Membangun sekolah kejuruan sebagaimana slogan SMK "Bisa Hebat", dalam segala hal termasuk menghasilkan lulusan kompeten dan kompetetif dalam persaingan global dan dunia kerja, bahkan mencetak wirausahawan muda adalah sebuah kalimat yang mudah diucapkan tetapi sulit dicapai.
Tetapi, kata sulit belum tentu tidak bisa bahkan sangat mungkin dicapai jika direncanakan secara matang, dan direalisasikan dengan penuh dedikasi dan loyalitas, demi mewujudkan generasi penerus yang tangguh dan ulet.
Sesuai dengan pengertian dasarnya, sekolah unggul (effective school) berarti sekolah yang memiliki kelebihan, kebaikan, keutamaan jika dibandingkan dengan yang lain. Maka, dalam konteks ini sekolah unggul mengandung makna sekolah model yang dapat dirujuk sebagai contoh bagi kebanyakan sekolah lain. Menjadi sekolah rujukan karena kelebihan, kebaikan, dan keutamaan serta kualitas yang dimilikinya baik secara akademik maupun non akademik.
Kriteria Sekolah Unggul
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan sejumlah kriteria yang harus dimiliki oleh sekolah unggul. Diantaranya, Pertama, masukan (input), yaitu siswa diseleksi secara ketat dengan menggunakan kriteria tertentu dan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria itu mencakup prestasi belajar superior dengan indikator angka rapor dan nilai UN, serta hasil tes prestasi akademik, skor psikotes yang meliputi intelgensi dan kreativitas.
Kedua, sarana dan prasarana yang menunjang untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa serta menyalurkan minat dan bakatnya, baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler. Ketiga, lingkungan belajar yang kondusif untuk berkembangnya potensi keunggulan menjadi keunggulan yang nyata baik lingkungan fisik maupun sosial-psikologis.
Keempat, guru dan tenaga pendidik yang menangani harus unggul baik dari segi penguasaan materi pelajaran, metode mengajar, maupun komitmen dalam melaksanakan tugas. Kelima, kurikulum dipercaya dengan pengembangan dan improvisasi secara maksimal sesuai dengan tuntutan belajar peserta didik yang memiliki kecepatan belajar yang lebih tinggi.
Keenam, kurun waktu belajar lebih lama dibandingkan sekolah lain sehingga alokasi waktu untuk pengembangan soft skill dalam kerangka kecakapan hidup sangat ditekankan, termasuk di dalamnya kompetensi kerja produktif dan praktik kewirausahaan. Ketujuh, proses belajar mengajar harus berkulitas dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan (accountable) baik kepada siswa, lembaga, maupun masyarakat.
Kedelapan, sekolah unggul tidak hanya memberikan manfaat kepada peserta didik di sekolah tersebut, tetapi harus memiliki resonansi sosial kepada lingkungan sekitarnya. Dalam kaitannya dengan produk yang dihasilkan diharapkan berbasis pada kebutuhan dan permintaan pasar/masyarakat sekitar, sehingga produk yang dihasilkan akan diterima dan dapat berkembang semakin baik dan dapat berimplikasi pada pengembangan diri siswa.
Kesembilan, nilai lebih sekolah unggul terletak pada perlakuan tambahan di luar kurikulum nasional melalui pengembangan kurikulum, program pengayaan dan perluasan, pengajaran remedial, pelayanan bimbingan dan konseling yang berkualitas, pembinaan kreatifitas, serta disiplin.
Di samping kesembilan kriteria sekolah unggul yang menjadi acuan, maka SMK "Bisa Hebat" yang benar-benar unggul juga harus mempunyai nilai lebih yang ditunjukkan dalam integrasi kecerdasan inteletual, emosional, dan spiritual. Serta, bagaimana membangun paradigma pembelajaran unggul, pembelajaran berbasis kewirausahaan sebagai dasar mencetak wirausahawan, menjadikan Unit Produksi Jasa (UPJ) sebagai perusahaan sekolah, dan membangun secara kuat jaringan mitra industi yang handal.
SMK dapat membangun kemitraan (partnership) dengan dunia usaha/industri melalui beberapa jalan, di antaranya membuat mekanisme pembelajaran di SMK yang didukung oleh dunia usaha/industri, mempromosikan kerja sama sekolah dengan dunia usaha/industri dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kejuruan, mendorong dunia usaha/indsutri menjalankan SMK dan mendorong SMK terlibat dalam pelatihan bagi calon tenaga kerja dan teknisi di dunia usaha/industri.
Masing-masing aspek untuk mewujudkan SMK "Bisa Hebat" yang unggul tersebut diperlukan integrasi kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Mencermati sekolah unggul yang diajukan di atas, secara eksplisit masih mengarah pada aspek-aspek bersifat tangible atau berada pada ranah kognitif sehingga sulit diharapkan mampu menciptakan manusia utuh yang sesungguhnya (insan kamil).
Pentingnya IQ dan EQ
Manusia utuh yang diharapkan lahir dari sekolah unggul adalah manusia yang menampilkan citra sebagai sosok makhluk Tuhan yang di dalam dirinya terdapat potensi rasional (nalar), potensi (emosi), dan potensi spiritual.
