Cari

DKI Jakarta, Kota Jakarta Pusat

Asap Rokok Picu Pneumonia Pada Balita

Foto: Pixabay

 

Asap rokok yang melekat pada pakaian dan badan dapat memicu timbulnya penyakit pneumonia pada balita. Hal tersebut disampaikan praktisi kesehatan anak dr Achmad Rafli SPA.

"Pajanan secondhand smoke lebih membahayakan anak dari pada orang dewasa," ujar dr Achmad, Rabu, 19 Juni 2019.

Penelitian terbaru dari beberapa dokter anak, kata Achmad, menunjukkan bahwa balita dapat menjadi perokok pasif yang mengakibatkan sering kali mengalami batuk dan pilek berulang. Kondisi tersebut terjadi akibat terpapar racun rokok.

“Ini yang perlu kita edukasi untuk orang tua, bukan asap yang keluar dari mulut perokok yang berbahaya, tetapi asap rokok yang menempel di tubuh perokok itu yang sangat berbahaya,” ujar Achmad.

Menurut Achmad, pneumonia pada balita dan dewasa berbeda. Pada balita, kata Achmad menuturkan, konsepnya infeksi pada saluran nafas atas atau bawah akan berhubungan terlebih infeksi pada jalur alveoli dan bronceolus.

"Penyebabnya juga pada balita tersebut gizinya buruk dan penyakit jantung bawaan pada orang tuanya. Pneumonia merupakan infeksi paru-paru yang disebabkan bakteri, jamur dan virus," kata Achmad.

Atau, Achmad menjelaskan, sering disebut juga sebagai penyakit multifaktorial yang mengakibatkan sesak hingga kematian pada balita.

Gejala yang paling mudah ditemui pada balita yang terkena pnemonia ringan, kata Achmad, yakni sesak nafas atau ganguan dalam pengambilan oksigen dari paru-paru hingga demam.

Achmad menyarankan bila orang tua menemukan balitanya mengalami gejala pneumonia, jangan diberikan obat-obatan tradisional atau obat herbal.

Ketika anak mengalami gejala tersebut, Achmad melanjutkan, longgarkan pakaian anak agar dapat bernafas lega.

"Jangan berikan obat-obatan yang diminum melalui mulut, karena balita dapat tersedak," kata Achmad.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat penyakit pneumonia pada balita menduduki peringkat kedua sebagai penyakit menular setelah diare. Tahun 2018 tercatat 42.305 balita ditemukan dan ditangani dengan diagnosis pneumonia.

Prosentasenya sebesar 95,53 persen dari 44.285 balita yang diperkirakan sebagai penderita yang tersebar di enam kabupaten/kota.

Berita Regional Selanjutnya
ASEAN School Games 2019 di Semarang, Menpora: Wajar Indonesia Targetkan Juara
Berita Regional Sebelumnya
Tambah RTH, Pemkot Bangun 2 Taman Senilai Rp 5,5 Miliar

Berita Regional Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar