Foto: Ability Magazine
Schoolmedia News, China – Disabilitas fisik dapat menyerang siapa saja tak mengenal usia. Hal ini dapat terjadi sejak lahir atau pada saat pertumbuhan. Seseorang dengan disabilitas perlu belajar agar menjadi lebih siap dalam menjalani hidupnya. Oleh karena itu, orang tua juga perlu mengumpulkan banyak informasi mengenai disabilitas dan apa yang perlu diperhatikan dalam mendampingi dan mengajar anak dengan disabilitas.
Sama seperti anak-anak lain, anak-anak disabilitas juga memiliki kemampuan dan potensi diri yang luar biasa. Hal ini juga dibuktikan oleh seorang pria disabilitas asal China yang memiliki kemampuan membaut origami yang luar biasa. Origami, seni lipat yang berasal dari Jepang merupakan sebuah prakarya yang tidak mudah.
Membutuhkan ketekunan dan kemampuan untuk melipat kertas hingga menjadi berbagai bentuk yang indah. Menggunakan kedua tangan saja, origami tidak mudah dibuat. Namun, Gao Guangli mampu membuat origami menggunakan mulutnya, hanya dalam waktu 3 menit 34 detik. Dilansir dari In the Now, Jumat (19/2/2021) Guangli menderita cerebral palsy atau lumpuh otak.
Sehingga kedua tangan, kaki, dan area tubuhnya tidak berfungsi dengan baik. Untuk melakukan segala aktivitas, Guangli mengandalkan kekuatan mulutnya. Mulai dari mengetik, mengontrol kursi rodanya, hingga membuat origami. Berkat keunikan dan kemampuannya yang tidak biasa, Guangli berhasil memecahkan rekor dan mendapatkan piagam Guiness World Record. Bahkan, Guangli merupakan tulang punggung keluarga.
Baca juga: 4 Manfaat Memeluk Boneka atau Hewan Kesayangan untuk Kesehatan
Pendapatannya berasal dari menjual prakaryanya, yaitu origami yang dia buat menggunakan mulutnya. Dia menjual hasil karyanya secara online. Kini, berkat keunikan dan kemampuannya, Guangli terkenal di negaranya, China. Jangan salah, apa yang dilakukan Guangli bukannya tanpa risiko.
Bahkan, risikonya bisa mengganggu kesehatan. Pasalnya, dia mengaku lidahnya sudah kerap kali lecet. Karena digunakan untuk berbagai aktivitas, termasuk melipat kertas origami. Selain itu, dia juga mengaku kerap kali tidak sengaja menelan kertas saat membuat origami.
"Saya sudah tidak bisa menghitung berapa banyak kertas yang sudah saya telan. Saya juga sudah tidak bisa menghitung berapa banyak sariawan pada lidah saya," katanya.
Kini, Guangli bertekad untuk tidak berhenti di sini saja meski sudah sering diundang stasiun TV lokal. Dia ingin belajar untuk berbicara di depan umum dan membuka sebuah pabrik kecil yang menghasilkan.
Tinggalkan Komentar