Aktivitas Perdagangan Ganggu Ekosistem Perairan Tanjungpinang

Aktivitas Perdagangan Gangu Ekosistem Perairan Tanjungpinang. foto: antaranews.com

SCHOOLMEDIA NEWS, Tanjungpinang - Aktivitas perdagangan maupun rumah tangga mengganggu ekosistem di sejumlah perairan di Kota Tanjungpinang, kata pengamat lingkungan, Fadhliyah Idris.

"Sampah-sampah plastik tidak hanya mengganggu keindahan laut, melainkan juga memberi pengaruh negatif pada ekosistem di laut," kata Fadhliyah dalam seminar bertema "Menyelamatkan Lingkungan Di Tengah Desakan Ekonomi" yang diselenggarakan Komunitas Bakti Bangsa di Tanjungpinang, Kamis, 28 November 2019.

 

Baca juga: Bakti Lingkungan Djarum Foundation Hijaukan Markas dan Asrama Kepolisian

 

Ia mengatakan sejumlah mahasiswa telah mengkaji pengaruh limbah di perairan terhadap ikan, karang maupun padang lamun. Hasil kajian mahasiswa terhadap ikan sembilang, contohnya, ditemukan mikro plastik pada lambung ikan yang suka dikonsumsi masyarakat.

Selain itu, pada sekitar karang juga ditemukan tumpukan sampah, yang potensial menyebabkan karang tersebut.

"Pada padang lamun juga ditemukan benda, yang dapat mengganggu pertumbuhannya," katanya.

Fadhliyah mengemukakan persoalan pencemaran di pemukiman padat di sejumlah pelantar di Tanjungpinang juga perlu mendapat perhatian serius. Tumpukan sampah itu menyebabkan ekosistem di perairan pelantar itu menjadi terganggu, bahkan mati.

 

Baca juga: Atasi Kemacetan, Pemkot Bogor Akan Lebarkan Jalan dan Jembatan Otista

 

Pembenahan tidak cukup dengan pembersihan sampah di pelantar yang sifatnya sporadis, melainkan harus terus-menerus diingatkan agar dilakukan pembersihan.

"Harus dimulai dengan mencintai lingkungan laut, kemudian merasa memilikinya sehingga tidak rela perairan menjadi kotor," katanya.

Direktur Air, Lingkungan dan Masyarakat (ALIM) Kherjuli, mengatakan, aktivitas perdagangan kerap menimbulkan permasalahan lingkungan. Di pesisir di Kepri, banyak sampah-sampah nonorganik, seperti botol plastik dan kantong plastik.

Pengelolaan sampah plastik juga masih belum maksimal sehingga menyisakan permasalahan.

"Semestinya pada seluruh produk yang kemasannya menggunakan plastik tertera label yang bertuliskan buanglah sampah pada tempatnya," katanya.

Komentar

250 Karakter tersisa