Lembaga pendidikan yang terlalu banyak menekankan pentingnya nilai akademik, kecerdasan otak atau IQ saja, mengabaikan kecerdasan emosi yanga mengajarkan integritas, kejujuran, komitmen, visi, kreativitas, ketahanan mental, kebijaksanaan, keadilan, prinsip kepercayaan, penguasaan diri atau sinergi menjadikan pendidikan kehilangan ruhnya.
Aspek emosional sebagai salah satu unsur yang menandai ke-diri-an manusia tidak bisa diabaikan. Karena, ia akan membentuk karakter kepribadian manusia, terutama ketika ia menghadapi berbagai kerumitan dan keruwetan kenyataan hidup.
Secara esensi kecerdasan emosional (EQ) adalah hati yang mengaktifkan nilai-nilai kita yang terdalam, mengubahnya dari suatu yang kita pikir menjadi sesuatu yang kita jalani. Kedua aspek tersebut dalam perspektif pendidikan ideal belumlah cukup untuk menggambarkan kebutuhan sosok manusia.
Sebab, dalam diri manusia terdapat satu asek penting lainnya yaitu potensi spiritual. Karena itu, kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang kita gunakan untuk membuat kebaikan, kebenaran, keindahan, dan kasih sayang dalam hidup kita. Kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya.
Dengan lain pernyataan, pendidikan adalah kemampuan merasakan hubungan yang tersembunyi (the hidden connection) antarberbagai fenomena dalam hidup manusia. Dengan mengorientasikan tiga unsur tersebut berarti sekolah unggul telah mengakomodasi sisi kemanusiaan peserta didik secara komprehensif, dan tidak hanya berkutat pada persoalan nilai UN, atau pengetahuan kognitif saja.
Tetapi hal ini juga menekankan semua segi kehidupan manusia seperti spiritualitas, moralitas, sosialitas, dan kesadaran rasionalitas. Sebab, menentukan kriteria keunggulan sekolah dari sisi kognitif saja tidak hanya mereduksi keluasan makna dan fungsi pendidikan, tetapi juga sekolah akan menjadi semacam ajang pemaksaan budaya dominan, yaitu prestise dan popularitas sesaat sehingga siswan tidak lagi dipandang sebagai “makluk sosial yang berpengetahuan”, tetapi sebagai makhluk semi mati yang bisa direkayasa untuk kepentingan-kepentingan pragmatis pula.
Sekolah yang idealnya merupakan sebuah proses humanisasi dan liberalisasi menjadi kehilangan relevansi dan jati dirinya bagi pemecahan permasalahan dalam pembangunan manusia seutuhnya. Lembaga pendidikan unggul idealnya berkepentingan untuk menempatkan manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi multidimensi seperti dikemukakaan di atas, tidak untuk menjadikan manusia sebagai makhluk tuna dimensi.
Dengan demikian output lembaga pendidikan unggul mampu hidup serasi bukan hanya dengan habitat ekologinya (lingkungan keluarga, manusia dengan anggota masyarakat, manusia dengan alam) tetapi juga manusia dengan Tuhan.
Saatnya Menjawab Tantangan Globalisasi
SMK sudah saatnya bisa menjawab tantangan globalisasi dan perubahan dunia serta menjawab cap negatif masyarakat sebagai Sekolah Mencetak Kuli dan pengangguran dengan bukti nyata. Yaitu dengan menghasilkan lulusan paripurna yang berkualitas dan kompetiif dalam dunia kerja dan dapat terserap secara signifikan sehingga tidak ada lagi berita lulusan SMK menjadi pengangguran.
SMK unggul bukan hanya menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap kerja tetapi juga wirausahawan yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan orang lain. Sehingga melalui SMK, para siswa diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran.
Konsep sekolah unggul bagi SMK bukanlah hal yang sulit direalisasikan, jika segenap komponen penyelenggara pendidikan bekerja secara serius untuk memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas dan mendapat dukungan dari masyarakat serta dunia usaha/industri. Ke depan, SMK bukan lagi dianggap sebagai sekolah pilihan kedua tetapi sekolah utama yang mampu menghasilkan sumber daya manusia berkualitas, kompeten, dan kompetitif serta mampu mengatasi tantangan jaman yang selalu berubah.
Dengan demikian siswa SMK diharapkan mampu menghasilkan proyek berupa produk atau jasa sesuai dengan kompetensi keahlian yang mereka pelajari.
Unit poduksi merupakan elemen penting dan ini menjadi ciri khusus dari SMK dan yang membedakannya dengan pendidikan menengah lainnya. SMK mempunyai peran yang strategis dalam memperkenalkan dan memasarkan produk SMK. Salah satunya, terbukti bahwa Esemka merupakan salah satu contoh nyata produk/karya siswa SMK dibanggakan dan diunggulkan.
Esemka merupakan produk mobil nasional hasil rakitan siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang bekerja sama dengan institusi dalam negeri dan beberapa perusahaan lokal dan nasional, kandungan komponen lokal (dalam negeri).
Namun faktanya, mobnas Esemka terengah-engah mencoba menghirup nafas dalam gempuran mobil Jepang. Esemka yang digadang-gadang oleh Jokowi menjadi serupa Timor nampak mangkrak. Lebih lagi pemerintah nampak masa bodoh. Dengan dikeluarkannya kebijakan mobil murah, seperti menikam mati produksi hasil tangan-tangan siswa SMK.
Penulis : Hajar Budi,S.Pi, Guru SMKN 1 Giritontro
Tinggalkan Komentar