Foto: Unsplash
Schoolmedia News, Jakarta - Mendidik anak bukan lah suatu hal yang mudah. Setiap orangtua tentu memiliki cara mendidik yang berbeda-beda. Namun sebisa mungkin orangtua ingin memberikan yang terbaik. Tapi terkadang masih banyak cara orangtua yang salah dan justru berpengaruh pada mental anak.
Banyak sekali anak-anak yang tumbuh dengan orangtua yang destruktif, kasar. Dalam istilah psikologi, orangtua seperti ini sering disebut sebagai Toxic Parents. Istilah Toxic Parents tidak hanya berlaku untuk orangtua yang memiliki perilaku buruk, seperti melakukan kekerasan fisik atau verbal. Toxic Parents juga berlaku untuk orangtua yang melakukan tindakan-tindakan yang bisa meracuni keadaan psikologis anak.
Ini jelas lebih berbahaya karena jenis toxic parents yang kedua ini tidak terlihat. Administrasi Anak dan Keluarga di Departemen Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat Amerika Serikat pada 2018 melaporkan bahwa lebih dari 50 ribu anak dianggap masuk dalam jajaran korban kekerasan emosional, dilansir kanal YouTube Psych2Go, Senin (28/9/2020).
Perkataan kasar yang secara sengaja atau tidak sengaja ditujukan pada anak akan menyebabkan perasaan mereka terluka. Perilaku toxic itu juga akan membekas dalam memori yang bersifat sementara ataupun seumur hidup. Berikut perilaku toxic orangtua yang mempengaruhi mental anak dilansir dari Psych2Go, Senin (28/9/2020).
Baca juga: 6 Tanaman Hias Gantung yang Cocok untuk Mempercantik Rumah
1. Mengajukan Pertanyaan Provokatif
Mengajukan pertanyaan bersifat provokatif terhadap suatu tindakan atau perilaku anak juga merupakan perlaku toxic. Misalnya, dengan mengatakan “mengapa kamu bertindak aneh?” atau “mengapa cara jalan, makan, atau caramu berbicara seperti itu?”.
Anak cenderung akan mempercayai setiap perkataan orangtuanya, sehingga pertanyaan yang sifatnya memprovokasi, menuduh, atau menyindir sang anak akan membuat mereka merasa bahwa ada yang salah dengan diri mereka. Hal ini akan menyulitkan mereka menjadi diri sendiri saat berada di tengah orang lain, bahkan saat beranjak dewasa.
2. Melecehkan Fisik Anak
Merendahkan anak sendiri dengan berkata 'kamu jelek', 'terlalu gemuk', 'terlalu pendek', 'terlalu kurus', atau pernyataan yang menyerang penampilan fisik, kemungkinan besar akan meningkatkan rasa ketidakpercayaan diri mereka. Anak akan merasa khawatir dengan bentuk tubuh mereka dan akhirnya mengacu pada berbagai masalah emosional, seperti gangguan pola makan. Orangtua seharusnya bertanggung jawab untuk mengajarkan anak tentang cara mencintai diri sendiri, tidak peduli bagaimanapun penampilan luar mereka.
3. Ucapan Menyakitkan
Orangtua tidak sepantasnya melontarkan kalimat, seperti 'saya berharap kamu tidak pernah lahir', 'saya menyesal melahirkanmu', atau 'saya harap kamu anak yang berbeda' kepada anak, bahkan ketika mereka melakukan kesalahan. Hal itu akan membuat anak merasa bahwa mereka tidak sepantasnya terlahir di dunia, atau merasa tidak pantas untuk hidup.
Ucapan-ucapan seperti itu akan sangat berbahaya terhadap mental anak ataupun manusia pada umumnya. Mereka akan berkecil hati dan tidak lagi menjadi diri sendiri, dan dapat berujung pada tindakan menyakiti diri sendiri atau masuk ke tahap awal depresi. Orangtua harusnya membuat anak merasa dicintai dan berharga.
Baca juga: Kreatif, Wanita Ini Memanfatkan Serat Batang Teratai Jadi Bahan Pakaian
4. Membandingkan dengan Anak Lain
Selalu membandingkan anak dengan saudara kandung, sepupu, keponakan, atau anak teman akan mengurangi rasa percaya diri dan harga diri mereka. Ini akan membuat mereka berpikir bahwa mereka tidak cukup baik bagaimanapun usahanya. Selain itu, membandingkan anak dengan saudara kandungnya sendiri akan berakibat pada hubungan yang tidak sehat antara mereka. Akan muncul rasa iri dengki karena tidak diperlakukan sama oleh orang tuanya. Orangtua harus memberikan ruang kepada anak untuk membangun identitas mereka masing-masing.
5. Menganggap Anak Sebagai Beban
'Kamu membuat saya mengeluarkan banyak uang', 'sulit sekali merawatmu', atau 'kamu melelahkanku' adalah kalimat yang membuat anak merasa kehadirannya sebagai beban bagi orangtua. Anak akan secara tak sadar merasa tertekan, menyembunyikan perasaan dan masalah yang dihadapinya hanya untuk menghindari perilaku tidak menyenangkan dari orang tuanya.
6. Penghinaan Verbal
Perkataan kasar yang begitu nyata, seperti “kamu bodoh”, “tidak berguna”, atau “kamu tidak akan sukses” akan merusak harga diri anak. Sebaliknya, penting bagi orangtua untuk selalu mendukung anak agar selalu percaya diri.
Tinggalkan Komentar