Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru. foto: sumselprov.go.id
SCHOOLMEDIA NEWS, Palembang - Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru mengatakan, organisasi Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) untuk mempererat hubungan negara rumpun Melayu.
"Hal ini karena anggota Dunia Melayu Dunia Islam negara - negara Islam yang serumpun," kata gubernur Sumsel yang juga Ketua Umum Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Indonesia di Palembang, Senin, 25 November 2019.
Baca juga: DPRD Jabar Temukan Pengerjaan Program Rutilahu Tak Tepat Sasaran
Oleh karena itu dalam pertemuan pada konvensyen DMDI di Jakarta lalu pihaknya mengajak para bupati dan wali kota di Sumsel hadir langsung.
"Saya sengaja hadir membawa serta para bupati dan wali kota se-Sumatera Selatan ikut hadir. Tujuannya tidak lain untuk menyatukan hubungan rumpun melayu Palembang dan Malaka,” jelas Herman Deru.
Dengan semakin eratnya hubungan tersebut maka keakraban akan semakin menyatu dan budaya juga ikut dikenal antarnegara.
Oleh karena itu pertemuan itu penting sehingga bupati dan wali kota perlu hadir dalam pertemuan yang diikuti puluhan negara anggota tersebut.
Pihaknya juga merasa bangga karena Indonesia mendapatkan kesempatan menjadi tuan rumah pada konvensi Dunia Melayu Dunia Islam ke 20 Tahun 2019.
“Kehadiran kita semua adalah kebersamaan, memberikan ide serta gagasan dan untuk lebih mengeratkan hubungan satu sama lain agar tujuan organisasi dapat tercapai” ujarnya
Baca juga: Pemkab Biak Keluarkan SKK Kejaksaan Penarikan Kendaraan Dinas
Gubernur berharap semua negara anggota DMDI untuk saling membantu antarsesama anggota, agar tercapai kekuatan ekonomi di negara-negara anggota.
Apalagi konvensi DMDI tersebut tujuannya antara lain untuk memberikan ide dan gagasan kepada umat Islam terutama rumpun melayu.
Sebelumnya Presiden DMDI Tan Sri HM Ali Rustam mengatakan, DMDI awalnya beranggota 10 negara sekarang sudah 23 negara. Tujuannya untuk menyatukan hubungan orang-orang Melayu Islam yang sudah berserak di seluruh dunia.
"Hal ini kerena ratusan tahun lalu orang melayu banyak yang merantau berada di Afrika Selatan, Suriname. Zaman dulu ke sana bersama orang Belanda, berangkat dari Indonesia dan Malaysia, istilahnya dulu jauh di mata jauh di hati, tapi sekarang melalui DMDI siraturahim dapat berlanjut," tambah dia.
250 Karakter tersisa