbatas ini. Semoga

 

Daftar bacaan :

  1. https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/semua-sekolah-wajib-melaksanakan-ptm-terbatas-pada-2022
  2. https://www.tribunnews.com/nasional/2021/12/30/ketentuan-pembelajaran-tatap-muka-ptm-terbatas-berlaku-mulai-januari-2022
  3. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-55992502
  4. https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/28/065652165/dampak-psikologis-pada-anak-yang-sekolah-dari-rumah?page=all
Artikel Selanjutnya
Pemerintah Dorong Anak Muda Buat Karya Kreatif Bernuansa Lokal
Artikel Sebelumnya
Waspada Penyakit Ginjal, Kenali Ciri dan Cara Pencegahan

Artikel Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar