Muncul Varian Baru, FDA Ijinkan Vaksin COVID-19 Modifikasi Tak Lewati Uji Klinis Panjang

Foto: Unsplash

 

Schoolmedia News, Amerika Serikat – Pandemi virus Corona telah merenggut jutaan nyawa di seluruh dunia. Kini kekhawatiran bertambah dengan munculnya berbagai varian baru Corona. Terkait hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam rilisnya menjelaskan empat dari berbagai varian SARS-CoV-2 yang telah menyebar di seluruh dunia.

Varian baru virus Corona terus bermunculan di berbagai bagian negara di dunia, salah satunya di California, Amerika Serikat (AS). Menurut penelitian terbaru, varian tersebut lebih menular dan mungkin lebih resisten terhadap vaksin, sehingga membuat para ilmuwan khawatir. Varian baru Corona yang dikenal sebagai B 1427 atau B 1429 ini pertama kali muncul di California pada musim semi (Maret-Juni) lalu. 

Tetapi, varian tersebut tidak teridentifikasi lagi sampai kasus virus Corona kembali naik di sana. Akibat hal ini, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat menyatakan, uji klinis vaksin COVID-19 panjang untuk melihat pengaruhnya terhadap varian baru virus corona, mungkin tidak lagi diperlukan. Dilansir dari Live Science Kamis (25/2/2021), FDA mengatakan bahwa apabila virus corona bermutasi, maka peneliti harus memodifikasi vaksin COVID-19 yang ada.

 

Baca jugaApa Itu Pansos Menurut Psikologi dan Ciri-Cirinya?

 

Namun menurut mereka, uji klinis yang panjang dan ekstensif kemungkinan tidak lagi diperlukan untuk meneliti vaksin yang dimofidikasi. FDA mengatakan, vaksin baru bisa diuji dalam skala kecil, seperti yang dilakukan dalam pengembangan vaksin flu setiap tahunnya.

"Kami tahu negara ini sangat ingin kembali ke normal yang baru, dan kemunculan varian virus menimbulkan kekhawatiran baru tentang kinerja produk-produk ini," kata Janet Woodcock, pelaksana tugas komisioner FDA dalam sebuah pernyataan resminya.

Dua vaksin COVID-19 yang dipakai di AS yaitu buatan Pfizer dan Moderna dinyatakan masih efektif untuk varian virus yang ada saat ini. Meski begitu, dalam sebuah studi, efektivitas mereka menjadi lebih rendah saat berhadapan dengan varian virus dari Afrika Selatan yaitu B.1.351.

Menurut FDA, apabila virus berkembang menjadi lebih "moderat atau resistan penuh" untuk vaksin COVID-19 saat ini, maka dibutuhkan modifikasi untuk vaksin tersebut. Kedua vaksin tersebut menggunakan teknologi mRNA yang memungkinkan modifikasi dengan cepat.

Komentar

250 Karakter tersisa