Foto: Instagram/yumasoerianto
Schoolmedia News, Australia - Banyak yang bilang jika anak-anak sekarang ini lebih suka bermain dari pada belajar. Namun pendapat tersebut banyak dipatahkan oleh prestasi dari anak-anak Indonesia, salah satunya oleh Yuma Soerianto. Meski masih berusia 10 tahun, ia berhasil menjadi pengembang aplikasi termuda dalam Worldwide Developer's Conference (WWDC).
Worldwide Developer's Conference (WWDC) adalah konferensi paling bergengsi untuk para developer aplikasi yang digelar tahunan oleh Apple. Acara ini termasuk acara yang sangat ketat dalam menyaring peserta. Yuma berhasil bersaing dan mengalahkan ribuan applicant lain dari seluruh dunia.
Di acara WWDC, Yuma juga sempat bertemu dengan CEO Apple, Tim Cook yang terkesan dengan aplikasi yang dibuat oleh Yuma dalam perjalanan di pesawat antara Melbourne ke Amerika Serikat. Aplikasi tersebut bisa digunakan para turis untuk berbelanja di negara lain karena punya fitur konversi mata uang beserta besaran pajak yang harus dibayar.
"Keren sekali, hebat," komentar Cook setelah menyaksikan Yuma mendemokan aplikasinya. Schoolmedia News melansir dari The Sydney Morning Herald, Kamis (12/3/2020).
Baca juga: WHO Rilis Cara Cegah Penyebaran Virus Corona di Tempat Kerja
Berkembang ke Aplikasi Smartphone
Foto: Instagram/yumasoerianto
Pengembang cilik asal Jakarta ini mengaku sudah belajar coding sejak berusia 6 tahun. Awalnya, ia hanya membuat website dengan program dasar seperti CSS atau Javascript. Bahkan saat itu Yuma juga menonton tutorial coding dari Universitas Stanford.
Tak lama setelah itu, ia mulai tertarik membuat aplikasi untuk smartphone. Dan karena Apple termasuk yang paling banyak digunakan, ia pun mulai belajar membuat aplikasi untuk platform berbasis iOS itu.
Ketertarikannya itu akhirnya membuat ia belajar membangun aplikasi smartphone lewat Swift Playground, aplikasi belajar pemrograman intuitif yang diluncurkan Apple tahun 2016. Merasa belum cukup, Yuma kemudian belajar melalui kursus gratis iTunes U Swift coding course yang dibuat Stanford University.
Baca juga: 8 Nama Kota Unik di Berbagai Negara, Kota Hot Coffee?
Bakat Semakin Terasah
Foto: Instagram/yumasoerianto
Dari kursus tersebut, bakat Yuma semakin terasah. Tidak sampai satu tahun, pelajar Middle Park Primary School, Melbourne, Australia ini udah berhasil mengembangkan 5 aplikasi sekaligus. Kelimanya adalah Lets Stack!, Hunger Button, Kid Calculator, Weather Duck, dan Pocket Poke.
Aplikasi tersebut ia buat hanya dengan waktu kurang dari 14 jam.
"Kamu benar-benar menyelesaikan ini hanya dalam 14 jam? Luar biasa! Aku tidak sabar ingin segera melihat karya besarmu selanjutnya. Kamu hebat!", ujar Tim Cook kagum saat mendengarkan presentasi singkat Yuma.
Baca juga: Benarkah Jamu Tradisional Bisa Tangkal Covid-19?
Banyak orang yang menganggap Yuma terlalu muda untuk menjadi seorang App developer. Namun, Yuma sendiri tidak merasa coding sebagai beban. Ia justru tertarik mengembangkan aplikasi baru dan tertantang dalam kode-kode rumit di komputer.
Menurutnya, coding adalah hobi yang sudah menjadi passion. Kini total Yuma telah mengembangkan sembilan aplikasi.
250 Karakter tersisa