Varian Baru COVID-19 B1525 Ditemukan di Batam

Foto: Unsplash

 

Schoolmedia News, Batam – Indonesia sudah mendeteksi varian baru COVID-19. Kemunculan ini terjadi di tengah vaksinasi COVID-19 dan wacana pembukaan sekolah tatap muka. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan timnya tengah menelusuri kemungkinan kemunculan varian baru virus corona penyebab Covid-19 di Indonesia.Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa varian baru COVID-19, yang terbaru muncul di Batam.

Virus Corona varian baru B1525 ditemukan di Batam. Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau menyebut, virus mutasi itu ditemukan dari pekerja migran Indonesia di Malaysia yang pulang ke Tanah Air. Kepala Dinas Kesehatan Kepri Bisri di Tanjungpinang, Kamis (15/4/2021) mengatakan, kasus Covid-19 yang bermutasi menjadi B1525 terungkap setelah dilakukan penelitian terhadap seorang pasien berstatus sebagai PMI di Malaysia yang kembali ke Tanah Air melalui Batam sekitar dua bulan lalu.

"Dari hasil penelitian, ternyata pasien tersebut terinfeksi BI525, namun tidak menyebar luas," ujarnya.

 

Baca jugaKemdikbud Buka Guru Penggerak Demi Dorong Ekosistem Pendidikan

 

PMI itu berangkat dari Malaysia menuju Batam dengan menggunakan feri. Berdasarkan hasil penelusuran, tidak ditemukan orang-orang yang kontak dengan pasien tersebut. Pasien tersebut bergejala ringan sehingga tidak dirawat. Pasien tersebut melakukan isolasi mandiri di rumah singgah di Batam sebelum kembali ke kampung halamannya. Bisri belum dapat memastikan apakah ada pasien lainnya di Kepri yang terinfeksi Covid-19 B1525 atau varian baru lainnya.

Hal itu disebabkan pengiriman sampel virus oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kota Batam, dan penelitian dilakukan secara berkala oleh Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes. Varian baru B1525 yang pertama kali ditemukan di Inggris dan Nigeria. Varian yang telah beredar di 40 negara ini diketahui membawa mutasi E484K yang dikhawatirkan bisa mengurangi efektivitas vaksin.

Komentar

250 Karakter tersisa